18 - Damai

255 62 72
                                    

Happy Reading

*****

"Bebas, dulu masa itu selalu aku rasakan. Dimana dalam diri ku tak sedikit pun terdapat sebuah aturan. Aku sungguh liar, berkelahi adalah salah satu yang membuat diri ku tenang, akan ku lampiaskan semua amarah ku terhadap setiap orang yang ku benci."

"Namun kini semua menjadi lebih baik, aku merasakan sebuah kasih sayang baru. Berbeda dengan rasa sayang kedua orang tua padaku. Seorang gadis berhasil membuat hidup ku berwarna, semua masa kelam dalam diriku mendadak sirna."

"Aku selalu bersyukur, dan yakin bahwa ialah takdir sejatiku."

[Akalanka, 14 Agustus 2021]

-

Zanna mendongak, "Loh Sarah?"

Gadis yang diri nya tabrak tadi tersenyum lalu memeluk Zanna dengan erat. Pelukan tersebut sangat lah Zanna rindu kan.

Sarah lalu menggelengkan kepala saat melihat Zanna akan menitihkan butiran air mata nya. "Kita duduk di Sana, Ayo Zan."

Mereka duduk pada sebuah kursi, kedua nya saling mencurahkan rasa rindu mereka masing-masing.

"Lo kemana aja, baru balik dari Amerika?"

Sarah mengangguk. "Iya, gue baru bisa ke sini lagi setelah sekian lama nya. Dan lo mau denger kabar gembira?"

Zanna tersenyum hangat lalu mengangguk dengan antusias. "Iyaiya apa Sar?"

"Gue sekarang udah menjabat jadi seorang Hakim, gue ga nyangka usaha gue selama ini ga sia-sia." Ucap Sarah dengan rasa gembira.

"Wih ngeri dong, Keren abis. Gue ikut seneng."

Sarah mengingat sesuatu, "Oya nih buat lo, anggap aja oleh-oleh," Sarah memberikan sebuah kotak berisi kalung dengan tali berwarna hitam Dan gantungan berbentuk bulan sabit yang indah.

Zanna menerimanya lalu sedikit mengusap kalung tersebut. "Thanks, pemberian yang teramat berarti." Ucap Zanna.

Setelah berbincang cukup lama mereka terpaksa menyudahi nya karena sebuah mobil berhenti tepat di depan mereka dan ternyata itu adalah sopir pribadi Sarah.

"Dah Zanna, jumpa lagi lain waktu. Sering main lo ke rumah gue." Ucap Sarah yang sudah mulai memasuki mobil itu.

"Oke, siap!" Balas Zanna dengan semangat memandang mobil tersebut yang terlihat semakin menjauh.

22.41

Malam ini sesuai kesepakatan bersama saat berunding di warung Abah, Aligator kini sudah berkumpul pada sebuah jalan raya yang sangat sepi. Mereka memutuskan untuk mengadakan sebuah balap motor, karena walaupun kematian Rendi adalah sebuah masalah bagi mereka karena kecerobohan namun perlu sedikit di rayakan karena hal itu membuat Vandalas kian melemah.

Alan, Arka, dan Denta berbaris sejajar dengan menaiki motor sport masing-masing. Garis start nampak jelas di bawah roda depan motor mereka, semua bersiap dengan terus mengatur gas motor tersebut.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang