Chapter 8

267 106 37
                                    

HAI KETEMU LAGI KITA, KALI INI DiBACA DULU SEBELUM VOTE Y SAYANG ....😘🤗

HAPPY READING  🤗

Devan melotot kesal melihat tingkah gadis itu, siapa lagi kalau bukan Alena. Bagaimana laki-laki itu tidak kesal, OG baru itu dengan sengaja selalu membuat kesalahan dengan segelas kopi untuk nya.

Bagi Devan kopi hitam dengan creamer adalah kesalahan terbesar, mengingat laki-laki itu sejak dulu adalah penikmat kopi hitam kental yang pahit. Devan memang suka dengan kopi pahit, dia selalu menikmati kepahitan cinta masa lalu nya dalam setiap sesapan kopi yang dia minum.

Tapi kini kopi yang ada dihadapan laki-laki itu sedikit berwana krem dan beraroma sedikit manis, Devan  memandang ke arah segelas kopi itu, entah apa yang ada di pikiran nya, seumur hidupnya baru satu kali ini dia meminum kopi plus creamer, dan itu terjadi kemarin sewaktu Alena membawakan segelas kopi ke ruangan kerjanya. Jika kemaren Devan masih memaklumi kesalahan gadis itu, tapi untuk kesalahan kali ini ...?

"Hufffffttt ... benar-benar OG baru yang keras kepala dan susah di atur" omel Devan kesal.

Pandangan nya beralih pada piring nasi padang dihadapannya, perut laki-laki itu tiba-tiba mengeluarkan bunyi yang lumayan nyaring.
Ternyata cacing dalam perut Devan sudah pada mengantri minta untuk diberi makan 😃 hari ini pagi-pagi buta Devan harus ke kantor untuk memeriksa laporan kontrak kerja sama perusahaan nya dengan perusahaan klien jadi wajar saja kalau dia merasa lapar.

Akhirnya CEO itu mengabaikan kembali kopi yang berwarna sedikit krem itu, hari ini dia terlalu lelah untuk berdebat dengan OG keras kepala berambut ikal tersebut, iya tentu saja dia Alena.

Perlahan CEO muda itu memasukan ke dalam mulutnya beberapa suapan sarapan nasi padang yang ada dihadapan nya, baru beberapa suap laki-laki itu teringat kembali kata-kata Alena.

'Saya yang traktir pak, jadi gak usah diganti'

Tiba-tiba Devan menarik sebuah  senyuman di sudut bibir nya.

Baru kali ini dalam hidupnya dia ditraktir seseorang dan parahnya orang itu adalah Alena karyawan nya yang hanya seorang Office girl keras kepala itu? Pikir Devan geli.

*********
Di pantry

Lagi-lagi Alena mendengus kesal, bibirnya komat kamit dengan segala omelan tentang orang yang sama, siapa lagi kalau bukan Devan sang CEO arogan dan sombong nya sampai langit ke tujuh 😤

"Oh maigod .... Tuhan... berikanlah hamba Mu yang syantik ini kesabaran menghadapi bos sombong dan galak macam dia ya Tuhan ..."

Rutuk Alena.

Mbak Tik dan Siti datang bersamaan masuk ke pantry, keduanya saling beradu pandang ngeri melihat tingkah Alena yang mencak-mencak sendirian di dalam pantry pagi itu, suasana pantry masih sepi ditambah lampu ruangan pantry sebagian masih terlihat gelap. Siti dan mbak Tik kembali saling berpandangan dan bergidik ngeri.

"Al ... lo kenapa sih? Gue jadi ngeri deh liat lo." kata Siti dengan pandangan aneh, mbak Tik pun tak kalah memperlihatkan ekspresi ngeri nya.

"Takut kenapa si Ti? Emang gue mbak kunti apa?" cemberut Alena

"Lha kamu nya si sejak hari pertama kerja disini suka ngomong dan marah-marah sendiri" timpal mbak Tik.

Alena senyum-senyum sendiri mendengar kata-kata kedua senior nya itu.

"Tuh kan Tik ... mulai lagi ni cewek kesambet nya." kali ini timpal Siti dengan  begidik ngeri melihat Alena.

"Gue gak kesurupan kali ... Al kesel aja tu ama si bos sok dan arogan itu."
Kata Alena, kini kedua senior nya menarik nafas lega karena mereka pikir anak baru itu beberapa hari ini kesurupan jin penunggu pantry 😅

Mbak Tik berjalan meninggalkan Alena sambil geleng-geleng kepala, sedang Siti masih berada di samping gadis itu kembali dengan pandangan aneh.

"Apaan si kakak ..." tanya Alena heran.

"Lo kenapa kesel sama pak Devan? Udah diapain  lho?" tanya Siti sambil senyum-senyum, Alena mengernyitkan dahi nya.

"Apaan si lo .... "

"Ya kirain aja ..." jawab Siti dengan lirikan matanya menggoda.

"Gue tu kesel sama tu orang, sok bossy ... arogan, seenak jidat nya sendiri kalo nyuruh-nyuruh." rutuk  Alena kesal.
Giliran Siti yang senyum-senyum sendiri.

"Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Iihhh kesurupan ya?" goda Alena.

"Lo itu aneh Al, ya jelas lah dia sok bossy kan emang dia BOS nya" sahut Siti dengan ekspresi lucu.

"Ya ... emang dia bos nya tapi gak gitu juga kali..."

"Al ... Al ... lo itu aneh ah"
Siti berlalu dari hadapan Alena masih dengan senyuman nya.

"Eh .... gue belom finger print tadi ....!!!!!" teriak Siti panik.

"Gara-gara lo si Al ..."
lanjut gadis berwajah polos itu lagi.

"Kok gue si...." timpal Alena tak mau di salahkan.

"Gara-gara dengerin lo curcol tadi."

"Idihhhh siapa duluan yang kepo tadi." sahut Alena masih tak mau kalah.

"Udah ...!!! Al, Sit ... kerja !!!! ribut aja kalian"

Teriak mbak Tik kesal namun terlihat sedikit lucu.
Alena dan Siti langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan dan memperlihatkan lirikan lucu nya ke arah mbak Tik yang masih memasang mata melotot nya.

°°°°°°°°°

Drrrtttt....

Handphone Devan tiba-tiba bergetar, sejenak laki-laki itu mengalihkan perhatiannya dari layar laptop, tubuh atletis nya sedikit bergeser menengok layar pipih hitam itu, sebuah notif dari sebuah nomor yang tidak dia kenal, Devan mengerutkan dahi nya melihat nomer tanpa nama tersebut di layar ponselnya.

Devan meraih dan membuka layar ponsel tipis nya.

"Dear ... how are U? I miss U Dev...please berhenti marah pada ku, aku menyesal Dev ..."

Pesan itu ... Amira ...

Tiba-tiba rahang kotak Devan terlihat kaku, sorot mata hitam itu kembali menyiratkan kemarahan.
Setahun setelah kejadian di Paris itu Devan kembali menata hati nya namun kini Amira kembali mengusik dan membangkitkan lagi luka lamanya.

Tok ... tok ... tok
Terdengar ketukan pintu ruang kerja Devan

Seorang wanita berpenampilan rapi perlahan memasuki ruang kerja Devan.

"Maaf pak, pimpinan perusahaan Adi Karya Group sudah datang dan meeting akan segera dimulai."
kata wanita yang tak lain adalah sekretaris Devan.
Tak ada jawaban dari sang CEO hanya sebuah anggukan kecil dengan sorot mata tajam nya.

"Amira ....why you always haunt of my life"
Lirih Devan.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

DUHHH.... AMIRA MEMANG SEPERTI HANTU YANG MENGHANTUI DEVAN YA ...😃

TETEP KEPOIN TERUS YA READERS DAN AUTHOR TERZEYENG .....🤭😘

Hujan dan Alena [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang