Part 1

13.4K 726 98
                                    

🦩🦩🦩


















Jeon Jeongguk adalah mahasiswa baru di Universitas Katolik Atmajaya. Seminggu lalu dia menyelesaikan masa ospeknya, rasanya lucu hari gini masih diospek. Dan untungnya para senior yang entah dari jurusan mana karena dia tidak peduli, mereka tidak memperlakukan junior alias maba dengan buruk. Kali ini setidaknya masih dalam batas wajar kemanusiaan.

Karena menurut cerita beberapa temannya mereka masih diperlukan semena-mena. Mengerjai mahasiswa baru tanpa ampun. Ah bersyukurnya dia jika begitu.

Sejauh ini dia sudah mengenal beberapa mahasiswa. Namun untuk teman dekat dia belum menemukannya sama sekali. Sepertinya sangat susah karena belum ada yang serasa dengannya.

Dia mengambil jurusan Teknik Listrik & Elektronika. Sebelumnya dia menamatkan diri dari jurusan yang sama. Dan kini kembali mendalami ilmu dengan jurusan favoritnya.

Hari ini kuliahnya sudah selesai dan dia diajak nongkrong di dekat kantin oleh Mingyu, teman yang baru ditemuinya ditempat sampah depan fakultas. Entah kenapa keduanya langsung nyambung.

"Lo ngapain tadi ditempat sampah? Kalau lagi kekurangan bilang gue"

Jeongguk mengelus bahu Mingyu. Dia tidak sedang bercanda, dia masih punya banyak uang diawal masa kuliahnya. Sementara temannya, ah rasanya sedih kalau diceritakan.

"Gua hanya duduk ya njing"

Jeongguk hanya mengangguk, menatap Mingyu penuh rasa iba. Tidak masalah, karena tidak semua orang beruntung seperti kehidupan Jeongguk. Contohnya Mingyu.

"Mumpung kita baru temen nih, yuk jalani kehidupan masing-masing, dan gak usah drama lo njing"

Jeongguk terbahak, sangat puas meledek Mingyu.





Sepulangnya Jeongguk dari kampus, dia tidak tahu kejadian ini akan mengubah kehidupannya yang ingin aman damai dan tentram.

Tepat didepan pintu apartemennya ada satu gundukan kecil yang bergerak-gerak. Dan betapa terkejutnya Jeongguk saat menemukan seorang bayi didalamnya.

Jeongguk menunduk, memastikan dia tidak salah lihat. Dia mencubit pipi bayi yang dia kira boneka itu alhasil bayinya menangis.

Jeongguk terkejut bukan main. Habis bayinya tidak bergerak dan matanya tertutup, kulit bayinya pun seperti sebuah boneka itulah sebabnya dia mencubitnya.

"Hush hush woy berisik"

"Astaga nak, tega bener malam-malam begini biarin bayinya diluar"

Bayinya?

Jeongguk terdiam, ingin menjelaskan jika itu bukan miliknya akan tetapi wanita paruh bayah barusan sudah masuk ke kamarnya.

Mana bayinya masih menangis lagi, dia harus apa? Dia berdiri jongkok didepan si bayi, melihatnya yang sibuk menangis karena sungguh dia tidak tahu harus apakan bayinya.

"Nak bawa masuk bayimu, berisik"

Wanita tadi lagi-lagi mengomeli Jeongguk. Jeongguk pikir dia akan memberi solusi eh cuman datang buat marah-marah.

Jeongguk membawa masuk bayinya. Siapa sih yang tega membiarkan bayinya diluar seperti tadi? Kenapa pula harus disimpan depan kamarnya? Kan masih banyak kamar lain diunit ini, kenapa harus kamarnya?

"Ooeeek"

"Kenapa lo?" Tanya Jeongguk lagi.

Dia menyentuh bibir si bayi, niatnya membuat bayinya berhenti menangis eh malah tangisannya makin bertambah.

PAPA-ABLE & BOSS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang