Gibran duduk terdiam dimeja kerjanya sembari memainkan bolpoin ditangan kirinya.
"Lo harus coba cari jawaban dari hati lo. Kemana hati lo tertuju dan apa yang sebenarnya hati lo inginkan."
"Lo harus coba cari jawaban dari hati lo. Kemana hati lo tertuju dan apa yang sebenarnya hati lo inginkan."
"Lo harus coba cari jawaban dari hati lo. Kemana hati lo tertuju dan apa yang sebenarnya hati lo inginkan."
Kata-kata Jo malam itu terus saja menghantui kepalanya. Ia harus menemukan jawaban atas hatinya, tapi ia sendiri tidak tau bagaimana perasaannya saat ini.
Ia harus mencobanya. Iya benar, ia harus bisa memilih sebelum ia menyesal nantinya.
"Oi Gibran!" Suara Kevin membuat Gibran kaget, hingga pria itu hampir menyenggol gelas yang ada disampingnya.
Gibran memejamkan matanya sembari menghembuskan napasnya. "Lo! Orang masuk ketok pintu dulu, permisi dulu, salam dulu, ini lo malah ngagetin."
"Iya gue lupa, kan lo bukan orang tapi dedemit." lanjutnya
"Sembarangan aja lo kalau ngomong, mulutnya gak difilter dulu."
"Ngapain kesini?" Gibran kembali dalam bentuk dinginnya.
"Numpang ngadem doang, soalnya diluar panas banget kebetulan gue lewat kantor lo hehehe."
"Keluar."
"Ngusir? Sabar dulu napa. Yakali gue kesini cuma numpang ngadem, pasti ada hal penting yang mau gue kasih tau ke lo."
"Yakin penting?" Gibran ragu kalau-kalau informasi Kevin sama sekali tidak berfaedah.
"Iyalah. Emang kapan Kevin yang ganteng ini pernah bohong? Hm."
Gibran hanya diam saja sembari menunggu Kevin lanjut berbicara pada inti topik.
"Ini soal Amara."
"Amara udah balik ke indo."
Kevin melihat ke arah Gibran yang sedang memandang ke arah lain.
"Oi Gibran! Malah bengong kesambet kucing ntar. Denger gak yang tadi gue bilang?"
"Hm."
Kevin membelalakan matanya, "Hm! Hm! Hm doang? Gak ada reaksi yang lebih atau apa gitu? Ini Amara loh. A-MA-RA."
"Ni gue eja lagi biar lebih jelas, A-M-A-R-A. Masih belum jelas?"
"Gue denger, gak budek."
"Terus lo diem aja?"
"Gue udah tau."
"Hah? Udah tau? Yah gak seru dong kejutan gue. Kapan lo taunya?"
"Amara udah dateng ke kantor gue. Dia bilang minta maaf dan minta gue kembali sama dia."
"Terus lo gimana?"
"Gak tau. Kemarin gue udah cerita sama Jo."
"Wah parah sih lo berdua. Hal penting kaya gini gue gak dikasih tau, malah berdiskusi berdua aja. Berduaan itu gak baik apalagi cowo sama cowo, nanti kalau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan gimana?"
Kini Gibran malah menatap balik Kevin, "Maksud lo apa?" Sedangkan yang ditatapnya hanya membuat wajah tanpa berdosanya.
"Kalau bertiga, nanti orang ketiganya iblis. Nah kalau itu gue setuju."
"Terus-terus Thania gimana? Lo cerita gak sama dia?"
"Bukan gue yang cerita, tapi Amara."
"Amara?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thania [END]
Romance(Publish ulang karna Revisi) Bagaimana jadinya jika kamu harus menggantikan posisi pengantin wanita yang kabur saat hari pernikahannya? Thania, seorang wanita yang awalnya tak sengaja menolong seorang pria tua dijalan lalu pria itu membalasnya deng...