chapter 5 *PART 2*

274 39 0
                                    

"My Lady, saatnya bangun. Apa Anda
sudah bangun?"

Ini sudah ketiga kalinya Dayang Jung
Eum mengetuk kamar tidur Kyungsoo.
Tetapi, lelaki yang menyamar jadi
wanita berambut pirang itu masih saja
bergelut di bawah selimutnya. Kibum
mengerang ketika suara dayangnya
membangunkannya. la masih perlu
tidur!

Kemarin malam, setelah kejadian tidak
sengaja mendengarkan perdebatan
Baekhyun dan Taeyeon yang kemudian
dilanjutkan pertemuan-yang lagi-lagi
tidak sengaja-dengan Pangeran Kim Jongin sehingga mengakibatkan dirinya
kehilangan respek terhadap lelaki itu.
Pangeran yang memiliki image anggun
yang selalu dibangga-banggakan rakyatnya ternyata hanya sekedar topeng. Jongin tidak lebih hanyalah seseorang yang tidak terlalu peduli dengan keadaan sekitarnya. Sepertinya lelaki itu lebih memilih mengurus dirinya sendiri, mengatur masa
depannya tanpa melihat keadaan luar
istana.

Apa politik, kebudayaan, ekonomi,
seluruhnya hanya diurus oleh pihak
pemerintahan? Bukankah pemimpin
tertinggi di negara ini bukan lagi
seorang presiden, melainkan seorang
Raja? Mengapa seseorang Kim Jongin yang
notabennya calon penerus ayahnya
seolah tidak peduli keadaan rakyatnya?

Begini, Kyungsoo hanya kesal ketika Jongin
dengan seenaknya mengatakan akan
mengusir sahabatnya dari istana atau
lebih tepatnya ia akan memasukkan
bodyguardnya itu ke penjara. Apa Jongin tidak mempunyai perasaan? Apa lelaki itu tidak pernah jatuh cinta sebelumnya? Bagaimana seseorang rela berkorban demi seseo rang yang ia cintai?

Di saat-saat seperti ini Kyungsoo benar-benar menginginkan takhta
sebagai pemimpin negara. la ingin
menghapuskan sistem kasta di negara ini. Sungguh menjengkel kan. Kalau mereka membedakan manusia berdasarkan kasta, Korea Selatan di matanya lebih buruk daripada sistem komunis yang diterapkan musuh negaranya ini.

"Ya, ya, ya. Aku sudah bangun," jawab Kyungsoo dengan suara serak.

la membiarkan suara khas lelakinya
keluar. Toh, mereka akan mengira suaranya berubah dikarenakan tenggorokannya yang kering. Kyungsoo menghabiskan waktu
bersiap-siapnya hampir sama seperti
wanita atau bahkan lebih. Bagaimana
tidak, yang ia urus sangat banyak. Mulai dari mencukur bulu yang akan mengganggu pemandangan
orang-orang dan membongkar
penyamarannya, mengurus rambut
pirangnya agar tidak mudah jatuh,
menambahkan make up khusus agar
kulitnya terlihat seperti wanita lain, dan
lain-lain.

Tim riasnya sudah mempersiapkan
baju untuk hari ini. Mereka menyiapkan
sebuah hanbok berwarna merah tua
bagian bawahnya dan putih susu bagian
atasnya. Seperti biasa, kainnya terbuat
dari sutera terbaik dengan motif bunga.
Kibum sudah siap ketika tim riasnya
selesai menghias wajahnya untuk
sarapan. Tetapi, ketika ia keluar dari
kamar riasnya, ia tidak melihat meja
bundar yang selalu dihiasi makanan
mewah khas istana di ruang makannya.

"Jung Eum-ssi," panggilnya pada
dayangnya. Dayangnya dengan patuh
mendengakan panggilannya bersama
partnernya, Yejin.

"Ya, Tuan Puteri. Apa Anda yang bisa
kami bantu?" tanyanya dengan nada
penuh keformalan.

"Di mana sarapanku?" tanya Kyungsoo.

Kedua dayang itu saling bertatapan.
"Maafkan saya, Tuan Puteri, kalau saya
tidak sopan. Tetapi, bukankah hari ini
jadwal seluruh peserta sarapan bersama
di Gyeonghoeru?"

Mata Kyungsoo berkedip beberapa kali. la
tidak mengerti maksud dari dayangnya
itu. "Maksudnya? Apa jadwal ini sudah ada sebelumnya atau memang dadakan?"

Mungkin kalau yang Kyungsoo hadapi
sekarang adalah Lee Hyori, ia yakin sudah disembur habis-habisan oleh wanita itu. Untungnya yang di hadapannya ini adalah kedua dayangnya yang bahkan mengangkat kepala sedikit saja tidak berani.

The Selection - Kaisoo Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang