07. Makan Gratis!

101 32 30
                                    

Kalo ada typo, tandain 👌

Happy Reading!

[][][][]

Hari ini adalah hari Senin, hari dimana sekolah SMA Putra Bangsa melaksanakan upacara bendera.

Seperti biasa, Salsa, Flo, Bianca, dan Gabby sengaja terlambat agar mereka mendapat hukuman. Jangan lupakan  rambut mereka yang berganti warna setiap minggunya.

Jika di tanya apa mereka tidak bosan di hukum terus? Jawabannya tidak. Bagi mereka itu adalah hal yang menyenangkan, apalagi melihat raut wajah Buk Beti—selaku guru BK mereka—saat marah.

Bukan hanya mereka berempat saja yang sedang berdiri di depan peserta upacara, tapi ada juga rombongan Lio dan rombongan Alastair, kecuali Alan. Karena dia adalah ketua OSIS.

Malu dong sama jabatan. Hehe.

Mereka semua mulai menggoyangkan kaki kesana kemari. Terutama Nathael, Haryan, Fadil, dan Yudha. Mereka secara terang-terangan menggoyangkan kaki, bahkan badan 'pun ikut berlenggak-lenggok.

Satu kata yang menggambarkan mereka, CAPEK.

"Haduh, panas banget," ujar Gabby sembari mengusap pelipisnya yang  berkeringat.

"Hooh," sahut Flo, sebelah tangannya sibuk mengipasi area wajahnya yang mulai memerah. Wajar saja, diantara mereka berempat, Flo yang memiliki warna kulit lebih putih dan mudah sekali merah kalau terkena sinar matahari.

"Gak ada akhlak yang naro kita di tempat panas," Bianca ikut menyahuti.

"Heh! Anak gadis gak boleh ngomong kasar!" teriak Fadil tertahan.

"Bacot!" sahut Rey cepat.

"Sukurin," Bianca menjulurkan lidah ke arah Fadil, bermaksud mengejek.

"Apa lo?!" Fadil memelotot, sedangkan Bianca tidak peduli apalagi takut.

"Gak boleh marah-marah bang, ntar cepet tua." Yudha terkekeh.

"Heh, kalian yang di depan! Malah ngobrol!" teriak kepala sekolah yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Seluruh murid menatap ke arah mereka.

Astagfirullah!

Mereka semua terlonjak kaget, kemudian mengelus dada sembari menggumamkan kata sabar. Bahkan bukan hanya mereka, tetapi para guru ikut terkejut. Bayangkan, seberapa besar suara kepsek?

Jantung gue apa kabar?

Pengen ngehujat, tapi takut dosa.

Yaampun, ini namanya bukan otak yang traveling. Tapi jantung!

"Sudah di depan bukan karena prestasi, malah ngobrol!" Pak kepsek geleng-geleng kepala.

"Oh... berarti kalau prestasi, boleh jungkir balik dong." celetuk Ael. Mereka semua tertawa, membuat  kepala sekolah kembali geram.

"Diam kamu!"

"Sensian, ih!"

"Lagi PMS kali," Haryan terkikik geli yang langsung mendapat geplakan dari arah belakang. Ternyata Alan pelakunya.

Princess of SkornickiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang