chapter 11*PART 3*

201 33 0
                                    

Semakin banyak dukungan, entah
mengapa Kyungsoo merasa bukannya
semakin bersemangat, ia justru merasa tertekan. Bagaimana ia bisa terpilih menjadi seorang Ratu kalau dirinya saja adalah seorang lelaki? Sejarah mana yang mencatat seorang lelaki bisa menjadi seorang Ratu?

Konyol.

Kyungsoo sedaritadi berjalan
bolak-balik mengelilingi kamarnya
sendiri. Suasana sepi di kamarnya
semakin membuatnya sesak. Ia pun
memutuskan keluar.

Ketika kakinya melangkah di atas teras Hanok-nya, ia menoleh pada pintu kamar tepat di samping ia berdiri. Sinar mata Kyungsoo meredup. Kamar itu gelap. Kamar yang tadinya milik bodyguard-nya sekaligus sahabatnya, Byun Baekhyun, sebentar lagi akan
digantikan oleh yang lain.

"Bagaimana keadaan mereka? Apa
mereka baik-baik saja?" desis Kyungsoo di antara helaan nafasnya. Memori kejadian tadi pagi masih segar terbayang-bayang di kepalanya.

Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Nama
Nicole terpampang di layar datar
tersebut, tetapi ia tidak berniat
menyambungkan sambungan itu ke
layar. Saat ini ia tidak ingin Nicole
melihat wajahnya terlihat kacau.

"Um, halo?" Diam beberapa saat, "Kau baik-baik saja?"

Kyungsoo menghela nafas. Seberapa
kacaunya kah dirinya saat ini sampai
Nicole saja bisa mengetahui hanya
lewat dari suara saja. Ah, Kyungsoo
melupakan kalau Nicole itu adalah
sahabatnya yang serba tahu.

"Begitulah, terlalu banyak yang
menjadi pikiranku. Aku merasa
menjadi pengecut hari ini, Jung Nicole."

"Apa ini karena kau melihat hukuman
tadi pagi? Aku mengenali wajah lelaki
itu, ia bodyguard-mu, bukan?" Ternyata kamera-kamera itu menyiarkannya secara langsung. Kyungsoo hanya bergumam.

Kyungsoo bisa merasakan Nicole sedang tersenyum di seberang sana. "Apa yang harus kulakukan agar bisa
menghiburmu?"

Kyungsoo mengangkat kepalanya dan
melihat langit gelap di atasnya.
Bintang-bintang tidak lagi bertabur
di sana, langitnya sudah terkena
polusi cahaya. Bahkan Kyungsoo bisa
menghitung dengan satu tangan saja
berapa kali dalam seumur hidup ia
pernah melihat bintang di atas langit.

"Entahlah.." Suara Kyungsoo terdengar lirih.

"Kyungie?" panggil Nicole.

"Ya, aku masih di sini. Di mana
adik-adikku?"

"Oh, mereka baru saja kutidurkan.
Mereka seharian ini sibuk bermain,
aku juga sebentar lagi akan berangkat
bekerja dan"

"Tunggu, Nicole-ah!" Kyungsoo
menghentikan celoteh Nicole ketika ia
melihat seseorang dari jauh berjalan
menuju Hanok-nya. Kyungsoo mengenali dengan baik sosok itu. "Aku akan berbicara lagi denganmu. Besok, tentunya. Ah, aku juga berhutang cerita denganmu. Aku yakin kau pasti menyukai cerita ini... Uh, atau tidak menyukainya juga."

Ya, itu betul. Nicole masih sama sekali
belum tahu kalau Kyungsoo telah jatuh cinta pada seorang lelaki. Entah reaksi apa yang diberikan sahabatnya ketika mengetahui kalau sahabatnya tidak normal dalam masalah hormonnya-yaitu jatuh cinta pada sesama jenis, tetapi ia yakin Nicole akan tetap senang melihat sahabatnya bahagia.

"Oh ya? Apa itu? Ya ya ya! Jangan tutup dulu-"

Tanpa mendengarkan ocehan lebih
lanjut, Kyungsoo menutup sambungan itu dan berdiri dari tempat duduknya.

la memakai sandalnya dan segera
berjalan dengan tempo cepat ke arah
sosok yang sedang menundukkan
kepalanya. Lelaki itu terlihat lesu.
Kyungsoo segera mengerti situasi lelaki itu.

Jongin terlihat tertekan, stres.
Jongin mengangkat kepalanya ketika ia melihat Kyungsoo ada di depannya.

Rasanya menyedihkan saat melihat
orang kau cintai terpuruk dalam
kesedihan. Meskipun rasa sedihnya
berbeda saat melihat Jongin patah hati, tetapi melihat Jongin yang baru saja kehilangan sahabatnya itu...

The Selection - Kaisoo Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang