Bab 30

129K 8.4K 640
                                    

Bruk.

Thania yang mendengar suara keras itupun berhenti dan menoleh ke belakang. Seketika semua yang ada disekitarnya juga mendadak hening.

"Lo ngapain cium cewek gue?" Ucap pria yang baru saja memukul wajah Gibran.

Gibran yang setengah mabuk itu tidak dapat mencerna ucapan laki-laki tersebut.

Nampaknya laki-laki itu sudah sangat marah dan melayangkan beberapa pukulan pada Gibran lagi. Thania yang melihatnya pun langsung menghampirinya diikuti oleh Givan juga.

Gibran membalas kembali pukulan pria itu, walau akhirnya ia tetap kalah karena dirinya sedang dalam keadaan setengah mabuk.

Jo dan Kevin juga tidak tinggal diam. Mereka berdua berusaha untuk memisahkan laki-laki itu dengan Gibran. Sedangkan si wanita hanya diam ketakutan melihat sang pacar yang amarahnya sedang memuncak.

Gibran yang tidak mau terus-terusan dipukuli, kini kembali menyerang pria itu habis-habisan.

"Gibran udah Gibran! Gibran cukup!" Teriak Thania sembari berusaha menahan tubuh pria itu. Lalu Gibran menghentikan aksinya, dan berbalik ke arah Thania.

"Lepas!"

"Lo gak usah sok peduli sama gue." Tuturnya.

"Tapi aku benar-benar khawatir dan peduli sama kamu Gibran!" Balasnya dengan air mata yang mengalir tiada henti.

"Apa? Lo khawatir sama gue?"

"Lo udah sama Andre terus ngapain lo masih khawatir sama gue?!"

Thania menutup mulutnya, bagaimana bisa Gibran berfikiran seperti itu.

"Gibran aku gak pernah sedikitpun berpaling sama Andre."

"Oh ya? Gue gak percaya!"

Pria tadi diam-diam mengambil botol beling dan berniat untuk memukul Gibran.

"Gibran awas!"

Thania yang melihatnya langsung memeluk tubuh Gibran dan berakhir dirinya yang kena. Semua orang yang ada disana nampak kaget sekaligus takut.

"Thania!"

Botol tersebut pecah karena mengenai kepala Thania hingga wanita itupun pingsan.

"Thania!"

"Thania."

Gibran memegangi tubuh wanita itu yang perlahan mulai jatuh ke lantai. Givan langsung mendorong tubuh Gibran agar menjauh dari Thania.

Givan tidak bisa membiarkan abangnya terus menyakiti Thania. Pria itupun menggendong tubuh Thania dan segera membawanya pergi dari tempat tersebut. Tidak peduli dengan Gibran yang masih kesakitan dilantai akibat di dorongannya.

***

Kini Givan sedang berada di rumah sakit, menunggu Thania yang sedang diperiksa oleh dokter di dalam. Sedangkan Jo dan Kevin mengantarkan Gibran kembali ke apartemennya.

Pintu terbuka lalu dokter itupun keluar. Givan langsung menghampirinya dan bertanya tentang bagaimana kondisi Thania. Dan ternyata wanita itu baik-baik saja, juga luka di kepalanya sudah diobati dan diperban.

Givan masuk ke dalam menjenguk Thania. Wanita itu masih berbaring lemah dan belum sadarkan diri.

08.00

Gibran membuka matanya karena mendengar suara ketukan pintu berkali-kali yang membuat berisik. Dengan terpaksa ia berjalan ke arah pintu lalu membuka kenop pintunya.

"Givan."

"Gue mau ngomong sama lo."

"Masih pagi-"

Givan langsung memaksa masuk dan duduk di sofa. Gibran menghela nafasnya, lalu menutup pintu apartemennya.

Thania [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang