Chapter 24

163 37 72
                                    

Bagaimana pun kamu pernah jadi orang yang paling aku sayang, dan aku gak bisa ninggalin kamu gitu aja dengan keadaan seperti ini tapi kalau untuk cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagaimana pun kamu pernah jadi orang yang paling aku sayang, dan aku gak bisa ninggalin kamu gitu aja dengan keadaan seperti ini
tapi kalau untuk cinta ....
aku minta maaf
(Devan)


"Sorry ... gue tadi cuma pengen nanya ke Devan soal profit bisnis aksesori dan show room mobil, tapi kalo kalian sibuk silahkan lanjut aja"
Dendra tersenyum sekilas, bola matanya dia rotasikan ke arah lain di sudut ruang kantor Devan, sementara itu Devan dan Amira mencoba bersikap biasa aja ketika tanpa sengaja Dendra melihat mereka berpelukan, bukan bukan... lebih tepatnya melihat Amira memeluk Devan.

"Ntar gue suruh Cindy anter ke ruangan lo" ucap Devan

"Oke santai aja, yuk Mir... oh ya... abang gue tuh kangen setengah mampus sama lo" seloroh Dendra sekilas senyuman smirk dia tarik di sudut bibirnya. Sementara Devan mendengus kesal dengan ucapan Dendra.
'Sialan' batin Devan.

"Oh ya Dev... lo tau kenapa Alena gak masuk hari ini? Aneh ya tadi pagi gue kerumah nya dan dia gak bilang kalo izin gak kerja hari ini" ucap Dendra lagi yang kali ini berhasil membuat Devan kesal sekaligus terkejut mendengarnya.
Devan kembali mendengus kesal sementara Amira hanya memandang mantan tunangan nya dengan tatapan sendu.

Sebenarnya ada hal yang mau Devan konfirmasi ke Dendra soal kata-kata adeknya tadi, 'Dendra ke rumah Alena? Ngapain?" batin Devan. Niat itu diurungkan Devan begitu diliriknya Amira sekilas yang masih duduk dengan mata yang masih sembab.

"Dev ... gak bisa kah kita seperti dulu lagi? Aku jadi orang satu-satunya dalam hidup kamu?"

"Maaf Mir aku gak bisa, tapi aku janji akan selalu ada saat kamu butuhkan" dipegangnya lembut pundak kecil Amira.

"Bagaimana pun kamu pernah jadi orang yang paling aku sayang Mir, aku gak bisa ninggalin kamu gitu aja dengan keadaan seperti ini tapi kalau untuk cinta .... aku minta maaf" lanjut Devan, Amira mengangguk kecil dengan isakan dan tentu saja isakan tangis yang semakin menderu.


Pagi itu di taman kampus Alena sibuk dengan semua tugas kuliah. Kedua mata gadis itu masih fokus dengan beberapa buku tebal yang entah berapa ratus halaman.

"Al ...tumben lo ambil kelas pagi, lo gak kerja hari ini?" sosok gadis manis dengan rambut sebahu tiba-tiba mendekati Alena dan duduk di kursi depan Alena, bola matanya melihat Alena yang masih terlalu sibuk untuk di ajak ngobrol.

"Gue izin libur Ri, lo kan tau gue udah mau lulus dan harus fokus sama kuliah, bentar lagi juga gue harus menjalani program profesi."

Sari sahabatnya hanya manggut-manggut mendengar jawaban Alena. Gadis itu masih sibuk dengan semua tugas dari dokter pembimbing nya.

"Oh ya lo udah tau mau jadi koas di rumah sakit mana?" Alena menggeleng dan kali ini dia menghentikan sejenak pekerjaan nya di depan layar laptop usang nya.

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang