Kalo ada typo, tandain 👌
Happy Reading!
[][][][]
Langit pagi dihari ini terlihat cerah, matahari mulai menampakkan sinarnya di permukaan. Hari ini merupakan hari pertama Salsa masuk sekolah, lebih tepatnya hari pertama setelah kegiatan MOS kemarin. Gadis dengan rambut panjang yang digerai itu menatap gerbang malas, pasalnya hari ini ia dan abangnya telat. Sebenarnya ia tak masalah mau telat atau tidak, tapi ini baru hari pertama ia masuk sekolah. Seharusnya kan pencitraan dulu di awal, pikirnya.
"Pak satpam, buka pintunya dong!" teriak Lio dari dalam mobil yang kacanya terbuka. Terlihat pintu gerbang yang terbuka sedikit, menampakkan kepala pak satpam.
"Gak bisa den, nanti Bapak diomelin sama Buk Beti."
"Yaelah Pak! Bapak gak kasian apa liat Salsa gak belajar? Terus nanti gimana kalo Salsa jadi goblok? Terus gak dapet pasangan deh! Terus juga gimana nanti anak-anak Salsa kalo malu pu—" belum sempat Salsa menyelesaikan ucapannya, Pak satpam segera membukakan gerbang supaya mobil Lio bisa masuk.
"Ih, Bapak baik banget deh!" ucapnya cengengesan. Segera Lio menjalankan mobilnya memasuki pekarangan sekolah.
"Nanti kalo kena marah Bu Beti kalian tanggung sendiri ya!" teriak Pak satpam.
Setelah memarkirkan kendaraannya, mereka segera keluar dari mobil. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Buk Beti sang guru BK terlihat berkacak pinggang menatap kedua murid yang terlambat, siapa lagi kalau bukan Salsa dan Lio.
"Elah, cepet banget si betis dateng," Lio memutar kedua bola mata sembari menggerutu, sedangkan adiknya malah tersenyum kearah Buk Beti.
"Halo Buk, selamat pagi. Apa kabar?" sapa Salsa ramah, tak lupa dengan senyuman manis yang ia perlihatkan.
"Kalian ini ya! Sudah tau datang terlambat, pake acara nerobos gerbang! Harusnya kalian masuk setelah saya menghampiri ke gerbang! Bukan malah nyelonong kaya anak ayam!" suara toa Buk Beti menggelegar, langsung saja Salsa dan Lio menutup telinga mereka.
"Kami gak nyelonong Buk, tadi juga Pak satpam kok yang bukain gerbang." Lio membuka suara.
"Eh, kok ibu tau kalo kami anak ayam?!" tanya Salsa pura-pura kaget. Jangan lupakan raut wajahnya yang tampolable. Pasalnya ada yang manggil dia anak ayam. Ada yang masih ingat? Yap, siapa lagi kalau bukan Alan, sang ketua OSIS yang menurut Salsa cowok menyebalkan.
"Diam kamu!" perintah Buk Beti sembari menunjuk Salsa.
Salsa menggerutu.
Buk Beti beralih menatap Lio, "Dan kamu Lio, sudah gak kehitung berapa kali kamu masuk BK! Gak bosen apa, hah?!"
"Gak pernah dan gak akan pernah bosen Buk," jawabnya enteng. Buk Beti menggeram marah, bisa-bisanya mereka melanggar peraturan dan tidak merasa bersalah.
Saat Buk Beti akan kembali bersuara langsung di sela Salsa, "Jadi Buk, hukuman untuk kami apa? Apa jangan-jangan kami gak dapet hukuman?" tanyanya karena sudah jengah mendengar amarah guru di depannya. Tak lupa dengan jari-jarinya yang memilin rambut.
"Kamu! Masih kelas sepuluh aja udah ketemu saya! Apalagi nanti!" ujarnya geram, ditambah dia baru sadar kalau gadis di depannya ini mewarnai rambut tidak sesuai peraturan sekolah—yang melarang muridnya mewarnai rambut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Skornicki
Novela Juvenil[DON'T COPY MY STORY] ❗WARNING❗ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan serta adegan yang tidak patut ditiru. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh ataupun yang lainnya. Itu bukanlah hal yang disengaja. Cerita ini murni dari pemikiran saya. Bahkan...