27. Rosemary

3.1K 418 37
                                    

lama gak berjumpa, kangen gak? kangen gak? *maksa

happy reading teman2ku tersayang.. 

-Rosemary simbolizes fidelity, constancy, and loyalty-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Rosemary simbolizes fidelity, constancy, and loyalty-

*****

Kiara/Senja POV.

-Lima tahun kemudian-

"Kiara?"

Panggilan kepada namaku memecahkan lamunan. Aku yang sedang menyiapkan tas berisi baju dan perlengkapan pribadi terkejut mendengar namaku dipanggil. Rupanya Mbak Siti, dengan punggung menyandar pada daun pintu, melihatku dengan pandangan lembut.

Saat ini aku sedang berada di rumah Abah dan Amih di pinggir kota Serang, seperti yang selalu aku lakukan setiap saat libur tiba.

"Kamu jadi kembali ke Jakarta?" tanya Mbak Siti padaku.

Aku tersenyum sambil tetap menyiapkan pakaian yang akan kubawa pulang ke Jakarta, "iya, semester ini aku semester terakhir, jadi sayang kalau harus berhenti. Masa dua kali drop out? Rekor banget Mbak, Kiara si mahasiswi yang dua kali di drop out oleh dua kampus berbeda," ujarku sambil tertawa, menertawakan nasibku sendiri.

Mbak Siti masuk ke dalam kamar, dan duduk di atas dipan kayu yang satu minggu ini kutempati. Wajahnya terlihat sedih, matanya menatap wajahku lesu, "sedih sekali Mbak kalau mengingat kamu drop out dari kampus pertama kamu Ki. Padahal waktu itu kamu bekerja keras untuk mendapatkan uang kuliah, rasanya ingin Mbak cari ibu kamu, lalu meminta uang itu agar dikembalikan."

Melihat nada suara Mbak Siti yang berubah sedikit emosional, aku menghentikan kegiatanku, dan beranjak menghampirinya di dipan. "Ya sudahlah Mbak, aku juga sudah ikhlas. Alhamdulillah masih bisa melanjutkan kuliah malam di Jakarta, jadi aku bisa sambil bekerja juga."

"Untung saja lima tahun lalu Mbak berinisiatif menengok kamu di tempat kost, kalau tidak entah apa yang terjadi sama kamu Ki. Kamu tidak ada uang, tidak ada handphone yang bisa dihubungi, kamu benar-benar sendirian saat itu. Mbak selalu bersyukur karena masih bisa melihat kamu lagi." Aku melihat setitik air mata jatuh di sudut mata Mbak Siti.

Spontan aku memeluk tubuh Mbak Siti erat, akupun sangat bersyukur karena masih memiliki seseorang yang sudah aku anggap keluarga di sini. Untunglah Mbak Siti masih mencariku lima tahun lalu, untunglah dia masih peduli padaku.

"Mbak juga bersyukur kamu bisa bangkit lagi, dan memutuskan untuk kembali berkuliah di tempat lain. Kali ini kamu akan tinggal lebih lama di Jakarta? Jadi jarang datang ke sini?" ujar Mbak Siti sambil menghapus air matanya.

Aku melepaskan pelukan Mbak Siti, dan menjawab, "iya Mbak, aku harus mengerjakan tugas akhir jadi sulit untuk libur. Tapi nanti kalau sudah lulus, aku pasti akan main ke sini lagi. Rumah ini sudah seperti rumah keduaku. Untung saja lima tahun lalu Mbak Siti mau menampung aku di sini, aku gak tahu harus kemana lagi Mbak."

Senja Bersama Awan (END, KK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang