chapter 14 *PART 3*

201 29 0
                                    

"Maafkan saya, Yang Mulia. Mungkin
secara teori dalam menyelamatkan
negara kita apa yang Anda katakan itu benar. Lalu, bagaimana dengan hati Anda sendiri? Apakah Anda tertarik menjadikan Nam Jihyun sebagai ratu masa depan negara ini?"
Tanpa disangka-sangka Jongin membeku di tempatnya. Matanya tidak terfokus lagi pada Hyori, ia mengalihkan pandangannya ke mana saja asal tidak pada wanita itu. Ia tahu kalau wanita itu sedang mengetes perasaannya pada
peserta Seleksi.

Jongin tidak bisa menjawabnya.
Satu-persatu gambaran wajah peserta
Seleksi beruntun masuk ke dalam
pikirannya. Sayangnya, D.O. Minsoo
yang paling banyak terpikirkan
olehnya. Mungkinkah perasannya
terhadap Sehun sekarang berpindah
pada Minsoo secepat itu?

"Anda tidak perlu menjawabnya, Yang
Mulia. Lagipula, dengan begini saya
sudah bisa melepaskan D.O. Minsoo
dari hukumannya, benar begitu, Yang
Mulia?"

Jongin masih tidak mau menatap kearah Hyori. "Silahkan kau diskusikan pada Ratu. Beliau memegang hal ini sepenuhnya. Tetapi kau tidak bisa menjelaskan tentang Nam Jihyun di hadapan beliau. Anggap saja ini rahasia antar kita berdua. Ah, kalau kau ingin menjelaskannya pada D.O. Minsoo,
biarkan aku saja yang melakukannya."

Hyori pun memberikan hormat
kepada sang Pangeran sebelum pamit,
meninggalkan Jongin yang kembali
masuk ke dalam lamunannya. Ia masih mengira-ngira, sudah sampai mana perasannya pada D.O. Minsoo? Kalau sudah sampai pada tahap jatuh cinta, mengapa ia masih merasakan sakit hati ketika mengingat pertunangan Sehun yang sebentar lagi? Mungkinkah dirinya menyimpan dua orang sekaligus di dalam hatinya?

Tidak ada yang bergerak. Mereka
bertiga membeku di tempat, saling
lirik memberikan isyarat kapan
mereka bisa bergerak dan melarikan
diri. Tetapi mata itu menatap dengan
tajam pada mereka bertiga, membuat
Kyungsoo mundur dari tempat duduknya.

Jungah dan Jieun segera berdiri dan
membereskan dokumen-dokumen yang mereka bawa.

"Maafkan kami, Lee Hyori-ssi. Kami
hanya sekedar berbincang-bincang di
sini" Jieun berusaha menjelaskan tetapi tatapan Hyori dan senyum miringnya itu membuat nyalinya ciut.

"Kalian seperti dayang-dayang kecil
yang ketahuan telah mencuri makanan.milik anggota kerajaan," sindir Hyori.

Jungah berusaha tenang. la
membungkukkan badannya sedikit
sebagai hormat dan maafnya.

"Maafkan kami, Lee Hyori-ssi. Kami datang ke sini hanya untuk menjenguk anggota kelompok kami. Kebetulan sekali kami juga memberitahu bahwa persiapan
acara yang kami pegang sudah hampir selesai. Jadi, tidak salah, bukan, apabila kami memberitahu sedikit kelegaan pada D.O. Minsoo. Siapa tahu saja ia khawatir dengan pekerjaan kami."

Hyori hanya mengangguk-angguk,
entah ia percaya atau tidak dari
kebohongan Jungah itu. Tetapi, Jungah tidak sepenuhnya berbohong, hanya sekitar tujuh puluh persen kebenaran yang keluar dari mulutnya.

"Kalau kalian ingin mendiskusikan
proyek kalian, silahkan. Tidak masalah. Lagipula, D.O. Minsoo sudah lepas dari masa hukumannya."

"Eh?" Serentak semuanya memberikan respon yang sama.

Hyori mengulum senyum gelinya.
"Aku tidak menyangka aku bisa
melakukannya lebih cepat. Tetapi,
kau bebas, D.O. Minsoo. Kau bisa
melakukan hal-hal normal lainnya
seperti peserta Seleksi lainnya."

"Maaf? Kalau begitu, apakah aku bebas? Bisa keluar dari Hanok-ku?
Mengikuti kelas dan sebagainya,
begitukah, Lee Hyori-ssi?" seru
Kyungsoo dengan memberikan runtutan pertanyaan kepada Hyori saking tidak percayanya.

Ketika Hyori mengangguk, Kyungsoo
menjerit di dalam hati. la sudah lepas
dari masa hukumannya. Ia yakin,
Hyori langsung mendatangi Pangeran
untuk mencari kebenaran dari rumor
tersebut. Kyungsoo sudah tidak peduli
siapa pelaku yang telah menjebaknya
dalam rumor tersebut, yang penting ia bisa merasakan udara kebebasan lagi.

The Selection - Kaisoo Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang