chapter 2 *PART 4*

322 48 0
                                    

"Tes, tes. A, a, a!" Kyungsoo mencoba
beberapa kali agar suaranya terdengar sefeminim mungkin. Sayangnya, ia takkan berhasil dalam waktu yang singkat. Sekarang ia pasrah apabila suaranya terdengar aneh di depan kamera dan juri yang menilainya. Semoga Pangeran tidak melihat videonya dengan tatapan aneh, ujar Kyungsoo dalam hati.

Kyungsoo melihat antrian yang ada di
depannya. Gilirannya tinggal lima
orang lagi. Ia kembali membuka lipatan kertas yang sedari tadi ia bawa. Di dalamnya terdapat kata-kata yang akan ia ucapkan di depan kamera. Sebenarnya, hanya berupa perkenalan dirinya, tetapi entah mengapa ia merasa akan memberikan pidato olimpiade.

Kyungsoo juga tampak beberapa kali
menarik-narik ujung gaun selututnya.
Padahal gaun itu hanyalah gaun
kasual-ia meminjamnya dengan Nicole,tetapi Kyungsoo merasa tidak nyaman. la merasa ada yang gatal ketika ia memakainya. la terbiasa memakai celana dan pakaian longgar ala buruh pabrik.

Mengapa menyamar jadi wanita itu sangat merepotkan? Apa seorang wanita harus bisa memakai gaun agar terlihat "wanita"? Tidak lama kemudian, giliran Kyungsoo tiba. la memasuki ruangan kecil berukuran 2x2 meter itu setelah salah satu penjaga menekan tombol merah
di samping pintu menuju ruangan
kecil itu.

Pintu itu terbuka dengan cara
bergeser secara otomatis. Ketika Kyungsoo masuk ke dalam, pintu itu menyensor dirinya. Kyungsoo agak
panik karena siapa tahu mesin itu bisa mengetahui jati diri aslinya. Namun,ia salah, alat itu hanya menyensor dirinya untuk menampilkan data diri Kyungsoo yang kemudian muncul di layar depannya.

Kyungsoo menghela nafas lega.

"Selamat datang, calon The One." Suara mesin yang muncul di dalam ruangan kecil itu membuatnya tersentak. "Kami berterima kasih pada Anda karena telah berpatisipasi dengan tradisi ini. Silahkan perkenalkan diri Anda di depan kamera. Kami akan menilainya, apakah Anda berhak menjadi calon
istri Yang Mulia Pangeran Mahkota Kim Jongin. Selamat berpatisipasi."

Akhirnya suara monoton itu pun
selesai. Kamera di depannya
menunjukkan siap untuk merekam.
Tiba-tiba ia merasakan lantai di
bawahnya menyala. Lampu berwarna
biru muda. Lantai yang dipijaknya
itu kemungkinan besar adalah alat
hologram. Kyungsoo yakin, lantai itu
adalah komunikasi penyambung
dirinya dengan juri yang entah berada di mana sekarang.

Boleh dibilang, sekarang Kyungsoo sedang berhadapan dengan juri itu. Atau bisa saja, sekarang keluarga kerajaan langsung yang memonitor perkenalan dirinya. Dengan sekali tarikan nafas, Kyungsoo meyakinkan dirinya kalau ia bisa melakukannya. Ia sudah melakukan yang terbaik untuk mengubah suaranya menjadi feminim.

"Annyeonghasimnika." Kyungsoo
melakukan hormat ala seorang wanita Korea. Ia menaruh kedua tangannya tepat di depan perutnya, kemudian, tersenyum di depan kamera.

"Nama saya adalah D.O Minsoo."
Kyungsoo mulai merasakan keringat basah membanjiri punggungnya. Kedua tangannya gemetar. Kenapa ia begitu gugup? Apa karena pengaruh hologram di bawahnya makanya ia merasa tertekan? Dan udara di dalam ruangan kecil itu semakin menyesakkan!

"Saya berasal dari keluarga berkasta
6. Pekerjaan utama saya adalah buruh
di sebuah pabrik. Umur saya sekarang
menginjak dua puluh dua tahun. Saya
anak kedua dari empat bersaudara.
Yang pertama, bernama Kristal Jung,
ia sudah menikah. Saya mempunyai
dua adik perempuan kembar, nama
mereka adalah Jung Jae dan Jung Jin.
Umur mereka masih tujuh tahun dan
lima tahun." Kyungsoo memaksakan senyum di wajahnya. Otaknya sudah terasa kosong. Segala kata-kata yang sempat ia hapalkan tadi, seketika hilang. Sekarang apa lagi yang harus ia katakan di hadapan kamera?

"Ah... uh.." Kyungsoo mengutuk dirinya sendiri yang mengeluarkan suara aneh dari mulutnya.

"Aku rasa itu saja yang kukatakan,
uh..." Kyungsoo menyelipkan beberapa helai rambut pirang palsunya di balik telinganya. Ia sudah tidak percaya diri lagi, terlalu gugup. Yang penting aku sudah mendapatkan makanannya.

The Selection - Kaisoo Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang