chapter 26

150 31 94
                                    

Hujan dimana pun sama,
Air nya turun bertubi-tubi
Seperti kenangan ku akan hadirmu.
(Hujan dan Alena)

Alena terdiam sesaat,

"Kamu mikirin dia Dev?"
Tanya nya lirih dan jemarinya memegang jemari Devan yang saat itu terlihat sedang sedikit berfikir.

"Dia sakit Len, saat ini Amira meminta aku menemani check up ke rumah sakit"

"Dia sakit apa? parah?" tanya Alena pelan

"Kanker yang terletak di hidung atau tenggorokan dia" jawab Devan lirih

"Kanker nasofaring?" Alena sedikit terkejut saat mengatakan itu.

"Kamu tau soal penyakit itu?" timpal Devan dengan nada sedikit tak percaya dan Alena mengangguk menjawab pertanyaan Devan.

"Sudah stadium berapa?"

"Kata dokter stadium dua, entah lah Len aku kasian sama dia, aku juga gak bisa ninggalin dia gitu aja dengan kondisi dia seperti itu"

"Aku ngerti Dev, ya udah kamu temui aja dia kasian kalo dia nunggu kamu" gumam Alena.

Devan mengalihkan pandangannya ke Alena, gadis itu tersenyum kecil dan membalas lembut pandangan mata Devan.

"Aku gak apa-apa kok" lirih Alena pelan, seakan tau apa yang ada dipikiran Devan saat itu.

"Aku gak mungkin ninggalin kamu, aku masih kangen sama kamu"

"Kita kan bisa ketemu besok, janji besok aku buatin kamu latte spesial" sahut Alena lengkap dengan senyuman mengembang nya yang Devan suka.

"Kamu yakin gak apa-apa? Aku pesenin taxi buat kamu ya"

"Gak usah, aku bisa ...."

"Gak usah bantah !!" potong Devan cepat, dia lalu memesan taxi online lewat aplikasi di ponselnya.
.
.
.

"Udah aku pesenin kamu taxi mungkin sekitar sepuluh menit lagi sampai sini" ucap Devan begitu dia selesai bertransaksi dengan taxi online tadi.

"Kamu gak apa-apa aku tinggal? atau aku tunggu sampai taxi nya datang ya?"

"Gak usah Dev ntar kamu kelamaan, kasian Amira"

Alena sedikit tersenyum kecil, walau dalam hati gadis itu ada rasa tidak rela membiarkan kekasihnya menemui gadis lain.

"Are you sure beib?"

"Iya ... udah sana" elak Alena, tangan nya dia kibaskan kecil ke arah Devan, lagi-lagi sang CEO tersebut memeluk erat Alena.

"Aku masih kangen kamu  Len" lagi-lagi Devan memeluk erat pinggang Alena.

"Ketemu besok di kantor ya, dan latte kamu besok aku tunggu" bisik Devan lembut lalu di kecup pipi Alena, gadis itu merona merah.

"Iya bawel, hush.... udah sana" sunggut Alena dengan sedikit senyuman.

Dengan berat hati Devan berjalan menuju sedan hitamnya, kaca mobil nya dia buka separuh untuk kembali melihat wajah Alena yang saat itu masih tersenyum ke arah nya.

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang