29 - Dia Berbeda

182 28 127
                                    

Haloo gaiss!

Apa kabar nih?

Seberapa gabut kah kalian saat ini?

Jangan lupa jaga kesehatan selalu!💖


.

.

Dua sorot mata itu masih saja saling menatap tanpa berkedip. Gadis itu terpaku, apa benar yang di hadapan nya sekarang ialah orang yang sama sekali tak pernah terpikirkan oleh nya akan kembali. Lambaian tangan lelaki itu membuyarkan lamunan Zanna.

"Mau sampai kapan lo liatin gue? duduk."

"Tunggu dulu! Coba deh deketin muka lo." Lelaki itu dengan santai mendekatkan wajah nya.

Ahhshh!

Dia sontak terkejut saat sebuah cubitan menerpa pipi tegas nya. "Lo nyubit gue?!"

Zanna lalu tertawa, ia baru menyadari bahwa dirinya sedang tidak mengigau saat ini. "Mastiin aja si, muka lo kok udah beda Re? lo gak Jalanin perawatan kecantikan kan di Italia?" Tanya Zanna yang melihat cowok itu dengan kulit putih nya. Wajahnya masih sama, kesan sangar belum hilang dari tampilan cowok berbadan kurus berotot ini.

Pertanyaan tersebut membuat lelaki itu menunjukan lirikan tajam mata elang nya. "Ternyata lo gak berubah, masih tetap lebay, cerewet, norak, dan nyebelin."

"Dih! cocot rese lo itu emang mau kena gampar ya? Enak aja anggun gini di cap norak." Zanna yang kesal langsung memaki dengan segala bahasa viral yang dia ketahui dari sosial media.

"Lah, lo aja yang baru liat gue lagi setelah berapa tahun gue di Italia?" Tanpa basa-basi Revan segera menarik pergelangan tangan gadis itu, mereka duduk pada kursi tepi jalan raya. Dulu Revan memang pernah menyukai Zanna, hanya sebentar, tapi soal rasa itu hanya dirinya saja yang tau. Pada akhirnya dia memiliki seseorang kekasih yang memberinya cinta begitu sempurna dan sekaligus memberinya luka yang membekas begitu lama.

"Masih jadi musuh bebuyutan sama Alan?" Tanya lelaki itu sebelum menghidupkan sebatang rokok di sela jarinya.

Zanna merubah posisi duduknya sedikit lebih berhadapan dengan lelaki itu. "Gue cewek Alan."

Revan melototkan dua bola mata nya. "Serius? Sejak?"

"Udah lama,"

"Hati-hati tar kemakan gombalan buaya nya si Alan, dia mantan geng Aligator. Aturan lo paham lah sifat dan kebiasaan dia, gatakut?"

"Gue kenal Alan dari kecil. Dia baik,"

"Emang baik, yang dia panutin siapa dulu," Ucap Revan sambil menepuk-nepuk dada bidang nya.

"Sejak kapan lo balik?"

"Baru-baru ini aja si, emang kenapa? lo gak nanyain keadaan gue?"

Zanna mendengus kesal. "Lo kira mata gue udah minus? Jelas badan lo sehat gitu, tanpa nanya juga pastinya lo baik-baik aja."

Revan hanya diam, memang lah entah apa nikmat nya. Jika lelaki sudah fokus menghisap asap rokok dan mengeluarkan nya dengan penuh gaya, hal itu sangat lah tak bisa di ganggu gugat.

"Gak kangen sama anak Aligator? Btw mereka bangkit loh,"

Raut senyum nampak tercetak jelas di wajah putih bersih lelaki itu. "Bagus, gak sia-sia gue balik. Mereka masih punya tekat kuat dalam hal berkawan."

AKALANKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang