chapter 3 *PART 1*

323 46 3
                                    

Setelah pengumuman itu berakhir,
Nicole segera menarik Kibum kembali
ke rumah lelaki itu kemudian mendandaninya menjadi perempuan.

"Aku yakin, dalam waktu beberapa
saat lagi pihak kerajaan akan
menjemputmu. Kau tidak ingin
ketahuan kalau jati diri aslimu
ketahuan, kan?"

Kyungsoo tergagap-gagap menjawabnya. "Ya-ya, aku tahu. Ta-tapi, Nicole-ah! Hentikan sebentar! Aku ingin berbicara." Perempuan itu sama sekali tidak melepaskan alat-alat make up dari wajahnya Kyungsoo. Tangan-tangannya bergerak cepat menyulap wajah Kyungsoo menjadi sosok Minsoo.

"Kita tidak punya waktu, Kibum-ah.
Sekarang pakai wig-mu. Ayolah,
jangan katakan kau mau menyerah
dari Seleksi!" curiga Nicole sambil
menyipitkan matanya.

Kyungsoo menghela nafasnya. "Itulah
yang kupikirkan sekarang. Aku
tidak sanggup melakukannya. Kau
bayangkan saja, seorang lelaki
mengikuti Seleksi. Jangan bercanda!
Kalau aku ketahuan, bisa-bisa
hukuman mati! Yang kutipu ini bukan
dari pihak kasta rendah, melainkan
kerajaan-tidak bahkan seluruh kasta
akan kutipu. Kau mau terjadi hal
seperti itu pada sahabatmu?""

Mulut Nicole tertutup rapat, ia menatap Kyungsoo lurus-lurus. "Kau menyamar, Kyungsoo. Aku tahu kau bukan orang yang ceroboh dalam melakukan ini. Lagipula, apa kau tega melihat adik-adikmu terus-menerus kelaparan? Apa kau mau kehilangan saudarimu lagi, huh?"

Kali ini giliran Kyungsoo yang dibuat
membungkam. Kyungsoo mengalihkan pandangannya ke arah rambut pirang palsunya kemudian mengambilnya. Ia menghela nafas sebelum memasangkan rambut palsu itu yang dibantu oleh Nicole.

"Kita tidak punya jalan lain, Kyungsoo. Kalau kau menolak, sama saja kau menolak perintah dari kerajaan. Bukannya kau menghindari hukuman, kau justru lebih mendekatinya. Setidaknya, kalau kau menyamar, kau sedikit menjauh dari hukuman. Aku yakin, kau bisa melakukannya."

Kyungsoo tersenyum lembut dari balik pantulan cermin, namun ekspresinya menampakkan kepasrahan. "Terima kasih telah mempercayaiku, Nicole. Kau memang pantas disebut sebagai sahabatku."

"Sama-sama," sahut Nicole sambil
membalas senyum Kyungsoo. Kyungsoo memakai gaun simpel yang
dipinjamkan Nicole padanya. Ia tidak
mau memakai pakaian yang berlebihan ketika menerima tamu dari kerajaan, seadanya saja, persis seperti penduduk kasta 6 lainnya.

Sementara menunggu tamu dari
kerajaan datang untuk menjemput
Kyungsoo menuju istana, Nicole
membantu Kyungsoo merapikan
rumahnya. Nicole juga membawa
beberapa baju kasualnya, kebanyakan
pakaian yang sedikit lusuh namun
masih bisa dipakai untuk ditaruh
ke dalam lemari dan tas yang akan
dibawa Kyungsoo ke istana.

Beberapa juga pakaian yang tersisa dari Kristal. Anggap saja berjaga-jaga kalau mereka mengecek seluruh rumah.

"Kau bawa saja setengahnya untuk
ke istana. Setengahnya masukkan ke
dalam lemari. Siapa tahu saja mereka
mengobrak-abrik rumah ini."

"Hah? Untuk apa mereka
mengobrak-abrik rumahku?"
Nicole mengendikkan bahunya.
"Persiapan saja kalau misalnya mereka curiga denganmu."

Kyungsoo tersentak dengan perkataan
Nicole. "Astaga! Bagaimana dengan
tetangga-tetanggaku?! Mereka
mengenaliku sebagai seorang lelaki
bukan perempuan!"

Nicole hanya memasang ekspresi
datar. "Setahuku kau tidak mempunyai tetangga lagi, D.O Kyungsoo. Mereka sudah pindah dari tempat ini semenjak pemberontakan terjadi. Mereka pasti sedang bersembunyi di daerah pinggiran."

Oh, ya!

Kyungsoo baru menyadarinya. Semenjak pemberontakan besar-besaran empat tahun yang lalu, banyak penduduk dari kasta bawah berlindung dengan cara bersembunyi dan meninggalkan kota Seoul. Setahu Kyungsoo banyak dari mereka bersembunyi di daerah pinggiran kota atau desa-desa yang belum terjamah oleh pemberontak.

The Selection - Kaisoo Vers.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang