Jilid 23

1.2K 298 95
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










     Keluarga Narendra udah kumpul di depan ruang ICU. Bahkan Jenni juga ada bareng Oma dan Opa.

"Ca.." lirih Hyunsuk yang mukanya udah ga karuan disebelah Hanbin.

"Eca pasti kuat bang." bisik Hanbin nguatin dirinya dan sang anak.

Jihoon butuh penanganan serius karena kepalanya kena benturan dan ngeluarin darah terus. Sementara Alana lukanya ga terlalu parah karena pas kejadian badannya dilindungin Jihoon. Jadi pas mereka ke banting sampe 3 meter yang mendarat duluat badan Jihoon, tepatnya kepala disusul bagian dada karena tubuh Alana yang sempet kelepas dari pelukannya.

Itu kata saksi mata karena Ryujin ga sadarin diri sampe sekarang.

"Adek gimana?" tanya Jenni lirih.

Hanbin merengkuh Jenni yang duduk di samping kanannya, "Adek lukanya ga terlalu parah tapi tetep harus ada penanganan ekstra." jawab Hanbin.

Selang 5 menit, pintu ICU kebuka dan ada Alana yang masih belum sadar di atas ranjang yang di dorong keluar sama beberapa perawat.

"Adekkk." pekik semuanya mengerubungi ranjang Alana.

"Mohon jangan mengahalangi jalan dulu ya Pak, Bu. Alana harus segera di pindakan ke ruang rawat. Bisa satu orang ikut saya untuk penjelasan keadaan Alana?" pinta sang dokter.

"Saya aja dok." kata Jenni ngajuin diri.

"Baik, mari Bu bisa ikut ke ruangan saya." kata dokter, "Dok biar saya temenin anak saya." pinta Opa, dokter cuman senyum terus ngangguk.

"Kalau begitu mari Bapak dan Ibu ikut saya, dan untuk Alana belum boleh dikunjungi ya. Masih ada pemeriksaan lanjutan nanti bersama dokter spesialis di ruang rawatnya." jelas sang dokter.

Abis itu ranjang Alana kembali di dorong menuju ruang rawat ga ada yang ikut karena Jihoon belum selesai pemeriksaan.

"ECA!" teriak seseorang di ujung lorong.

"ALETA!" panggil Jakson di belakang Ryujin sambil lari nyusul Ryujin yang lari kecil menuju ruang ICU.

Grep

"Udah Let udah, Eca pasti gapapa." kata Junkyu yang narik Ryujin ke pelukannya begitu sampai di depan pintu ICU. Tubuh mereka meluruh sampai terduduk di lantai.

"RI ECA RI DIAーBERDARAH RI BANYAK RI ECA GIMANA?" teriak Ryujin frustasi masih dengan airmata berlinang. Cielah bahasanya.

Junkyu jadi ikutan nangis lagi sebisa mungkin dia nahan Ryujin yang berontak minta masuk ke ruang ICU.

"ALETA!" sentak Jackson yang dari tadi liatin anak gadisnya histeris dari semenjak siuman.

Junkyu lepasan Ryujin yang natap Jackson dengan mata merah dan sedih, "Dengerin Papa sayang. Eca pasti kuat kalau kamu histeris gini kasian Eca sayang. Percayain sama dokter ya, tenang ya sayang." bisik Jackson sambil elusin punggung Ryujin.

[iv] The Narendra | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang