21. Cemburu

11.5K 1.4K 58
                                    


Hey hey! Baca lagi yukk!

Ditunggu jejaknya yaa!

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[21. Cemburu]


"Bby, kenapa?"

Sejak tadi, Alisa bergerak gelisah. Bahkan sempat tak konsentrasi saat menjawab pertanyaan. Namun untungnya, mereka tetap menang. Ya, tak ada yang bisa mengalahkan Alisa memang.

Alisa menggeleng. "Gak papa."

Sorot mata Joan seolah bertanya; yakin? Dan Alisa menjawab, "Hm."

Joan yakin ada masalah. Alisa saja menjawabnya sambil melirik kesana-kemari. Kilatan cemas di kedua maniknya tak bisa membohongi Joan. Akhirnya, laki-laki itu menghela panjang. Tersenyum, menautkan tangan mereka.

"Di depan ada yang jual corn dog, mau beli?"

Alisa mengangguk antusias–yang dibuat-buat. Joan tahu itu. Alisa meminta izin pada Pak Mail, kejuaraan ini juga sudah berakhir. Hanya menunggu untuk pembagian medali dan piagam beberapa menit lagi. Pak Mail mengizinkan, asal tidak boleh lebih dari lima belas menit, dan–

"–jangan bolos!"

Alisa cengengesan. "Iya iya. Parnoan banget Bapak sama saya."

"Yang bikin saya trauma siapa?"

"Iya, iya, saya. Cuma saya yang salah. Semua kesalahan di seluruh alam semesta ini salah saya." Alisa membalas kesal.

"Yaudah sana." Pak Mail berucap ketus.

Joan dan Alisa pun pergi menuju kedai samping sekolah. Dekat, bahkan di pinggir jalan pula.

"Bby, yang tadi siapa?"

Melihat itu, Alisa menegang. Wajahnya berubah panik. "Bukan siapa-siapa."

Untungnya, Joan mengangguk dan tak bertanya lebih.

***

Setelah pembagian medali, Alisa buru-buru pergi. Pak Mail dan Joan bahkan sempat bingung apa yang terjadi pada muird ajaib itu. Setelah bercakap-cakap, berpamitan formal ala guru, Pak Mail, Joan, dan dua peserta lain menyusul pergi.

Silent BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang