🦩🦩🦩
Warning: 🔞
"Kenapa masih menangis, hm?"
Keduanya masih bertelanjang bulat didalam selimut. Jeongguk memeluk Taeby dari belakang setelah membuatnya menangis selama beberapa menit. Entah menangis karena rasa nikmat atau menangis karena menyesal akan sesuatu.
Sejak tadi diapun tidak berhenti meminta maaf, seharusnya Jeongguk lah yang meminta maaf disini.
Dia paham kalimat Taeby mengatakan jika dia sudah meniduri pria lain selain dirinya, sangat paham, toh malam itu dia dengan sabar mendengar erangan nikmatnya disebrang sana.
Namun satu hal yang pasti Taeby dan Bogum tidak melakukan apapun karena menghilangnya Jeongguk sejak pagi hingga siang tadi adalah untuk mencari kebenaran dan mencari keberadaan Bogum. Karena dia sudah punya niat membunuh anak mudah itu.
Cukup lama dia mencari keberadaan Bogum karena dia tidak punya petunjuk sama sekali. Dia tidak meninggalkan mobilnya sama sekali dan berkeliling mencari anak itu.
Entah bagaimana keduanya bertemu ditengah jalan, walau hanya melihat wajahnya sekilas, tetapi Jeongguk yakin jika pria itu adalah Bogum.
"Boleh bicara sebentar?" Pintanya kala pria itu hendak memasuki kamarnya.
Bogum tersenyum ramah. Mempersilahkan Jeongguk masuk, walau yang dia dapat adalah pukulan keras diwajahnya kala pintu kamarnya baru saja tertutup sempurna.
Sebisa mungkin dia menangkis pukulan Jeongguk walau sangat kesulitan karena perbedaan postur tubuh keduanya yang sedikit jauh berbeda.
Bogum mengerti kenapa pria itu sebrutal itu ingin membunuhnya saat itu. Dia tertawa sinis dan entah bagaimana itu membuat Jeongguk berhenti. Dialah penyebab kemarahan itu tentu saja. Artinya dia berhasil dengan rencananya bukan?
Dia berhasil membantu Taeby tanpa Taeby ketahui, walau besoknya keduanya terbangun dalam kondisi sama-sama telanjang, dan kemungkinan besar Taeby berpikir yang tidak-tidak.
Malam dimana dia seharusnya mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan Taeby yang mabuk berat. Justru dia berpikir untuk membantunya.
Dia mengirim pesan pada pria mungil bernama Jihoon, pria yang umurnya jauh dibawahnya, namun pria mungil itu begitu terobsesi dengannya, dia bahkan beberapa kali menawarkan diri untuk berhubungan seks. Ini saatnya dia mewujudkan impian pria kecil itu.
Setibanya Jihoon dikamarnya, Bogum langsung menjelaskan semuanya, jika pria itu mau melakukan seks sesuai keinginannya, dia harus mengikuti permainan Bogum.
Dan yah tentu saja dia melakukannya dengan senang hati. Dia rela mengerang dan mendesah cukup keras didepan hp yang sudah tersambung dengan seseorang disebrang sana yang dia tidak tahu itu siapa. Siapa yang peduli dengan itu? Yang terpenting adalah dia mendapatkan Bogum untuk malam ini.
"Hal-lohhh inihh siapa?" Tanyanya membuat Bogum memukul bokongnya pelan, bisa-bisanya dia sempat kepo dengan orang disebrang sana. Terdiamnya om Jeongguk membuat Bogum tersenyum senang dan semakin membuat Jihoon mengerang, dan sepertinya itu membuat om Jeongguk hampir jantungan. Bodoh saja jika dia tidak mengenal suara anaknya sendiri.
Keduanya bercinta didepan pria mabuk yang Jihoon yakin namanya adalah Taeby. Dia mengerang keenakan, setelahnya dia mematikan sambungan telpon dengan segera dan fokus meneriaki nama Bogum, tanpa mempedulikan pria mabuk didepannya yang meracau tidak jelas dan menyumpahi nama papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAPA-ABLE & BOSS BABY
FanfictionTentang bagaimana susahnya Jeongguk mengurus bayi kecilnya. "Baiklah Taeby kau mau apa? Kau lapar mau bakso tikus atau mau diganti popoknya?" Teriaknya frustasi. Dia mirip seperti wanita dengan baby blues syndrom. Kadang dia marah, tertawa tidak jel...