Gibran POV.
"Saya gak mau tau, pokoknya kamu harus segera revisi dan berikan pada saya besok!" Aku menggebrak file yang ada di tanganku ke meja.
"Baik pak. Saya minta maaf atas keteledoran saya." Ucapnya dengan wajah yang terus menunduk dan terlihat ketakutan.
Ia pergi keluar dari ruanganku. Aku hanya menghela napas dengan gusar. Aku duduk dibangku dan mengambil gelas yang berisikan kopi diatas mejaku. Habis. Sial! Kenapa hari ini menyebalkan sekali. Aku mengumpat pada diriku sendiri.
Drrrt... Drrrt...
Siapa orang yang menelpon disaat-saat yang tidak tepat seperti ini? Huft! Dengan malas aku mengambil ponsel dari saku celanaku, melihat nama yang tertera dilayar ponsel. Gabrielle. Akupun langsung menjawab panggilan tersebut.
"Halo."
"Bang Gibran!"
Aku sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku karena Gabi yang berteriak dengan keras memanggil namaku.
"Ada apa Gabi?"
"Bang Gibran dingin banget sih kaya es balok!"
"Iya maaf ya Gabi yang cantik."
"Nah gitu dong, akukan seneng dengernya. Hehehe."
"Ya terus sekarang kamu ada apa nelpon abang?"
"Abang kenapa ngomongnya kaya gitu? Emangnya aku gak boleh nelpon Bang Gibran?"
Aku membayangkan bagaimana raut wajah Gabi yang menggemaskan saat lagi ngambek. Gabi bisa menjadi obat penghibur untukku.
"Iya, maafin abang ya. Abang gak bermaksud buat ngomong kaya gitu sama kamu."
"Bang Gibran lagi kerja atau lagi sama Ka Thania?"
"Lagi kerja, Gabi."
"Oh begitu. Ka Thania gimana kabarnya? Dia baik-baik ajakan?"
"Jadi kamu udah gak peduli sama abang?"
"Abang cemburuan deh."
"Dia kabarnya baik-baik aja."
"Syukurlah, Gabi lega dengernya. Bang Gibran nanti ketemuan di resto tempat biasa ya."
"Emangnya ada apa?"
"Udah dateng aja ya, jam tujuh."
"Tapi-"
"Gabi tunggu! Dah Bang Gibran!"
Sambungan telepon terputus. Kenapa Gabi tiba-tiba minta aku untuk pergi ke resto tempat biasa? Apakah ada acara keluarga? Tapi biasanya mama atau papa yang bilang padaku. Entahlah. Tapi aku akan datang, lagipula aku juga kangen karena sudah lama tidak bertemu dengan Gabi. Aku kangen tingkah lucunya.
Sebelum jam tujuh aku sudah bersiap pergi ke resto. Aku tidak ingin Gabi menunggu lama. Aku langsung menancapkap gas meninggalkan kantor. Beberapa menit aku sudah sampai, karena aku sudah biasa ke resto ini jadi aku tidak perlu mencari tempat lagi.
Aku berjalan menuju ruangan VIP, langsung saja aku membuka pintu tersebut dan-
"HAPPY BIRTHDAY!!"
Ya ampun aku hampir lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku terlalu sibuk memikirkan hal lain hingga melupakan ulang tahunku sendiri. Aku melihat saudara-saudaraku berkumpul di ruangan ini, yang tidak ada hanya orang tuaku.
"Happy Birthday Bang Gibran!" Ucap Gabi dengan begitu semangat.
"Happy birthday ya bang." Givan memberi selamat padaku juga, diikuti yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thania [END]
Romance(Publish ulang karna Revisi) Bagaimana jadinya jika kamu harus menggantikan posisi pengantin wanita yang kabur saat hari pernikahannya? Thania, seorang wanita yang awalnya tak sengaja menolong seorang pria tua dijalan lalu pria itu membalasnya deng...