40. Iri? Bilang, Boss!

34 3 10
                                    

HAII, APA KABAR?

ADA CERITA APA HARI INI?
KALO MAU CURHAT JUGA BOLEH <3

KOMEN 🖤 DONG, XIXI.

HARAPAN KALIAN DI TAHUN 2022?

SEMBARI NUNGGU CERITA INI UPDATE, BOLEHLAH MAMPIR KE CERITAKU YANG LAIN. SIAPA TAU KECANTOL KAYA JEMURAN, TAPI JANGAN AJA DI GANTUNGIN KAYA PERASAAN 😝

KALO ADA TYPO, TANDAIN 👌

HAPPY READING!

⛳⛳⛳

"BISA BANGET, LO, YA, NINGGALIN GUE!" teriak Lio tak terima, raut wajahnya dibuat garang, bahkan kedua tangannya bersedekap dada. Tapi semua itu tak berlangsung lama, karena Guntur langsung menoyor kepalanya. Seketika tawa Salsa pecah.

"Ngga usah teriak-teriak, ogeb!" Lio meringis sembari  mengusap kepalanya yang terasa panas, Guntur tidak main-main. Sangat pas dengan namanya.

"Kok jadi lo yang sensi?!" tanya Lio sedikit ngegas.

"Karena lo berisik!" sahut Guntur tak kalah ngegas.

Garken hanya geleng-geleng kepala, sudah biasa melihat perdebatan kedua Adiknya itu. Garken menarik tangan Salsa, mendudukkannya di pinggiran kasur—karena saat ini mereka berada di kamar Salsa.

Tawa Salsa seketika terhenti, saat Lio menyumpal mulutnya mengunakan sepotong roti. Baik Garken maupun Guntur terkejut melihat aksinya itu. Sekarang, tawa Lio yang pecah.

Salsa cemberut, mulutnya dengan rakus mengunyah roti itu. "Mangkanya... jan sekate-kate, lo, sama gue," ledek Lio.

Dua tangan menyodorkan minum secara bersamaan di hadapan Salsa juga Lio, melihat itu Salsa tersenyum senang, walaupun mulutnya masih penuh. Berbanding terbalik dengan Lio yang memutar bola mata malas.

"Cih! Udah kaya di novel-novel aja,"

Guntur menggeplak kepala Lio dengan sebelah tangan yang tidak memegang gelas, "Iri? Bilang, Bos!"

Lagi-lagi Lio meringis, sebenarnya salah apa kepalanya? Sepertinya Guntur sangat suka memukul ataupun menoyor kepalanya. Menyebalkan.

Lio mengusap kepalanya, "Nge-fans lo, sama kepala gue? Megang mulu,"

Guntur menatap Lio jijik, "Dih! Najis! Ngimpi, lo!"

"Sekarang najis, besok ketagihan." ledek Lio, matanya mengerling nakal. Guntur bergidik ngeri, sepertinya cowok yang usianya lebih muda satu tahun darinya itu sudah tidak waras.

Guntur tidak membalas, dia lebih memilih duduk di samping Salsa. Seakan teringat sesuatu, kedua matanya membola, menatap Salsa dan gelas yang ada di genggamannya secara bergantian.

"Tuh, kan, gara-gara lo! Salsa udah selesai minum," pekik Guntur tak terima, sontak saja Salsa maupun Lio tertawa terbahak-bahak. Garken menghela nafas lelah, menurutnya Garken itu terlalu berlebihan.

"Udah selesai makan juga, malah, Bang." sahut Salsa setelah tawanya reda.

"Kurang gercep, lo. Nih pasti kalo deketin cewek juga gagal mulu, kalah cepet sama gas." ledek Lio.

Princess of SkornickiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang