3 - Cuek

982 163 172
                                    

"Pertemuan dua kepribadian itu seperti kontak dua zat kimia: jika ada reaksi, keduanya berubah." - Carl Jung

.

.

.

"Lo beneran gapapa kan Zan?" Tanya Cia yang masih merasa khawatir.

Zanna menggelengkan kepala nya pelan sambil tersenyum.

"Emang bener tuh si Alan gak waras." Umpat Mita kesal.

"Udah lah gapapa, makan aja tuh tar dingin," Suruh Zanna pada kedua sahabatnya.

Mereka sudah memesan makanan yang paling mereka sukai, pempek pastinya.

"Eh lo gamake timun Mit?" Tanya Zanna.

Mita menunda aktivitas mengunyahnya sejenak, "Engga, gue lagi dapet hehe,"

Author : Katanya kalo pms jangan makan timun dulu, setahu saya haha, entah apa alasan.

Kantin pagi ini terasa begitu padat, mereka bertiga sudah berusaha menghindari antrian panjang saat membeli pempek, tapi ternyata sudah banyak yang lebih dulu datang dari mereka, untung saja masih kebagian.

"Jadi itu jidat lo di obatin sama abang gue?" Tanya Cia.

"Iya lah! mana bisa dia sans gitu aja." Jawab nya.

Mita terdiam tenang saat melihat sang pangeran hati. Ya, Arka sedang memesan satu kantong plastik gorengan untuk gerombolan cowok di kelas mereka. Memang banyak yang tidak menyukai tempat ramai, dan yang paling anti banget adalah suara berisik antrian panjang mau pun gibah masal di kantin. Maka dari itu mereka semua memilih tempat tongkrongan sendiri.

"ARKA." panggil Mita dengan lambaian tangan nya.

Lelaki itu menoleh ke arah kekasihnya, lalu melontarkan senyum manis dan memberi kode tangan akan dirinya yang segera mendekat.

"Oh jadi ngelamun nya liatin si Arka," Goda Cia, Zanna ikut tersenyum jahil.

Kesepakatan memprivasi hubungan mereka terkadang lenyap saat bersama teman dekat, kedua nya akan lupa tempat dan waktu untuk sekedar mengobrol hal yang tidak terlalu penting. Apalagi di dukung Mita yang cenderung cerewet.

Mita meneguk lemon tea miliknya lalu sedikit mengeryitkan dahi. "Hehe soalnya mood banget muka dia," Cengiran Mita nampak terlihat jelas.

"Ampun neng bucinn," Kini bagian Zanna yang angkat bicara, jujur dia kagum dengan hubungan Mita, keduanya sama-sama menjadi budak cinta yang sudah masuk dalam fase darurat.

Teringin merasakan hal seperti itu, membayangkan akan sebahagia apa dirinya nanti, namun dengan siapa? Itu masih menjadi rahasia yang belum sedikitpun terdapat bocoran bagi Zanna.

"Ini baru matang atuh, silahkan mau pilih yang mana aja." Kata sang penjual gorengan, Bu Asih namanya.

Arka menatap satu persatu dengan teliti. "Em, tahu krispy, mendoan, cireng tanpa isi, sama pisang goreng nya banyakin ya Bu, plus saus di pisah," Yang sangat enggan mereka lupakan, pisang goreng beserta saus sambalnya. Walaupun terkesan aneh, tapi soal rasa sudah tidak bisa di ragukan lagi.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang