Part 22

2.5K 322 45
                                    

🦩🦩🦩






















Ayu pikir cukup untuknya mengenal Taeby dalam satu hari. Dia salah, satu minggu sudah dia mencoba mendekatkan diri kepada Taeby namun hubungan keduanya tidak terlihat dekat.

Tidak masalah, dia terus mencobanya. Dan hari ini dia meminta ijin untuk menjemput Taeby di sekolahnya, dan Jeongguk mengiyakannya. Dia juga ingin Taeby dan Ayu dekat seperti seharusnya.

Ayu melambaikan tangannya dari kejauhan. Taeby yang masih enggan melepas pelukannya dari Lisa tersenyum kecil. Dia sengaja menyeret Lisa karena tidak ingin akward jika hanya berdua dalam mobil dengan tante Ayu.

Dia ikut senang ternyata papa sekarang memiliki orang yang bisa diajak curhat. Tapi entah kenapa dia belum terbiasa dengan keberadaan tante Ayu.

"Halo tante"

Lisa menyapa dengan heboh seperti biasanya. Disampingnya Taeby masih enggan bersuara, bersalim sejenak sebelum memasuki mobil tante Ayu.

Tante Ayu menyukai interaksi keduanya, dia sudah tahu sedikit mengenai Lisa karena dirumah Jeongguk wajahnya terpampang dengan jelas dibingkai bersama Taeby.

Keduanya memilih duduk dibelakang. Tante Ayu menatap dari spion. Taeby yang menyender dibahu Lisa membuatnya tersenyum sendiri. Dia mendukung Lisa menjadi calon pacar Taeby.

"Kalian terlihat cocok"

"Emang iyah tan?"

"Iya, kamu cantik, Taeby ganteng"

"Hahaha. Taeby mah bukan ganteng doang tan, cantik juga dia embat"

Taeby tidak peduli sama sekali dengan obrolan keduanya. Dia sedang patah hati. Semenjak papa Jeongguk berbuat rusuh di mall dan mengacaukan Taeby dan Namjoon yang sibuk menghabiskan eskrim berdua. Ketua osis itu kini tidak lagi menunjukkan tanda-tanda mendekatinya.

Dan hari ini Taeby semakin dibuat galau karena Namjoon mendatanginya dan meminta maaf karena dia tidak bisa lagi berhubungan dengan Taeby, karena dia sudah berpacaran dengan orang lain. Dia juga mengatakan kalau dia tidak mau berurusan dengan papa Taeby yang sangat menampakkan ketidaksukaannya kepada Namjoon.

"Ngapain kesini sih tan?"

"Loh kenapa sayang, kita mau makan siang dulu sama papa kamu. Mau ya?"

"Ya udah gue balik. Lo aja dah yang gantiin gue" mendorong Lisa ke mendekati tante Ayu. Setelahnya dia berjalan meninggalkan keduanya.

Lisa tersenyum kikuk melihat tante Ayu. Taeby kurang ajar emang, dia aja belum segitu dekat dengan calon mamanya, gimana dengan Lisa yang baru beberapa menit lalu berkenalan.

Dia mengejar Taeby dan menariknya paksa

"Kemana lo? Jangan lari dari kenyataan"

"Gue pulang"

Oh tidak bisa "Tan, Taeby mau digandeng katanya" teriak Lisa lantang walau berakhir mendapat satu cubitan super dipinggangnya.

Tangan tante Ayu menarik lengan Taeby pelan. Lisa tersenyum kecil menatap Taeby yang tidak berkutik disamping tante Ayu. Mirip Yeontan kucing peliharaannya dirumah.

"Aduh lucu banget sih"

Oh Tuhan, bolehkah Lisa mengatakan kalau hari ini adalah hari terindah dalam hidupnya? Jika diijinkan bolehkah dia menertawakan nasib Taeby yang kini menegang karena sejak tadi pelukan tante Ayu tidak pernah lepas darinya, ditambah usapan lembut dikepalanya. Calon ibu yang baik.

Dia mirip seperti kambing yang ketakutan karena kena hujan. Ingin berlari tapi tidak bisa.

Jeongguk sedikit kaget menatap Taeby dan Ayu tiba-tiba sedekat ini. Lihatlah belum saja mereka masuk keruangan sudah membuatnya bergidik ngeri. Tatapan Taeby benar-benar tajam, sepertinya dia mengajak Jeongguk untuk berperang.

"Apa salah papa kali ini?"

Mengambil alih Taeby dari Ayu mendudukkannya diatas pahanya "Kalian duduklah" tidak lupa mempersilahkan kedua tamunya duduk.

Cup

Walau kini keningnya dikecup, wajah kesal Taeby masih nampak jelas. Jeongguk menggendongnya masuk kamar yang sengaja disediakan dikantornya.

"Maaf ya, saya tinggal sebentar"

Lisa dan Ayu mengangguk, sebenarnya keduanya belum terbiasa dengan perlakuan papa dan anak yang sedikit berlebihan itu. Tapi mau gimana, mereka harus tetap berpikir positif terutama tante Ayu.

Membaringkan anaknya dikasur dan berniat pergi namun tentu ditahan Taeby "MANA CIUMAN TEBY"

Jeongguk sedikit tersentak dengan suara keras anaknya. Ada apa dengannya? Kemana suara manjanya setiap minta cium?

Cup

Namun begitu Jeongguk tetap menurut, mulai memberinya ciuman. Sejak tadi pagi dia merindukan anaknya, ingin segera menemuinya. Dengan semangat menyiapkan diri untuk menjemput, namun Ayu mengajukan diri untuk menjemputnya, hitung-hitung sebagai fase pengenalan lebih dalam.

Maka dia memejamkan matanya mencium Taeby. Beberapa menit setelahnya Taeby memukul bahunya tanda dia ingin berhenti, tapi Jeongguk entah kenapa terus melakukannya. Terburu-buru memilin bibir kecil Taeby dengan gigi depannya.

Taeby mengerutkan keningnya saat merasakan ada yang berbeda dari ciuman mereka.

"Ihhh papa kenapa gitu ciumnya? Aneh deh" protes Taeby saat ciuman Jeongguk sedikit berbeda.

Cup

"Diam baby, papa kangen"

Taeby membiarkannya saat papa kembali menciumnya. Toh dia sendiri juga sedang kesal, biasanya kalau sudah dicium begini suasana hatinya membaik. Tapi sehabis ini dia mau marah-marah karena menyebabkan dia galau karena Namjoon sudah punya pacar.

"Nnng papahh"

Dia mendorong bahu Jeongguk paksa. Jeongguk sedikit kaget mendengar suara Taeby. Sial dia sudah melewati batasnya.

Dia beranjak menjauhi Taeby sebelum bertindak diluar akal sehatnya. Ini tidak benar, pikirnya dalam hati. Entah kenapa akhir-akhir ini dia menginginkan bibir Taeby lebih.

Dia menatap keluar jendela, mencoba menenangkan pikirannya, karena sungguh dia sudah terlalu jauh.

'Sial'

Taeby mendekatinya, memeluknya dari belakang. Tadinya dia mau lanjut marah, tapi mungkin ada baiknya ditunda lebih dulu. Sepertinya papanya sedang sakit.

"Papa sakit ya?"

Tanyanya membuat Jeongguk membalikkan badannya. Dia menarik nafas panjang sebelum menggendong Taeby keatas sofa. Dia merindukan Taeby kecilnya, dimana dia sendiri tidak memiliki satu pikiran picik dalam otaknya, dimana dia hanya melihat Taeby sebagai anaknya. Ah bisa gila kalau dia begini terus. Makanya dia menaruhnya diatas dadanya, seperti yang sering dia lakukan saat Taeby kecil, dia mencoba bernostalgia.

Namun Taeby bergerak tidak nyaman "Ih papa kok ada yang aneh, keras gitu"

Jeongguk melotot saat tangan anaknya memegang bagian depan celananya. Dengan cepat dia menjauhkan tangan Taeby "Itu besi sabuk papa baby" Taeby hanya mengangguk.

Jeongguk mengurut dahinya sembari memejamkan mata. Dia yang memulai semuanya dan dia sendiri yang berakhir gila begini.

"Papa pusing banget ya?" Jeongguk hanya bisa mengangguk.

"Pantesan papa cium Teby pake lidah tadi, aneh tau pa"



























•jassint•

Double up biar gak semakin iri dengki sama yang lagi zoom sama BANGTAN 😃👍

PAPA-ABLE & BOSS BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang