Kalo ada typo, tandain👌
Happy Reading!
🔻
🔻
🔻Sembari berjalan, Garken menjelaskan tempat-tempat yang ada di rumah keluarga Mahardika. Mulai dari rumah para pelayan yang letaknya bersebelahan dengan rumah utama, taman bunga, serta tempat dimana yang biasa Garken singgahi untuk menenangkan pikirannya.
Garken membawa Salsa duduk di kursi taman, mereka menatap ke depan, dimana banyak bunga bermekaran, terutama bunga mawar. Sepertinya Adel sangat menyukai bunga mawar, pikir Salsa.
"Nah, biasanya kalo sore Bunda duduk di sini, sambil nunggu Ayah pulang."
"Kok Salsa gak tahu?" tanya Salsa heran.
"Kan sekarang kamu di sini, jadi Bunda lebih milih bareng kamu." terang Garken, sebelah tangannya terulur mengacak gemas rambut Adik perempuannya.
"Nama kamu siapa?" tanya Garken kepada Santi, yang ia tahu perempuan itu pelayan pribadi Salsa.
"Santi, tuan." jelasnya gugup, karena ditatap terlalu lama. Garken mengangguk paham.
"Ambil minum sama cemilan, bawa kesini." perintahnya tanpa basa-basi, Santi mengangguk patuh, setelah berpamitan perempuan itu melenggang pergi.
Salsa memukul lengan Garken sedikit kuat, Garken yang mendapat perlakuan itu meringis. Kedua alisnya saling bertautan.
"Kenapa Abang nyuruh Santi?" tanya Salsa tak terima, Salsa hanya tidak tega melihat perempuan itu terus bekerja, niatnya mengajak keluar agar perempuan itu sedikit bebas dari pekerjaannya.
"Loh? Memang kenapa? Dia di gaji buat kerja, wajar dong."
"Ish! Tapi 'kan kasian, dia dari tadi kerja mulu."
"Wajar dong, lagian dia juga butuh uang 'kan?"
"Udah ah, ngomong sama orang kaya bikin kesel!"
Apa hubungannya?
Salsa membuang muka, menatap ke sekeliling asalkan bukan ke arah Garken. Garken yang melihat itu semakin bingung, apa ada yang salah dari ucapannya?
"Yaudah, Abang minta maaf kalo gitu." ujar Garken mengalah, ia tidak mau berdebat dengan Salsa, apalagi kalau sampai tidak bertegur sapa.
Salsa tidak menjawab, kedua tangannya menyilang di depan dada dengan muka cemberut. Garken yang melihat itu terkekeh sembari mengacak gemas rambut Salsa, yang langsung di tepis dengan kasar oleh Salsa.
"Jangan marah dong, Princess. Nanti Abang kasih hadiah deh." pancing Garken, tangannya membawa gadis itu ke dalam rengkuhannya.
Bertepatan dengan itu, Santi datang dengan tangan membawa nampan yang berisi dua gelas jus mangga dan piring yang berisi kue. Santi meletakkan nampan itu di atas meja.
"Kasih Santi hadiah aja." usul Salsa dengan antusias, sedangkan Santi yang memang tidak mengetahui maksud dari Nona-nya, hanya memasang raut bingung.
"Kok jadi dia?" tanya Garken tak terima.
"Kan Abang udah nyuruh dia, dia juga udah ambilin apa yang Abang mau."
![](https://img.wattpad.com/cover/273622119-288-k326037.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of Skornicki
Подростковая литература[DON'T COPY MY STORY] ❗WARNING❗ Terdapat kata-kata kasar dan umpatan serta adegan yang tidak patut ditiru. Mohon maaf apabila ada kesamaan nama tokoh ataupun yang lainnya. Itu bukanlah hal yang disengaja. Cerita ini murni dari pemikiran saya. Bahkan...