Kalo ada typo, tandain👌
Gimana lebarannya kemarin? Semoga seru yaa. Kemarin aku gak update karena mau habisin waktu bareng keluarga, wkwk.
Tetap jaga kesehatan dan patuhi protokol kesehatan, oke?
Happy Reading!
∆∆∆
Keesokan harinya...
Suasana asri berpadu kesejukan kala pagi menyambut kedatangan Salsa, gadis itu memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya sembari menghirup udara segar. Jarang sekali ia merasakan hal seperti ini. Salsa tentu saja tidak sendiri, karena ia bersama dengan keeenam belas orang lainnya.
Saat ini mereka berada di kebun teh Rancabali yang ada di Bandung, ternyata Niko tidak berbohong dengan ucapannya semalam. Lelaki itu menepati janjinya. Kebun teh ini terletak di pinggir jalan, sehingga memudahkan mereka. Selain itu juga karena Vila keluarga Niko tidak jauh dari sini, tapi walaupun begitu mereka tetap menggunakan mobil sebagai alat transportasi. Karena Niko tidak mau kalau mereka kelelahan, lebih tepatnya itu ditujukan untuk Salsa. Lelaki itu sangat menyayangi Salsa, ia sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri.
"Ayo,"
Karena Niko sudah pernah datang ke tempat ini, mereka memutuskan agar lelaki itu yang memimpin jalan, sedangkan mereka semua mengikuti dari belakang. Karena jalan yang tidak bisa dilalui banyak orang, mereka berjalan santai dengan posisi seperti sedang berbaris.
Posisi mereka dari depan-belakang:
Niko, Akbar, Rama, Lio, Flo, Bianca, Yudha, Ael, Gabby, Salsa, Alastair, Geri, Alan, Fadil, Haryan, Genta, dan juga Rey."Disaat orang-orang pada Ujian Nasional, kita malah refresing." celetuk Ael, cowok itu ada dibarisan tengah. Alasannya tidak mau dibelakang karena ia takut tertinggal dan sulit untuk berkomunikasi.
"Biar bisa berpikir pas ulangan kenaikan kelas nanti," sahut Yudha.
Gabby berdecih, "Cih! Emang lo punya otak buat berpikir?"
Mendengar itu sontak Yudha membalikkan tubuhnya, sehingga mereka berhenti berjalan, "Ngehina gue lo?"
"Emang kenyataan kali!" ujar Gabby nyolot, berkacak pinggang dengan mata melotot.
"Sembarangan! Belum tau aja kalo gue ini dapat peringkat empat belas dari tiga puluh empat siswa!" sahutnya sombong sembari membusungkan dada.
"Dari bawah tapi," mereka tertawa terbahak-bahak, sedangkan Yudha sudah melayangkan tamparan dipipi Ael. Bisa-bisanya lelaki itu memberitahu kebenarannya.
"See? Temen lo sendiri yang bilang." Gabby tersenyum miring sembari bersedekap dada. Salsa cekikikan melihat tingkah sahabatnya itu, memang julukan 'mulut cabe' sangat cocok untuk Gabby.
Kalau ngomong suka nyelekit!
"Lo! Dasar barbie jadi-jadian!" lelaki itu mengacungkan jari telunjuknya kesal, kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda. Karena sejak tadi temannya yang ada di barisan depan maupun belakang menggerutu kesal akibat ulahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Skornicki
Novela Juvenil[DON'T COPY MY STORY] ❗WARNING❗ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan serta adegan yang tidak patut ditiru. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh ataupun yang lainnya. Itu bukanlah hal yang disengaja. Cerita ini murni dari pemikiran saya. Bahkan...