6 - Masih Sama

550 132 113
                                    

"Bagaimana caramu menyapa pagi hari itu seperti bumerang. Hal itu akan selalu kembali padamu." - Stan Jacobs

.

.

.

Seperti kesepakatan mereka berdua kemarin, Kini Mita sudah berada di rumah Zanna sedari subuh.

Pagi ini masih jam 6 kurang, mereka berdua tengah berada di kamar Zanna dengan merubah suasana kamar menjadi menyerupai sebuah bioskop.

Mereka sedang menonton drakor terbaru bulan ini, semua nampak seru dengan berbagai cemilan di atas kasur.

"Kita jadinya tetap jam tujuh kan Mit? Takutnya kalo kepagian kasian Cia pasti belum bangun."

Mita mengangguk setuju sambil terus memasukan snack taro kedalam mulutnya.

Tok...tok...tok

Ketukan pintu terdengar, Terlihat Bi Ema yang membawakan dua mangkuk mie instant dengan segelas air putih hangat.

"Lah bibi mah jangan repot-repot," Ucap Mita sedikit kurang enak.

"Udah gapapa Mit, Bi Ema emang gitu. Saking terlalu baiknya pokonya best." Ucap Zanna yang sudah terbiasa dengan perhatian wanita itu.

"Bibi teh gak sama sekali merasa di repotkan, cuma kepikiran aja nanti kalo lari-larian tanpa sarapan dulu takutnya bisa-bisa teh sakit perut atuh neng."

Mereka berdua tersenyum kikuk lalu mendekatkan mangkuk tersebut.

"Bibi mau turun ke bawah dulu ya."

Pintu tertutup kembali, mereka memakan mie tersebut dengan tenang, satu jam durasi drakor itu telah habis bersamaan dengan habisnya dua mangkuk mie itu.

"Ahh kenyangnyaa..." Mita menyandarkan badan pada tepi ranjang sambil memegang perut buncitnya.

"Ayok turun, kita ke dapur bentar. Ambil dua botol aqua dingin di kulkas." Mita mengangguk menurut.

"Oya, gimana sama buah nya?"

"Aman, gue udah beli semalem," Zanna mengeluarkan sepaket buah segar dari kulkasnya.

Setelah berpamitan mereka memulai aktivitas jooging nya. Cuaca masih terasa dingin, langit pun masih sedikit gelap.

"Kayaknya jangan buah doang deh, masa iya si Cia sarapan buah dulu." Ucap Mita.

Zanna berfikir—iya juga, dia melihat sekeliling, Zanna tersenyum saat melihat penjual bubur ayam di tepi jalan.

"Eh tuh bubur ayam." Tunjuk Zanna ke seberang jalan.

"Ah! iya cus beli!"

Mereka mendekat, melihat berbagai pilihan toping dari bubur ayam tersebut yang terlihat bervariasi.

"Beli satu atau dua bungkus?"

Zanna menoleh, "Satu Mit."

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang