22. Sepeda

51 11 15
                                    

Heii, apa kabar?

Kalian tertarik baca suatu cerita karena apanya?

Judul

Sinopsis

Banyaknya pembaca/views

Banyaknya vote

Saran seseorang

Atau lainnya?

ME: banyaknya pembaca wkwk. Karena aku kepo kenapa orang² pada baca cerita itu, tapi views dikit bukan berarti ceritanya jelek atau gak menarik yaa. Waktu itu aku pernah baca cerita yang viewsnya dikit, tapi sinopsisnya bikin aku penasaran. Jadi aku baca, dan ternyata cerita sama penulisannya itu bagus + rapi, tentang detektif gitu (lupa judulnya apa). Yah mungkin karena gak banyak yg minat sama cerita begituan, makanya sedikit. Sayang banget sih, padahal ceritanya seru. Aku belum sempet baca endingnya (karna waktu itu on going dan akun ini gak bisa dibuka karna lupa pw), eh terakhir aku liat udah berbayar, jadi yaa move on aja wkwk. Bikin kepo deh :((

Kalo ada typo, tandain👌

Happy Reading!

∆∆∆

Keesokan harinya...

Mata Salsa berbinar melihat benda yang ada di hadapannya, saat ini ia dan Lio berada di halaman depan rumah mereka. Gadis itu segera mendekat, ternyata ini bukan mimpi.

"AAA... akhirnya keinginan gue," Salsa memeluk sepeda barunya. Masih ingat percakapan Salsa dan Lio beberapa saat lalu? Dimana Salsa ingin mempunyai sepeda seperti orang yang dilihatnya dijalan waktu itu, dan hari ini Papanya mewujudkan keinginannya. Lio berjalan menghampiri, lalu mengelus lembut puncak kepala Salsa.

"Seneng?" Salsa menoleh dan mengangguk antusias, sejak tadi senyumnya tidak pernah luntur. Salsa menghambur ke pelukan Abangnya. Lio membalas pelukannya.

"Makasih..."

Tangannya terulur mengelus punggung Salsa, "Kan Papa yang beliin,"

"Tapi pasti lo yang bilang," Lio terkekeh mendengarnya.

Salsa mengurai pelukannya, "Nanti sore keliling komplek pake sepeda yuk," ajaknya memohon, berharap Lio menyetujuinya.

"Kalo bisa sekarang kenapa harus nanti?" Lio menaik turunkan kedua alisnya. Salsa tersenyum senang.

"Gue siap-siap dulu," tanpa mendengar balasan Lio, Salsa segera berlari masuk kedalam rumah. Lio hanya menggelengkan kepala melihat tingkah adiknya. Tak lama Lio ikut masuk dan bersiap-siap.

Salsa menuruni setiap anak tangga dengan terburu-buru, ia sudah tidak sabar untuk mengayuh sepeda. Melihat itu kedua orang tuanya meringis, takut kalau anaknya itu akan jatuh.

"Sayang, pelan-pelan nanti jatuh."

"Iya, Ma." Salsa menghampiri kedua orang tuanya yang saat ini tengah menonton di ruang keluarga.

Princess of SkornickiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang