Bab 53

107K 5.9K 97
                                    

Thania membuka matanya karena sinar matahari yang masuk membuatnya harus bangun. Ia baru sadar kalau dirinya tertidur diatas tubuh Gibran. Thania menjauhkan diri dari tubuh laki-laki itu namun Gibran malah menariknya kembali sehingga ia terjatuh lagi diatas tubuhnya.

"Mau kemana?"

"Maaf Gibran aku semalaman tidur diatas kamu. Kamu pasti berat banget ya menopang tubuh aku, gak bisa gerak bebas. Kamu kenapa gak singkirin aku?"

Gibran malah tersenyum memamerkan deretan giginya. Makin lama dirinya semakin gemas dengan Thania. Entah apa yang ada di pikiran istrinya, padahal ia sama sekali tidak keberatan atau kesusahan. Gibran malah senang kalau wanita itu selalu berada didekatnya dan selalu bisa ia peluk.

"Siapa bilang?"

"Aku."

"Itu menurut kamu, tapi aku enggak."

"Ya udahlah terserah kamu."

"Mau kemana lagi?" Tanya Gibran saat Thania bangkit dari tempat tidur.

"Mau turun siapin makanan."

"Gak mandi?"

"Iya mandi dulu."

"Mandi bareng!" Seru Gibran antusias.

"Gak! Aku gak mau."

"Kenapa?"

"Kalau bareng nanti bukannya mandi tapi malah ngelakuin hal lain."

Pria itu tertawa kecil, ternyata istrinya tidak sepolos itu. Mungkin karena dirinya yang sudah memengaruhinya.

"Tapi aku juga mau mandi."

"Ya gantian lah."

"Kelamaan gak sih? Kan kalau bareng jadi cepet terus hemat waktu."

"Ya udah kamu aja yang mandi duluan."

"Kayaknya lebih enak mandi berdua."

"Gibran...! Kalau mau cepet kamu mandi aja dikamar lain. Gak usah macem-macem ini masih pagi."

"Kan aku mintanya tadi malam, tapi kamu gak mau. Jadi aku nagih hari ini."

"Udahlah mending aku mandi aja."

07.30

Kini Gibran dan Thania sedang berada di meja makan, menikmati makanan mereka masing-masing tanpa bersuara. Karena perdebatan tadi pagi yang menguras waktu, menjadikan sarapan pagi mereka yang telat.

"Habis ini kita ke mall yuk." Ajak Gibran setelah selesai dengan makanannya.

"Kamu mau beli sesuatu?"

"Memangnya kalau aku pergi mall harus ada yang dibeli?"

"Gak juga sih."

"Ya udah, nanti kamu langsung siap-siap."

"Aku beresin ini dulu ya sebentar."

"Stop!"

"Udah aku bilang kamu gak usah cuci piring atau melakukan pekerjaan rumah lainnya. Sekarang udah ada ART biar dia aja yang urusin."

"Gak apa-apa Gibran, aku bisa-"

"Aku bilang gak boleh kamu dengarkan!"

Thania terkejut dengan suara Gibran yang meninggi. Suaranya menggelegar hingga terdengar sampai dapur, dan salah satu pembantu itupun dengan segera membereskan piring-piring kotor tersebut sebelum sang tuannya marah.

Begitu juga dengan Thania yang langsung ciut karena Gibran sedang dalam mode 'warning'.

"A-Aku ke kamar, mau siap-siap ya Gibran." Suara Thania terbata-bata.

Thania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang