28 - Badai Melanda

193 33 156
                                    

"Salah paham akan selalu ada dalam hidupmu, oleh sebab itu berhati-hati dalam berkata. Terkadang diam adalah pilihan bijaksana."

.

.

-jika terdapat typo tag ya ehehe.

-vote dan komen biar aku semangat lanjutin cerita ini.

Happy Reading.

Kini Alan terduduk pada sebuah gasebo di halaman belakang rumah miliknya sebari menyenderkan kepala nya santai sambil membaca sebuah majalah terbaru. Alan pasrah saat Fanya meminta diri nya untuk menunggu sampai gadis itu kembali dengan membawa sebuah makanan yang sudah gadis itu janjikan untuk nya.

Dari arah pintu dapur terlihat Fanya yang berjalan sambil memegang nampan di tangan nya. "Nih, ramen spesial buatan gue buat lo Al."

Alan menatap remeh lalu mengangkat satu alis nya. "Ngeracik sendiri atau pake ramen instan?" Ucap Alan dengan nada meledek.

Fanya tersenyum, dia merasa sifat kasar Alan perlahan berkurang untuk nya. "Emang ramen instan si tapi gue buat nya pake hati jadi di jamin rasanya lebih enak."

Alan hanya mengangguk lalu mengambil mangkuk ramen tersebut, menyeruput kuah panas itu sambil sesekali menatap Fanya di depan nya. Gadis itu terlihat salah tingkah.

"Kenapa gugup?" Fanya menetralkan nafas nya saat Alan menanyakan hal tersebut.

"Ya, gapapa."

"Gue cuma khawatir sama lo, sekedar itu aja. Dan gue gamau sampe lo kenapa-napa, inget kan kata bokap gue? Gue belum berpikiran buat melangkah ke arah yang serius sama lo, sama sekali gak pernah terlintas di pikiran gue Fan."

Fanya memalingkan padangan mata nya, "Gue takut Al,"

"Takut kenapa?" Tanya Alan dengan raut bingung di wajah nya.

"Kalo misalkan umur gue nanti nya gak lama lagi, apa lo gabisa kasih kesempatan buat gue bahagia?" Ucap gadis itu lalu kembali menatap Alan lekat.

Alan meletakan kedua sendok di genggaman nya lalu menatap Fanya bingung. "Maksud lo?"

Fanya menarik nafas nya sejenak. "Pengin rasain milikin lo secara lebih deket, dan bener-bener liat kasih sayang tulus lo buat gue Al, walaupun kesan nya maksa tapi apa lo sempet berfikir gimana misalkan lo di posisi gue?"

"Gue udah bilang berapa kali Fan, apa lo mau gue bersikap baik dan perhatian sama lo bahkan menunjukan rasa kasih sayang yang gak di dasarin rasa cinta yang tulus? Gue udah sepenuhnya naruh rasa suka ke Zanna. Dan akan susah berpindah hati Fan."

Fanya hanya menunduk lesu, lalu ia meraih tangan Alan dan ia letakan di atas kepala milik nya. "Gue terluka juga karena lo, berusaha buat gue bener sembuh dengan apa yang gue mau. Kalo lo terus bersikap gini, yang ada gue selalu kepikiran, gue mau milikin lo Al, bukan cuman tanggung jawab lo."

"Cepet sembuh deh lo, biar bisa segera balik ke Amerika."

"Tega, hikss..." Fanya dengan sejuta perasaan campur aduk langsung menangis tersedu sebari menundukan kepalanya.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang