Chapter 11

278 91 62
                                    

Jika hujan bisa membuat pelangi, Aku pun bisa membuat secangkir kopi hitam mu menjadi penuh rasa, ketahuilah disana ada juga rasa manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika hujan bisa membuat pelangi, Aku pun bisa membuat secangkir kopi hitam mu menjadi penuh rasa, ketahuilah disana ada juga rasa manis. Pelangi pun harus melewati proses nya dulu, mungkin harus ada awan hitam, atau badai bahkan petir sebelum pelangi itu membentuk lengkungan warna warni. Begitu juga cinta, harus mati dan kering sesaat sebelum hujan membangkitkan kembali rasa di musim semi.



"Selamat lembur ya Al ..." ucap Siti di ambang pintu pantry, Alena cemberut kesal.

"Ihhh.... ngapain si OG dan OB harus lembur juga? emang lemburnya kayak apa si? terus siapa yang nyuruh-nyuruh lembur?" omel Alena kesal.

"Sabar Al cayang ... lo lembur kan ada gaji tambahan, lumayan kan dikumpulin buat beli hapeh baru, tuh... hapeh jadul lo di buang aja udah gak musim lagi hapeh gitu"
Siti bukanya menjawab pertanyaan Alena yang panjang nya seperti kereta rollercoster dia malah melakukan ponsel shaming ke handphone Alena😆

"Enak aja, udah sana sana pulang hush...hush..."
usir Alena dengan mengibaskan telapak tangan nya tepat di depan mata Siti dan membuat gadis itu cemberut kesal.

"Yeee.... pulang... pulang .... dadah Alena ... weekkk...." balas Siti menggoda Alena dengan menjulurkan lidahnya.

"Eh... awas ya kalo ntar lo lembur juga." balas nya sewot.

Jam dinding warna putih bulat dan besar yang menempel di dinding pantry menunjukan pukul empat sore, gadis itu lagi-lagi cemberut kesal, betapa tidak saat temannya yang lain sudah pulang termasuk Siti dan mba Tik, sore itu hanya ada dia dan dua lagi teman OB nya bernama Wandi dan Agung yang dapat jatah lembur.

"Hah... masa sih gue harus kerja sendiri sama si Wandi dan Agung, gue cewek sendiri ??? lagian kenapa sih CEO galak itu harus ada rapat sama klien sore-sore gini di kantor bukannya di hotel bintang seratus sekalian gitu?" omel Alena pada dirinya sendiri, gadis itu menyiapkan beberapa cangkir keramik bersih untuk menyeduh kopi buat beberapa klien perusahaan yang akan rapat nanti.

Alena mengeluarkan ponsel kecilnya berwana hitam, ponsel yang tidak ada kamera atau pun layanan internet bahkan aplikasi pesan Whatsap pun tidak termasuk salah satu fasilitas pada ponsel tersebut.

Alena:
"Assalamualaikum ma ... hari ini Lena pulang telat ya ma"

Mama:
"Kenapa Len kamu kan gak ada kuliah hari ini"
jawab sang mama dari seberang.

Alena:
"Lena disuruh lembur ma, bos Lena ada rapat sore ini sama klien jadi harus ada beberapa OB dan OG yang disuruh lembur, maaf ya ma"

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang