Part 31🍨

2.9K 327 80
                                    

🦩🦩🦩

















Ayu tidak mengerti apapun, dia hanya menatap sekelilingnya, Jeongguk tidak menceritakan apa-apa hari ini kepadanya. Mama Jeon datang pun dia tidak mengetahuinya sama sekali, itulah sebabnya dia datang dengan tangan kosong.

Sedikit merasa aneh melihat mama Jeon yang langsung memeluk Taeby. Ada apa? Kenapa Taeby setakut itu?

Dia meminta jawaban kepada pacarnya namun dia hanya menggeleng hebat. Sepertinya dia datang diwaktu yang salah.

Butuh waktu lama untuk menenangkan Taeby, dan oma Jeon bersyukur setidaknya dia tidak separah tadi pagi sampai pingsan. Cucunya itu memilih diam dalam kamar.

Saat mama Jeon kembali kedapur, Jeongguk memberanikan diri memasuki kamarnya dan disambut dengan tatapan takut dari anaknya.

Dia mengunci pintunya dari dalam sebelum mendekati Taeby. Menghela nafas berat, semoga dia tidak melakukan hal buruk lainnya yang membuat anaknya semakin takut.

Tanpa bersuara dia naik keatas ranjang, masuk ke dalam selimut, tidak lupa membawa Taeby dalam pelukannya. Dia melakukannya tanpa suara dan tanpa persetujuan anaknya.

Siapa yang menyangka kalau tindakannya itu membuat keduanya terisak serempak, namun begitu belum ada satupun yang memulai bicara.

Jeongguk semakin menarik Taeby kedalam pelukannya, dia merindukannya sangat merindukannya.

"Maaf"

Selanjutnya tidak ada suara, Taeby sibuk dengan isak tangisnya dan Jeongguk sibuk mencari kalimat permintaan maafnya.

"Maaf karena papa nampar kamu, maaf karena papa bentak kamu. Maaf ya papa tidak dirumah saat kamu demam. Maafkan papa, papa jahat banget ya sama kamu sampe kamu tidak ingin meluk papa. Bilang sama papa, papa harus apa biar bisa dimaafin?"

Isakan Taeby semakin kencang, perlahan tangannya melingkar dipinggang papanya "Iya papa jahat nampar Teby, Teby takut"

Menatap wajah papanya dari bawah dengan pipi dipenuhi air mata, membuat Jeongguk ikut menangis kencang.

Menghapus air matanya pelan, setelahnya mengecup kedua mata Taeby "Jangan nangis lagi baby, papa mohon. Jangan nangis lagi"

Menggeleng keras, dia tidak suka melihat air mata itu, apalagi penyebabnya adalah dia sendiri.

"Papa juga gak boleh nangis, udah tua loh padahal"

Kalimat itu berhasil membuat keduanya tertawa. Jeongguk bersyukur setidaknya dia bisa memeluk anaknya lagi, walau dia belum dapat maaf dari anaknya.

"Cium"

Suaranya begitu kecil lebih kearah merengek, meminta satu ciuman dari papanya. Dan siapa Jeongguk yang berani menolak permintaan itu, maka perlahan dia mencium bibir Taeby.

Rasa asin terasa dikedua bibir mereka karena ternyata keduanya masih saja menangis dalam ciuman mereka.

"Papa harus apa biar Taeby maafin papa?" Tanya Jeongguk setelah melepas ciuman keduanya.

"Boleh tau kenapa Taeby gak boleh pacaran?"

Jeongguk sedikit kaget. Sejujurnya dia sendiri belum punya jawaban kenapa anaknya tidak boleh berpacaran.

"Apa harus ada alasan? Karena papa pun tidak tau jawabannya"

Taeby menatap kedalam mata papanya. Jika papanya saja bingung gimana dengan dia. Perlahan dia mendekati bibir papanya, menciumnya dengan lembut, dan dia dengan berani bertanya dalam ciumannya yang sepihak "Papa gak lagi cemburu kan?"

Entah darimana pikiran itu berasal, namun satu yang Taeby sadar dia pun tidak menyukai jika papa dan tante Ayu berciuman apalagi melakukan hal yang lebih dari itu.

Dan dia mengenal rasa itu malam ini, disaat tante Ayu kemungkinan besar dengan sengaja ingin menunjukkan bekas cupang dilehernya. Hanya saja dia tidak tau jika oma ternyata sedang berada dirumah.

"Kalau begitu" menjeda ciumannya sejenak, namun setelahnya dia kembali mencium bibir papanya. Rasa ini, rasa yang hangat dan aneh dalam perutnya, rasa yang sama ketika dia berciuman dengan Jackson walau hanya sekali.

Dan untuk pertama kalinya Taeby merasakan hal itu, sebelumnya ciumannya dengan papa terasa biasa saja. Tapi apa ini? Kenapa dia merasa tidak rela jika bibir yang sedang dia cium ini harus disentuh orang lain?

Maka ijinkan dia mengikuti kemauan papanya, jika dia tidak diperbolehkan untuk berpacaran dengan siapapun "Papa putus sama tante Ayu"

Menurutnya ini cukup adil. Ayo jangan egois, dia juga menginginkan menjalani hubungan spesial dengan seseorang, namun jika papa melarang maka diapun berhak melarang papanya berpacaran.

"Kenapa?"

Sejujurnya Taeby ingin menertawakan pertanyaan konyol papanya, bukankah semuanya jelas. Tapi tidak masalah jika dia minta penjelasan, maka akan Taeby jelaskan.

Dia duduk menyender ditempat tidur, disusul papa-nya melakukan hal yang sama.

"Teby cemburu"

"Tau apa kamu soal cemburu?" Jeongguk mengacak rambutnya sambil terkekeh, bisa-bisanya dia bilang cemburu.

"Paaaa, Teby sudah kelas 2 SMA. Teby sudah banyak belajar. Papa ingat gak dulu bahkan Teby menanyakan seks dan meminta papa melakukannya pada Teby? Papa ingat gak saat papa bisa-bisanya ngajak tante Ayu seks disofa?"

Sejujurnya Jeongguk kaget dengan kalimat frontal sang anak, namun begitu dia tetap membiarkannya.

"Dulu papa boleh bohongin Teby, tapi sekarang Teby sudah bisa mencaritahu sendiri pa. Arti seks aja sudah Teby mengerti kok apalagi hanya soal cemburu. Teby cemburu sama tante Ayu, dan Teby mau papa putus dengannya"

Jeongguk memang selalu menyangkal sesuatu dalam benaknya dari dulu yaitu dia yang menyukai anaknya sendiri. Tidak bisa dipungkiri, setiap Taeby menciumnya dia selalu ingin lebih.

Karena perasaannya itupula dia mencoba menghindar dengan selalu mengencani Ayu, walau sebenarnya dia tidak memiliki perasaan apa-apa sama Ayu.

Setiap dia bertemu atau mengajak Ayu kencan, saat itulah dia sedang menginginkan anaknya, itulah sebabnya dia menghindar demi menjaga anaknya dari dirinya sendiri. Dan setiap mereka melakukan itu, dia membayangkan wajah Taeby yang sedang dia manjakan bayangan anaknya meneriaki namanya saat putihnya hampir sampai.

Dan saat Taeby mengatakan dia cemburu maka dia pun ingin meyakinkan dirinya kalau dia juga cemburu ketika Taeby dekat dengan seseorang.

"Cium papa baby"

Pintanya dan tentu langsung disambut semangat oleh Taeby. Anak itu bahkan memilih duduk diatas pahanya, tidak lupa lengannya dia kalungkan dileher Jeongguk.

Jeongguk tersenyum dalam ciuman keduanya, yah dia benar-benar menyukai anaknya itu, dan dia benar, dia cemburu.

Hingga tanpa dia sadari dia mulai menyusuri leher mulus itu, mengecupnya lembut membuat pemiliknya mengerang pelan.

"Gguk, Taeby, ayo makan malam dulu nak"

Ketukan pintu oma membuat keduanya berhenti "Mau digendong keluar sayang"

Taeby mengangguk antusias, diapun ingin melihat reaksi tante Ayu. Dan benar saja tatapan tidak sukanya membuat Taeby semakin ingin membuatnya panas.

Dengan sengaja dia mengecup leher papanya didepan wanita itu "Kok papa wanginya sama kayak Teby?"






























•jassint•

Mau dilanjutin yg mana nih gengs😔
Part 31 👊 atau Part 31🍨

Gue terlanjur nulis yg versi🍨 juga. Biar gak sia² aja sih nulisnya makanya aku post aja😘

Tapi terserah kalian ya, aku ngikut aja🤗

PAPA-ABLE & BOSS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang