Jilid 5

1.3K 377 34
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Makasih banyak 500 folowersnya huhuㅠㅠ








     Nakyung mengerutkan dahinya begitu melihat Yoshi keluar dari ruang administrasi fakultasnya. Dengan langkah cepat dia menyusul Yoshi yang juga berjalan cepat menuruni tangga menuju lantai dasar.

"Kavin!" panggilnya begitu tiba diujung tangga.

Yoshi yang akan melangkah menuju kelasnya berhenti lalu menoleh kebelakang setengah terbelalak.

"Nara? Ngapain?" tanyanya sembari mendekat kearah Nakyung.

"Lah biasanya juga aku kesini sebelum kelas. Kenapa si?" tanya Nakyung curiga.

Yoshi menghela nafasnya, "Ngga apa-apa cuman tumben ga chat dulu." jawabnya.

"Oh itu males aja hehe. Kamu ngapain dari ruang administrasi?" tanya Nakyung.

"Ah itu ngurusin berkas buat KKN nanti." jawab Yoshi.

"Lah bukannya udah beres? Tinggal ke lokasi survei sama minta izin kan?" tanya Nakyung kebingungan.

Karena baru kemarin mereka membahas soal KKN bersama anak prodi lain yang satu kelompok bersama mereka.

"Ada yang kurang jadinya aku kesana buat urus." jawab Yoshi terkekeh.

Nakyung mengangguk, "Mau dianter ga ke kelasnya?" tawar Yoshi sembari mengacak rambut Nakyung yang di cat berwarna coklat gelap.

"Boleh. Tapi mampir beli minum dulu." jawab Nakyung dengan pipi bersemu, malu karena jadi perhatian beberapa orang yang lewat.


❖❖❖

"Ya lo maunya gimana?" sentak Ryujin. Jihoon disebelahnya menarik paksa Ryujin untuk kembali duduk.

Mereka tengah berdiskusi bersama beberapa orang dari prodi lain untuk membicarakan KKN. Sebagian besar yang masuk kelompoknya adalah krnalan Jihoon, Ryujin mana kenal apalagi dekat. Jadinya dia emosi begitu salah satu perempuan terus mendebat pendapatnya mengenai lokasi KKN.

"Udah si ketuanya juga Ersya. Dia yang tentuin. Gue mah ngikut aja." ujar Sunwoo dari Prodi Teknik Sipil.

"Ya gue ga mau ke pelosok aja ntar ga ada sinyal lagi." kata perempuan yang tadi ngotot tidak mau KKN di kampung halaman Hanbin, atau tempat tinggal aki dan nini Jihoon.

"Lo fikir deh, kalau kita disana tinggal bisa di rumah akinya si Ersya, terus keamanan juga kejamin karena disana udah pada tau Ersya." kata Shotaro yang dari tadi anteng.

Nancy mendengus, "Yaudah kalau gitu." jawabnya.

Jihoon menghela nafasnya, "Gue ga yakin ni kelompok kompak. Baru diskusi tempat aja udah debat kusir." dengus Jihoon.

[iv] The Narendra | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang