35 - Dendam Masalalu

155 27 169
                                    

"Bagi dunia kamu mungkin satu orang, tetapi bagi satu orang kamu adalah dunianya." - Bill Wilson

.

.

Typo? Tandain gaes!

***

BEL tanda pulang sekolah berbunyi menjalar ke seluruh bagian gedung. Banyak siswa-siswi SMA Altasia berhamburan keluar gerbang untuk menunggu angkot, memarkirkan motor secepat kilat agar tak berdesak-desakan saat keluar, membeli aneka jajanan di luar gerbang sekolah, dan hal lain sebagainya. Sampai satpam kewalahan mengatur beribu murid yang berlalu lalang.

"Eh mas! Awas itu pelan-pelan nanti kalo mobilnya lecet saya yang di omelin." Pak Amto, selaku satpam baru menepuk jidat. Sedangkan murid yang sibuk mengeluarkan motor dari deretan motor lainnya nampak tak menggubris toleran dari beliau.

Pak Amto mencoba sedikit mendekatkan dirinya. "Ganteng-ganteng kok budek."

Mata siswa lelaki itu langsung terbuka lebar menatap sorot tatapan pak Amto tanpa berkedip. "Bapak sindir saya? Lagian tugas bapak jadi satpam memudahkan kami siswa yang kesusahan, palah ngomel sampe ngatain gajelas, bisa potong gaji loh."

Pria tua itu kicep, tak dapat berkutik sedikitpun. "Baiklah, lagian motor model pembalap kayak gini teh mana cocok di pake buat sekolah, suara nya juga bikin kepala pusing atuh."

Cowok itu mendengus, pria baya ini benar-benar bawel melebihi ibunya.

"Selagi bapak gak ember, ini aman. Lagian itu hobby pak, keperluan bahkan bagian dari jiwa dan raga saya." Ucap siswa itu dengan nada bangga.

"Sudah lah, sana-sana. Masih banyak yang lain menunggu giliran mengambil motor, kamu ini cowok kok banyak omong."

"Serah bapak deh, thanks satpam ganteng." Dengan deruman motor yang menghasilkan suara menggelegar membuat pak Amto menutup kedua telinga nya.

Beberapa menit berlalu.

"Lohh, eh kamu teh yang cowok tadi, kenapa masuk lagi atuh." Ucap beliau sambil menyipitkan matanya membaca name tag di dada lelaki muda itu.

"Denta Leonard Adibrata. Siswa tergateng anak dari TNI Angkatan Udara. Bapak hati-hati bisa saja saya menerbangkan bapak lepas tanpa pengaman dari udara bebas."

"Oh gitu, silahkan atuh masuk saja." Pak Atmo pasrah dengan ancaman siswa itu. Denta berjalan memasuki sekolah kembali dengan gaya berjalan yang cetar membahana.

"Pantesan aja gaji saya gak main-main. Orang murid-murid nya aja orang terpandang dan kaya semua, saya harus kesalon besok atuh! Biar mloes, siapa tahu guru cantik ada yang terpikat."

***

"Minuman gue woi!" Umpat Cia histeris saat satu cup kopi nya di ambil begitu saja lalu di minum hingga hampir tandas.

"Enak, ada lagi?"

"Lo kenapa si, dateng-dateng bikin emosi tau gak!"

"Lo yang kenapa?"

Cia hanya terdiam, memalingkan wajah nya acuh tanpa melihat ke arah lelaki yang berdiri tepat di sebelahnya.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang