12. Bolos lagi

13.6K 1.7K 120
                                    

Hey hey! Baca lagi yuk!

Jangan lupa vote komen yaa!

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[12. Bolos lagi]


Alisa bosan.

Sudah hampir seperempat jam ia mabar bersama Roni sampai matanya buram. Hari ini jamkos, padahal pelajaran pertama, inginnya sih Alisa membolos, tapi Joan terus menahannya. Alhasil, Alisa memaksa Roni untuk mabar.

Alisa mengucek matanya, bukannya jernih malah makin ngeblur. Ia menggebrak meja. "Gawat! Gue buta!"

Mendengar itu, seisi kelas menoleh pada Alisa. "Kok bisa?" tanya Bima. "Ini berapa? Lo bisa liat muka gue nggak?"

"Penglihatan gue tetap HD kalo liat yang jelek-jelek," sahut Alisa. Bima mengumpat kesal.

Pun, Joan menghentikan acara membacanya dan menarik Alisa agar duduk kembali. Joan memijat pelipis dan sekitar mata Alisa. "Makanya jangan main HP terus, matanya jadi lelah."

"Iya iya," balas Alisa malas. Meski begitu, Alisa beralih pada aplikasi membaca dengan logo huruf W berwarna oranye.

"Kenapa di cerita fiksi tuh bad boy pada ganteng? Coba kalo di real life, mukanya udah kayak sangkakala terakhir anjir."

Ya, kan? Soalnya, Alisa pernah lihat langsung bad boy di real life yang gayanya nggak banget. Rambut kelimis kebanyakan pomade, kalung rantai sampai dada, kedua tangan seragamnya di gulung dan memakai tato. Itu sih bukannya bad boy malah jatuhnya kayak jamet.

Bima tertawa remeh. "Gak semua cowok bad boy di real life kek jamet, contohnya gue."

Alisa menatap penuh hujat. Berdiri. "Sok ganteng banget lo monyet!"

"Tolong bahasanya jangan kasar ya goblok." Bima melirik sinis. Ia heran kenapa Joan tahan punya pacar modelan setan macam Alisa.

Mikir woy, lu juga tahan temenan sama dia tolol! batin Bima berseru kesal.

"Gue nggak pernah ngomong kasar. Bilang bangsat aja nggak pernah apalagi anjing," sahut Alisa. Joan menarik tangan Alisa untuk memberi tahu bahwa Pak Mail sudah ada di depan. Namun Alisa tidak peduli.

Bima ingin menangis saja rasanya. Tahu kan, kalo saking kesalnya jadi pengen nangis sambil banting pintu? "Gue punya pantun buat lo Lis."

Alisa menatap, menunggu Bima melanjutkan. "Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul."

"Cakep!"

"Kesel anjing, pen mukul."

Alisa melotot kesal. Semua orang menahan tawa mereka sebab ada Pak Mail disana. Tak lama, suara benturan rotan dan papan tulis terdengar, membuat semua orang berjengit kaget.

Silent BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang