Chapter 23

154 42 86
                                    

Namanya Alena, dia datang dengan tiba-tiba bersama Hujan tanpa aku meminta nya.
(Devan)

Gadis itu nampak cantik dengan Tshirt warna Navy, lengkap dengan celana jeans hitam oh ya satu lagi sepatu Kets warna senada dengan Tshirt, kali ini rambutnya dia gulung kecil keatas sehingga menampakkan wajah tegas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu nampak cantik dengan Tshirt warna Navy, lengkap dengan celana jeans hitam oh ya satu lagi sepatu Kets warna senada dengan Tshirt, kali ini rambutnya dia gulung kecil keatas sehingga menampakkan wajah tegas nya.

Baru saja dia melangkah keluar pintu rumahnya, motor sport besar merah menyala berhenti tepat di depan pagar kecil berwarna abu. Mata gadis itu membulat, bibir nya berdecih geram dan sungguh pandangan sinis nya dengan terang-terangan dia perlihatkan.

"Ngapain lo kesini?! Lo tau dari mana rumah gue?!" bentak Alena begitu laki-laki tampan berpostur tinggi dengan dada bidang berjalan memasuki halaman depan rumahnya.

"Maafin gue yang kemaren, iya gue salah"

"Lha emang lo salah, apa si yang ada di otak lo hah? Sekarang pergi dari sini" bentak Alena.

"Gak ... gak mau, Gue gak akan pergi sebelum lo maafin gue"

"Terus kalo gue maafin lo, lo akan pergi jauh-jauh gak gangguin gue lagi?"

Dendra terdiam sebentar, baginya pilihan Alena sangat sulit dia jawab, karena jika dia janji tidak akan ganggu Alena, maka dia dipastikan tidak bisa mendekati gadis itu lagi, bagaimana bisa Dendra mendapatkan hati Alena jika dia sulit mendekati dan mencoba berdamai dengan nya?

"Gimana? Lo mau gue maafin gak?" tanya Alena membuyarkan lamunan nya.

"Oke gue janji gak akan ganggu lo lagi DALAM TIGA HARI, dan jika di kantor gue juga gak akan ganggu lo DALAM TIGA HARI"

Alena membulatkan bola matanya kesal.

"Buset dah, aturan nenek moyang lo, gue bilang lo jangan ganggu gue SELAMAnya, gak ada tu tiga hari, dua hari bahkan seratus hari sekali pun"

"Gue gak mau tau ya, lo harus maafin gue dan gue janji gak akan macem-macem lagi sama lo, dan dalam tiga hari gue gak gangguin lo"  tegas Dendra, sedetik kemudian dia pakai kembali helm sport full face nya lalu menuju ke motornya dan melesat meninggalkan Alena yang masih berdiri dengan wajah kesal.

'Heran ya gak kakak gak adek sama aja tukang maksa' gerutu gadis itu pelan.

Devan .... apa kabar nya dia? pikir Alena. Kemarin semua pesan nya belum dia jawab, boro boro dia balas dibaca aja belum. Terdengar desahan kecil sebelum dia keluar meninggalkan rumah minimalis nya dan menuju ke kampus, hari ini gadis itu off dulu dari kerjaan dan tadi dia sudah minta izin sama HRD jika hari ini Alena izin tidak masuk kerja, gadis itu sudah hampir tengah semester di kejuruan kedokteran, selama ini Alena tercatat sebagai mahasiswi kedokteran di UI, salah satu kampus paling favorit dan tidak mudah untuk bisa menjadi mahasiswa disana, beruntung Alena yang memang pintar bisa mendapat beasiswa disana.

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang