Episode 6

453 77 12
                                    

"O-owh? ehm kenalin gw Kim Dahyun panggil aja Dahyun, Hyun, atau gak D-dubu hehe"

"Argh! Kenapa itu terus menerus yang berputar di kepala ku eoh? Aku baru saja berkenalan denganya semalam tapi kenapa kata Dubu saja sudah menganggu ku semalaman penuh" ujar Sana frustasi dengan apa yang terjadi pada dirinya. Di dalam hatinya pun ia terus menerus bertanya siapa sosok Kim Dahyun sampai sampai menganggu pikirannya.

Di tambah lagi dengan angin sepoy sepoy menerpa kulit wajahnya hingga rambut yang terurainya pun berkibas lembut oleh angin.

Suasana seperti itu cukup membuatnya semakin mendalami yang berada di pikiran dan dalam hatinya.

Sana sekarang sedang berada di rooftop sekolahnya. Sehabis mata pelajaran olahraga selesai ia langsung pergi menuju tempat yang biasanya ia kunjungi jika sedang bosan. Hitung hitung menghilangkan rasa bosannya dengan melihat pemandangan di sekitar sekolahnya yang cukup indah di tambah lagi angin yang cukup lumayan kencang.

Saat Sana sedang melamun karna pikirannya yang bergitu berkecamuk tiba tiba saja ia Samar samar melihat kembali waktu di masa ia kecil bersama anak kecil lainnya dengan wajahnya yang tak terlihat karna blur hanya terlihat mata monolid miliknya saja.

Sana sudah 2 sampai 3 kali melihat di mana waktu ia masih kecil dengan anak kecil lainnya yang memiliki kulit seputih tahu di tambah mata monolid miliknya yang selalu memanggilnya dengan sebutan Shai shai walau samar samar yang ia lihat.

"Shai shai"

Terdengar di telinga Sana jika anak kecil yang ia lihat kembali memanggilnya dengan sebutan Shai shai. Sana sadar jika itu adalah panggilan ia saat masa kecil dulu. Tapi ia hanya tak tau wajah dari anak kecil yang memanggil panggilannya itu.

Sana tampak fokus dengan penglihatannya sebelum semuanya kembali menghilang seperti biasanya.

"Dubu-yah"

"Aku janji tidak akan melupakan mu dan meninggalkan mu selamanya"

"Kau janji?"

"Ne aku janji"

"janji" ucap ku bersamaan denganya.

"San? Sana?!" Momo pun menyadarkan Sana yang terlihat melamun sambil menunjukan sebuah roti coklat yang baru saja ia beli di kantin tepat di depan wajah Sana.

"Yak! Kamjjakgiya!" Karna terkejut Sana reflek memukul tangan Momo sehingga roti yang Momo pegang terjatuh ke bawah. Ya iyalah ke bawah masa ke atas.

Roti itu pun tak sengaja mengenai kepala siswa yang berada tepat di bawah mereka.

Buk!

"Duh! Apaan tuh?" Ujar siswa itu sambil melihat benda apa yang jatuh mengenai kepalanya.

"Owh roti?" Siswa itu pun langsung menengok ke arah atas.

"Buat gw yak? Makasih ya!"  ujar siswa itu lalu pergi begitu saja.

"Eoh? Yak! I-itu bukan buat lu! Eh? Wait! Itu bukan buat lu! Itu buat Sana woy!" Teriak Momo. Tapi usaha Momo meneriaki siswa itu hanya sia sia saja siswa itu saja sudah entah menghilang kemana.

"Sudahlah Mo tak apa" ujar Sana memberhentikan Momo.

"Tapikan itu roti buat lu San" Ujar Momo yang tak rela roti yang ia beli malah buat siswa lain padahal niat di awal rotinya buat Sana.

"udah tak apa lah gw juga yang gak sengaja mukul tangan lu jadi rotinya jatuh" ujar Sana yang langsung meminum minuman milik Momo yang langsung ia rebut dari tangan pemiliknya langsung.

Who are you? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang