26. Mimpi

9.1K 1.2K 33
                                    

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[26. Mimpi]

"Ya Allah ughtea?! Emang bener kata orang kalo jodoh gak akan kemana."

Bima, dengan tampang bahagia plus tidak tahu malu berjalan cepat menuju Meisya yang juga baru saja keluar dari mesjid. Hah, kalau begini bisa setiap hari ia ke masjid.

Astaghfirullah, eling sia!

Meisya menatap flat. Kenapa dimana-mana ia harus ketemu Bima?!

"Tumben lo ke mesjid, Mei?"

Kan, agaknya tidak bisa kalau sehari saja Bima tidak menyinyiri hidup orang. "Lo kenapa sih nyinyir mulu?"

"Dih, gue mah nanya," elak Bima. Menatapnya. Lantas tersenyum seolah sedang membayangkan sesuatu seperti om-om pedofil gila yang kerap kali ia lihat di jalanan.

"Kenapa lo senyum-senyum gak jelas gitu?" ketus Meisya. Risih juga di tatap sambil senyum begitu.

"Diem deh, gue lagi mengagumi indahnya ciptaan Tuhan."

Meisya langsung melotot, ruam merah di pipinya mulai terkumpul hingga cukup kentara. Sial, wajahnya panas sekali. Bisa-bisanya Bima ngalus di depan masjid begini.

"Kura-kura makan pepaya, dasar buaya!" seru Meisya setengah gugup.

Bima tergelak puas. Ia tidak bohong, melihat Meisya memakai mukena begini rasanya seperti melihat bidadari. Cantik sekali tanpa polesan cream atau bedak, serta liptint samar seperti saat disekolah.

"Eh, tunggu deh, Mei. Itu mukena lo kok sama ya,"

"Sama apa?" Meisya mengernyit bingung.

"Sama kayak calon makmum gue."

Meisya tak ingin munafik kalau ia tak baper. Meski sedikit. Terlebih ia bingung kenapa tiba-tiba jadi salting begini, jantung Meisya berdegup keras.

Bima tergelak melihat reaksi Meisya yang jauh berbeda dari Meisya biasanya.

"Kepala lo juga aneh deh, Bim. Kek mirip apa gitu."

"Hah, mirip apa?"

"Pas diliat-liat lagi, ternyata mirip kepala keluarga gue."

SIALAN! TOLONG GINJALNYA BERDETAK KENCANG SEKALI!

Bima membeku sejenak. Tak menyangka Meisya akan membalas demikian. Cewek itu tertawa puas. Meisya dilawan.

"Lo kesini sendiri?" Bima kembali melanjutkan konversasi. Mengalihkan topik.

"Nungguin Kak Abi."

Silent BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang