Chapter 2

469 170 50
                                    

Alena berjalan menuju ruang CEO, dia tadi lupa menanyakan ke mbak Tik letak ruangan direktur utama Permana Group, setelah dia tanya ke beberapa staf perusahaan lain akhirnya gadis itu menemukan letak ruangan CEO.

Dari luar pintu kantor terdapat tulisan CEO Devan Baskoro Permana. Perlahan Alena mengetuk pintu agak pelan, berulang kali gadis itu menghembuskan nafas berat. Bertemu dengan CEO kaku menurut Alena tadi sungguh membuat gadis itu merasa deg deg an tak menentu, apalagi ini adalah hari pertama gadis itu bekerja dan hari pertama juga dia mengantar kopi ke ruangan pimpinan perusahaan.

'Tok ...tok...tok..."
Alena mengetuk pintu ruangan sebelum dia masuk.

"Maaf pak ini kopi buat bapak...!"
Alena masuk mendekat ke meja kerja Devan, meja itu sangat rapi dan .... begitu juga makhluk yang menempati meja tersebut 😀 Alena sekilas melirik ke arah cowok kekar dengan pakaian rapi lengkap dengan dasi dan jas yang pas sekali menempel di tubuh atletis nya, rambut sedikit gondrong namun tersisir rapi dengan gel rambut yang begitu wangi segar di hidung Alena, sungguh orang yang sempurna bagi kebanyakan cewek-cewek yang melihatnya, namun tidak bagi Alena.

Devan Baskoro Permana sang CEO hanya diam dan masih serius dengan layar laptop di depannya. Bahkan dia tidak melirik sedikit pun ke arah Alena yang saat itu berada sangat dekat dengan dirinya.

Alena menyembunyikan dengusan kesal.

Bukan cuma kaku dia juga sombong.

Pikir Alena dalam hati.

"Silahkan pak."
Alena menawarkan kopi maha karyanya, gadis itu terdiam sebentar di sisi kiri Devan, pikir gadis itu barangkali sang bos ingin sekedar memberi komentar soal kopi buatannya atau sekedar memberi sebuah perintah lagi ke Alena.

Devan melirik ke arah Office girl di sampingnya dengan raut wajah heran.

"Kamu masih ada keperluan lain?"

Tanya sang CEO ketus

"Eee..... ti...tidak ada pak, maaf...."

"Ya sudah ngapain kamu masih berdiri disini? Keluar...!!"

Kata Devan ketus dan sedikit membentak. Alena sekilas memanyunkan bibirnya melihat tingkah big bos galak itu.

Alena melangkah keluar tanpa sepatah kata lagi, dalam hati dia menggerutu kesal.

Dasar orang sombong, belagu, sok kecakepan!

Kata Alena dalam hati. Eeehh... tapi untuk yang terakhir hal itu emang fakta si.... lagi-lagi gadis itu menggerutu sendiri, orang-orang yang berpapasan dengan nya pun memandang tingkah laku aneh Office girl baru itu.

**************

Alena masuk ke ruang pantry, bibirnya masih manyun dan menggerutu gemas.

"Dasar CEO sombong, kaku ...gue yakin tu orang gak punya pacar, mana ada cewek yang mau sama cowok sok kayak gitu."

Gerutu Alena, tangannya sambil membersihkan meja pantry lalu mencuci gelas dan piring kotor di wastafel, gadis itu baru sadar kenapa ada banyak piring dan gelas kotor di wastafel cucian, seingat dia sebelum mengantar kopi buat Devan tadi belum ada piring dan gelas kotor sebanyak itu.

Alena mengangkat bahu nya dan bibir gadis itu masih cemberut kesal dengan CEO ganteng tadi, uuuppss... maksudnya CEO sombong dan sok versi Alena.

"Kamu kenapa Al? Ngomel-ngomel sendiri?"

Mbak Tik tiba-tiba masuk pantry heran dengan anak baru tadi yang menggerutu sendirian.

"Kamu gak kemasukan jin kan?" Tanya mbak Tik lagi.

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang