Setelah selesai menyelesaikan pekerjaan rumah, Thania bergegas mengambil tasnya dan berangkat ke kantor. Bersamaan dengan Gibran yang juga sudah siap pergi bekerja.
"Gibran kamu bareng sama Thania ya." Ucap Daniel.
"Nggak perlu pa, aku bisa pergi sendiri." Tolak Thania cepat.
"Papa gak mau dengar penolakan apapun! Gibran kamu anterin Thania."
Gibran melihat ke arah Thania sekilas, lalu berkata, "Ayo."
Thania berjalan dibelakang Gibran sampai pria itu masuk ke dalam mobil dan diikuti olehnya.
"Pake sabuk pengamannya." Dengan segera wanita itu memakai sabuk pengamannya dan mobil mulai melaju meinggalkan perkarangan rumah.
"Gibran, nanti di depan ada halte kamu bisa turunin aku di sana."
"Kenapa gue harus turunin lo disana?"
"Hah? Kenapa gimana maksudnya?"
Tidak ada jawaban lagi dari pria itu tapi mobilnya berhenti di depan halte dan Thania turun tak lupa mengucapkan terima kasih.
***
"Thania nanti tolong siapin ruangan buat tamu klien kita ya."
"Kalau boleh saya tau, memangnya ada apa ya?"
"Kamu belum tau ya? Jadi hari ini Pak bos akan datang, dia bawa klien yang akan berkerja disini. Bisa dibilang dia ini klien penting Pak bos karena dia adalah teman dari Pak bos sendiri. Dan juga dia sebagai pengganti atasan di kantor ini untuk sementara."
"Oh begitu ya, baik aku akan segera menyiapkan ruangan khusus untuk tamu klien kita."
"Ok, makasih ya Thania."
Thania pergi berlalu ke ruangan yang akan digunakan tamu klien itu, menata rapi barang-barang yang menurutnya kurang pas serta memanggil OB untuk membersihkan tempat-tempat yang berdebu.
Setengah jam sudah ia selesaikan untuk membereskan ruangan tersebut. Ia mengambil beberapa dokumen dan kardus yang akan dibutuhkan oleh tamu kliennya.
Wanita itu berjalan dengan hati-hati karena ia membawa dua kardus sekaligus yang menutupi wajahnya dan membuatnya sulit untuk melihat jalan. Thania terus berjalan sampai ia menabrak seseorang didepannya.
Bruk.
Semua kardus dan isinya berjatuhan hingga berserakan dimana-mana. Ia segera memunguti berkas-berkas tersebut. Orang itupun juga ikut membantu Thania.
"Lain kali hati-hati." Ucap pria itu.
"Iya, maafkan saya." Balas Thania tanpa melihat ke arah orang tersebut.
Pria itu membantu Thania berdiri. "Terima kasih." Ucap Thania.
Ia melihat dihadapannya seorang laki-laki berperawakan tinggi serta memiliki rahang yang tegas. Pria itu tersenyum ke arah Thania, membuat dirinya jadi kikuk. Namun matanya menangkap seseorang yang berada di belakang pria itu, ia mematung ditempat.
"Thania!" Panggil seorang perempuan dari arah samping yang langsung menyeret Thania agar tidak menghalangi jalan.
"Maaf atas kecelakaan barusan." Lanjut perempuan itu.
"Tidak apa-apa."
Thania menundukkan kepalanya, ia masih tidak percaya dengan apa yang barusan ia lihat. Dirinya lupa bahwa ia bekerja di kantor cabang milik Daniel dan sudah pasti Gibran juga seorang pemilik dari kantor ini. Bagaimana ia bisa melupakan hal seperti ini?
"Baiklah, dia ini adalah Pak Andre, tamu klien penting kita. Dia juga akan bekerja disini sebagai atasan kalian, kalian harus hormat dan sopan sama dia." Ucap Gibran kepada karyawannya.
"Halo semuanya! Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik kedepannya. Terima kasih."
"Ayo, saya antar ke ruangan." Ucap Gibran.
Gibran mengantarkan Andre ke ruangannya.
"Wuih gila berasa bos beneran gue disini." Ucap Andre melihat ke sekelilingnya.
"Kalau lo ada perlu apa-apa tinggal minta aja sama OB."
Tok... Tok... Tok...
Pintu terbuka memperlihatkan seseorang yang masuk membawa banyak dokumen serta folder untuk Andre.
"Kamu lagi." Sapa Andre, melihat Thania yang datang.
"Iya Pak. Saya mau mengantarkan ini untuk Pak Andre."
"Letakkan disini aja." Andre meminta Thania untuk meletakkan dokumen tersebut di mejanya.
"Baik."
"Terima kasih ya."
"Iya, kalau begitu saya permisi." Thania bergegas keluar dari ruangan Andre.
"Gibran!" Panggil Andre.
"Apa?"
"Gue boleh minta sekretaris gak?"
"Gak perlu lo tanya, gue udah siapin sekretaris buat lo."
"Tapi gue mau perempuan yang tadi jadi sekertaris gue."
Ucapan Andre seketika membuat Gibran terdiam. Bagaimana bisa Andre meminta wanita itu untuk jadi sekretarisnya? Padahal dia hanyalah pegawai biasa dan Gibran sudah memilih orang yang lebih baik dari perempuan itu untuk jadi sekretarisnya.
"Gibran! Lo kenapa diem aja?"
"Ga bisa."
"Kenapa?"
"Gue udah siapin sekretaris buat lo, yang pasti dia bisa untuk lo ajak kerja sama."
"Tapi gue cuma mau dia."
"Dia cuma pegawai biasa dan gue gak bisa jamin dia bisa ngelakuin pekerjaan-"
"Gue bisa ngajarin dia." Ada nada penuh keyakinan dari ucpan Andre, akhirnya Gibran menyetujui permintaannya.
***
Andre mendatangi meja Thania. Wanita itu tengah sibuk mengerjakan sesuatu di komputernya yang entah apa itu.
"Thania." Panggil Andre.
Wanita itupun menoleh. "Pak Andre, ada yang bisa saya bantu Pak?"
"Iya. Saya mau kamu membantu saya sebagai sekretaris saya selama disini."
Seketika Thania langsung berdiri, menatap Pak Andre dengan tatapan tak percaya dengan apa yang barusan pria itu katakan.
"Bapak becanda? Saya jadi sekretaris bapak?"
"Iya, saya serius. Saya yang meminta sendiri pada kamu untuk jadi sekretaris saya, apakah kamu bersedia?"
"Dan kamu tenang saja, saya sudah bilang sama Pak Gibran. Dia mengizinkan." Lanjutnya
"Tapi pak-"
"Tidak ada tapi-tapian. Ini perintah."
Jika sudah seperti ini, ia tidak punya pilihan lain. Apalagi Andre sendiri yang datang dan memintanya secara langsung.
"Baik, saya bersedia."
"Bagus, kalau begitu nanti kamu langsung ke ruangan saya ya."
"Iya, pak."
Andre berlalu pergi meninggalkan tempat Thania. Di satu sisi Gibran memperhatikan interaksi mereka dari jauh. Entah apa yang membuatnya melakukan ini, dirinya hanya penasaran saja apa yang akan Andre lakukan selanjutnya.
Apakah mereka berdua pernah bertemu sebelumnya? Sampai Andre sendiri yang meminta Thania untuk jadi sekretarisnya.
---
Vote bagi yang belum dan jangan lupa komennya, Thank you!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thania [END]
Romance(Publish ulang karna Revisi) Bagaimana jadinya jika kamu harus menggantikan posisi pengantin wanita yang kabur saat hari pernikahannya? Thania, seorang wanita yang awalnya tak sengaja menolong seorang pria tua dijalan lalu pria itu membalasnya deng...