Part 21

2.6K 284 15
                                    

🦩🦩🦩





















Taeby sibuk menamatkan game nya, membiarkan papa dan pacarnya menjauh darinya, namun tetap saja mereka selalu mengekorinya. Padahal dia sengaja membuat jarak, tidak ingin menganggu keduanya.

Seharusnya tadi dia mengajak Lisa saja. Benarkan dia jadi nyamuk sekarang. Menyebalkan.

"Baby, jalannya lihat depan dong"

"Iya Taeby, hpnya di simpan dulu coba"

Taeby mendecak kesal, bisa-bisanya pacar papa ikut memberinya ceramah. Kan itu satu-satunya cara agar dia tidak terlalu menampakkan kejombolannya disini.

Brak

Dan benar saja dia menabrak seseorang. Pacar papanya dengan cepat mengulurkan tangannya, Taeby belum terlalu terbiasa dengan itu maka dia mengabaikannya.

Dia segera meminta maaf setelah papanya menatapnya "Maaf" ujarnya pelan karena sudah mengabaikan tangan tante Ayu. Kalau tidak salah ingat namanya Ayu. Ayu memang, sesuai namanya. Dan papa benar mengatakan kalau dia lebih cantik dari ibu Sela.

"Gak apa-apa, hpnya mau disimpan aja?" dia menggeleng.

"Maaf, gak sengaja"

Dan suara barusan seperti tidak asing. Dia menatap asal suara yang kini sedikit kaget dan tersenyum menatapnya.

Taeby nampak malu-malu "Eh kak Namjoon, Taeby gak apa kok. Taeby yang salah gak lihat kedepan"

Namjoon mendekat dan membisikkan sesuatu padanya "Gak apa-apa manis" ujarnya pelan, meredamkan suaranya karena dia sangat yakin kedua orang dewasa dibelakang Taeby adalah kedua orangtuanya.

Membenarkan kacamatanya sebelum memberi salam pada orangtua calon pacarnya "Siang om, tante"

Tante Ayu yang seramah itu menjawab dengan senyuman manisnya. Berbeda dengan Jeongguk yang menyidik menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kakinya.

Taeby menyenggol lengan papanya dengan siku. Barulah muncul senyuman terpaksa diwajah Jeongguk. Namun sebelum itu dia menatap jam tangan mahalnya "Jam 4, seharusnya sudah sore"

"Ah iya, so-sore maksudnya om"

Taeby dan tante Ayu menatap tidak suka pada pria menyebalkan disamping mereka yang berhasil membuat Namjoon kikuk ditempatnya.

"Baiklah, filmnya sebentar lagi dimulai"

Ujarnya santai meninggalkan dua orang yang menatapnya kesal. Sementara Namjoon hanya meneguk ludahnya kasar, lalu pamit ke tante Ayu.

Mereka duduk di kursi barisan tengah, kebetulan disampingnya tidak ada penonton. Kebanyakan memilih didepan dan dibelakang mereka. Maka Taeby dan tante Ayu bersepakat untuk menjauhi Jeongguk dengan duduk melewati tiga kursi kosong darinya.

Menatap heran karena dijauhi. Sementara Taeby dan tante Ayu tidak mempedulikannya. Sepanjang pemutaran film Taeby hanya menghabiskan waktunya untuk berceloteh pelan sembari menghabiskan tiga cup popcorn berukuran large. Jatah papa dan tante Ayu dihabiskannya.

"Nanti kita balas" ujar tante Ayu menyemangatinya. Namun begitu dia tetap kesal.

"Jeon Jeongguk nyebelin"

Sebelum film berakhir, Taeby meminta tante Ayu agar dia keluar lebih dulu. Karena dia sangat bete.

Tante Ayu membiarkannya pergi sebelum kembali mendekati pacarnya yang dengan santainya menikmati film-nya.

"Mas, anaknya ngambek tuh"

Jeongguk menoleh sejenak "Karena apa?" Tanyanya dengan santai membuat Ayu rasanya ingin ikut ngambek jika saja tidak mengingat umurnya tidak lagi cocok untuk ngambek seperti Taeby tadi.

"Kamu masih nanya karena apa?"

Ayu ikut keluar meninggalkan Jeongguk sendiri. Di lobby bioskop dia  mencoba cari keberadaan Taeby, namun tidak dia temukan. Ingin mengirim pesan dia tidak punya nomer calon anaknya itu.

Dia memilih pergi ke toilet merapihkan dirinya sembari menunggu Jeongguk keluar.

Sepulangnya dari toilet dia menegang saat menemukan dua orang pria saling menukar saliva dilorong sempit menuju tangga darurat yang jarang di lewati orang.

Entah kenapa tubuhnya bergidik ngeri setelah melihat kedua orang asing itu. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya jika dia bisa menatap hal seperti itu.

Hingga terpaksa dia kembali ke dalam toilet karena mual. Dia merasa sebentar lagi dia akan muntah, namun itu tidak terjadi.

Dia sangat menentang hubungan sesama jenis. Merasa orang-orang seperti itu tidak layak hidup dikalayak banyak karena akan merusak norma yang terjadi dimasyarakat.

Syukurnya saat dia keluar dari toilet orang-orang tadi sudah tidak berada disana lagi. Sedikit kaget saat dia menabrak tubuh seseorang didepannya karena kurang fokus.

"Kamu sakit?"

Ah itu pacarnya, Jeongguk. Dia langsung menariknya menuju lobby. Jeongguk hanya menurut saat tangannya ditarik, dan langkahnya terpaksa mengikuti sang pacar yang jalan begitu cepat seakan menghindari sesuatu.

"Hei, kamu kenapa sih?" Jeongguk kembali bertanya.

"Gak kenapa-napa kok, aku sedikit mual, tidak sengaja melihat hal menjijikkan" Jeongguk mengelus punggungnya, sembari mencari kemana anaknya pergi?

"Taeby kemana?"

"Gak tau, tadi juga aku nyariin gak ketemu-ketemu. Apa masih ngambek sama kamu? Lagian iseng amat jadi orang, lihat gak temannya tadi sampe kikuk gitu"

Dari kejauhan Jeongguk melihat anaknya sedang tersenyum lebar menghabiskan eskrimnya. Dia tidak bisa menebak dengan siapa dia disana, pria itu hanya terlihat punggungnya saja. Oh atau jangan-jangan anak kecil tadi.

"Ayo"

Menarik tangan Ayu, tujuannya samperin Taeby. Butuh waktu lama karena mereka harus memutar balik agar sampai disebrang sana.

"Oh kamu yang gak bisa bedain siang sama sore tadi ya?"

Taeby dan Namjoon yang tidak sengaja bertemu di pintu keluar teather I tempat keduanya menonton, ternyata mereka menonton film yang sama. Namjoon yang bosan memilih keluar, begitupun Taeby yang ngambek sama papanya, berakhir keduanya makan eskrim bersama.

Keduanya sama-sama dikagetkan dengan suara teguran barusan yang sangat Taeby kenal itu siapa. Eskrimnya semakin meleleh karena sudah tidak mood menghabiskannya setelah melihat wajah menyebalkan papanya.

Sementara Namjoon kembali dibuat kikuk ditempatnya. Bingung mau bereaksi seperti apa.

"Kamu kenapa sih? Kasihan noh muka temennya" bisik Ayu pelan, namun sayangnya Jeongguk tidak peduli. Dia justru memilih menggeserkan kursi disamping Taeby.

Mengangkat satu tangannya, meminta pelayan mendekat. Menunjukkan eskrim yang hendak dipesannya "Makan eskrim sepertinya enak"

Tiba-tiba saja, entah darimana idenya itu berasal. Kalau Ayu tidak salah ingat, pacarnya itu tidak terlalu menyukai makanan lunak melumer dimulut alias eskrim. Tapi ya sudahlah, dia ikut memesan juga.
























•jassint•

PAPA-ABLE & BOSS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang