"Entah mengapa rasanya begitu asing ketika dia tidak lagi menyapaku sebagai orang terdekatnya dulu."
-Nazira-
🍀🍀🍀
Nazira terdiam ketika murid yang harus ia bantu belajar adalah Devano, laki-laki yang ia tolak lamarannya, laki-laki yang telah ia patahkan hatinya. Nazira masih terdiam memikirkan apakah ia bisa bertemu dengan Devano dan bersikap seolah mereka tidak pernah mengenal satu sama lain.
"Nazira kamu tidak kembali ke kelas? Ini sudah bel." Bu Berta melambaikan tangannya kedepan wajah Nazira yang semula termenung.
"Astagfirullah maaf Bu, kalau begitu saya pamit, assalamualaikum." Nazira segera mencium tangan bu Berta dan bergegas keluar dari kantor.
"Waalaikumsalam."
Rasa gelisah terus Nazira rasakan, saat ini gadis itu sedang berada di kantin menunggu Devano yang tak kunjung datang, jujur Nazira takut bertemu dengan Devano, ia juga bingung harus bersikap bagaimana nantinya.
"Sorry gue telat, kita mau belajar apa hari ini." Devano yang tiba-tiba datang lantas membuat Nazira sedikit tersentak dari lamunannya.
Kedatangan Devano sama sekali jauh dari perkiraan Nazira yang mengira kedatangan Devano akan membuat suasana tidak nyaman, nyatanya Devano biasa-biasa saja saat berbicara bahkan bersikap seolah tidak ada yang terjadi diantara keduanya dulu.
"Emm kita akan belajar fisika, ini bu Berta udah ngasih jadwal belajarnya." Nazira menyodorkan kertas jadwal pelajaran.
"Oke." Jawab Devano singkat.
Nazira yang bingung mau memulai darimana dan terlihat salah tingkah malah membuat Devano tidak enak.
"Ra."
"Ya?"
"Anggep aja kita gak pernah kenal sebelumnya, anggep aja gue orang baru, anggep aja gue gak pernah punya rasa sama lo, kita mulai temenan dari awal, lo gak usah gak enak sama gue." Ucap Devano.
"I-iya Dev."
"Panggil gue Vano aja biar lo ngerasa gue bukan Deva yang pernah cinta sama lo."
"Iya Vano."
Jujur perkataan Devano barusan membuat Nazira sedikit sakit, bukan sakit karena Devano memintanya melupakan semuanya, melainkan sakit karena Devano sangat ingin mencoba menghapus semua rasa cintanya kepada dirinya, entah apa yang salah pada perasaan Nazira, padahal seharusnya ia bahagia ketika Devano melupakan rasa suka terhadap dirinya.
Dua jam berlalu, acara belajar sudah selesai, Devano membereskan semua bukunya begitu juga Nazira, Devano lalu bangkit hendak pulang.
"Gue pulang dulu, thanks ya udah ngajarin, oh ya, gue boleh minta nomor lo gak? Buat ngechat kalo mau belajar."
"Boleh." Nazira kemudian mengetik nomornya pada hp Devano.
"Thanks, gue balik dulu." Devano kemudian benar-benar pergi dari hadapan Nazira.
Jika dulu Devano akan membujuk Nazira untuk mau diantarkannya, sekarang tidak lagi, Devano benar-benar seperti orang asing, laki-laki itu tampak menjauhinya, kentara sekali cara laki-laki itu berperilaku, mungkin karena Devano tahu Nazira sudah mempunyai calon.
"Astagfirullah, aku ini kenapa sih, ngapain juga aku sedih mikirin dia." Gumam Nazira lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO YOUNG FATHER | Revisi
Randomnakal, biang onar, tukang bolos, dan kejam kepada semua orang yang mencari masalah padanya, itulah Devano Dirgantara. Seorang most wanted di sekolahnya dan juga Anggota geng warrior yang amat terkenal. Ia tidak pernah bahagia, sebab sumber kebahagia...