1 - Awal Pertama

2.1K 195 444
                                    

Alan : "Lakukan apa yang buat kalian bahagia selagi bisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alan : "Lakukan apa yang buat kalian bahagia selagi bisa."

"Tidak masalah siapa kamu atau seperti apa kamu, selama seseorang mencintaimu dengan tulus." - Roald Dahl

" Melodi yang didengar itu memang manis, tapi yang tidak terdengar jauh lebih manis." - John Keats

Thursday.

Tiga baris cowok tampan sedang berjalan santai melewati koridor yang sunyi karena hanya kelas mereka lah yang mendapat jadwal jam pertama olahraga.

"Mau main apa kita?" Tanya salah satu idola kelas, Arka Bayu Pamungkas. Berbadan tinggi dan selalu berpenampilan simple namun untuk harga setiap aksesoris yang di kenakan-tergolong fantastis.

Lelaki bername tag Akalanka Alister Bramantio berjalan sayu lalu mendudukan bokong nya di tepi tiang bendera. Cowok berkulit putih, berwajah datar dengan ekspresi andalan super dingin itu bisa di hitung berapa kali dia tersenyum, bola mata coklat terang selalu menatap tak peduli dengan keadaan sekitar, lirikan tajam bola matanya selalu mampu membuat siapa saja yang bertatap dengan dirinya terdiam kaku. Dari teman-teman nya, ketampanan dia berbeda—memiliki kharisma tersendiri.

"Volly aja, gimana?" Ucapnya.

Arka mengangguk pelan, "Setuju, Lo gimana Den?" Tanya Arka kepada sohib satu nya itu, Denta Leonard Adibrata. Dia, lelaki berparas tampan dengan sifat receh nya. Postur tinggi tak berotot tidak di permasalahkan oleh para fans nya. Karena terbayar sudah dengan senyum manis seorang Denta.

Cowok yang sedang sibuk membersihkan kuku antik nya itu menoleh dengan sedikit menyipitkan mata nya karena bertatap langsung dengan mentari pagi.

"Terserah, gue gak mood ni pagi." Dia kembali fokus pada kukunya.

"Eh Den, gue bosen liat muka lo yang kusut mulu auranya." Candaan Arka berhasil menarik perhatian Denta. Alhasil raut wajah cowok itu berubah sedikit memerah emosi.

"Kita ambil net sama bola volly,"

"Keburu pasukan cewek lembek kelas kita penuhin ni lapangan." Sambung Alan.

Mereka berdua beranjak mengikuti langkah Alan, membuka kotak penyimpanan alat olahraga dengan kunci yang sudah di berikan oleh Pak Prima sebelumnya.

"Bawa semua bola, gue males kalo gabungan olahraga nya sama, kalian tau sendiri kan, cewek kelas kita mana ada yang jago volly," Denta mengatakannya dengan begitu yakin.

Alan bergerak menentang, "Lo pikir adek gue apa?!"

Denta nyengir, berharap emosi Alan mereda. Bentakan Alan memang bisa sekejap menyiutkan nyali.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang