16 - Kritis

400 68 36
                                    


Happy Reading

.

.

.

Fanya terbaring tak berdaya di brankar rumah sakit dengan sebuah perban yang melingkar pada kepala nya.

Dokter dan suster beberapa kali melangkah keluar masuk ruangan ICU tersebut. Dengan kabar bahwa gadis itu sudah kehilangan banyak darah, semua yang menunggu di luar ruangan sangat merasa khawatir.

"Lo keterlaluan Al! harusnya lo gak dorong Fanya se kasar tadi! Otak lo dimana si?!" Bentak Denta sambil menarik kerah kemeja Alan dengan penuh emosi.

Zanna mencekal tangan Denta dengan kuat lalu melepasnya dari kerah baju Alan. "Sabar Den! Alan ga sengaja dia cuma kebawa emosi."

"Halah! Alan segitunya juga karena bela lo Zan!, gak habis pikir kalo sampai Fanya kehilangan nyawa, gue gabakal maafin lo!" Tunjuk Denta kepada Alan.

BUGH!

Sebuah pukulan kuat berhasil Denta dapatkan, Alan sungguh tak suka dengan siapapun yang berani menyakiti kekasih nya.

"Jaga mulut lo anjing! dia gak tau apa-apa dan lo berani bentak dia?!"

Arka melangkah maju lalu melerai keduanya. "Den udah, inget jangan buat keributan disini. Alan gak sengaja, dan lo juga jangan terlalu pikirin keadaan Fanya, karena gue takut lo bakal ngerasain sakit hati di luar kendali lo." Arka mencoba menyadarkan sahabat nya satu ini yang kenyataan nya memang Fanya menyukai Alan, bukan Denta.

"Lo udah punya Mita! Aturan paham rasanya mencintai secara tak sengaja, gue jatuh cinta sama Fanya dari pertama liat dia!" Tukas Denta emosi lalu pergi melenggang begitu saja sambil menambrak bahu Arka.

"Udah Al jangan terlalu di pikirin, mending lo anterin si Zanna pulang, dia pasti juga terluka. Biar gue yang jagain Fanya sama si Denta. " Alan mengangguk lalu segera menggandeng tangan Zanna.

"JANGAN LUPA TELPON EMAK FANYA YA." Karena jarak mereka sudah cukup jauh, alhasil Arka kelepasan membiarkan suara besar nya menggelegar di penjuru koridor rumah sakit dan membuat seluruh atensi banyak orang menuju padanya. Dari kejauhan—Alan terlihat memberikan lambang jempol kekar nya.

Kunjungan rumah sakit hari ini begitu ramai, parkiran padat dengan jejeran kendaraan. Cowok itu berjalan dengan mengusap-usap wajah nya yang gusar. Kini Denta berniat membeli bubur ayam di tepi jalan raya, ia berpikir pasti saat Fanya sadar gadis itu akan merasa sangat lapar.

"Buat siapa?" Tanya seorang gadis dengan rambut nya yang dikucir kuda.

Denta menoleh lalu menyipitkan matanya. "Fanya." Balas nya singkat.

"Sepeduli itu lo sama dia Den?"

"Dan apa urusan nya sama lo?" Bukanya menjawab, Denta palah balik bertanya. Tak ada jawaban dari gadis itu, ia hanya berbalik lalu berjalan pergi entah kemana.

"CIA!" Denta mencoba memanggil nya namun gadis itu tak merespon.

Di sisi lain Alan kini sedang membaringkan tubuh lemas Zanna pada kasur king size Apartemen milik nya. Gadis itu menolak di antar ke rumah karena alasan ia tidak mau membuat orang di rumah khawatir dengan keadaan nya yang berantakan.

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang