23. Marah

10.1K 1.2K 45
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁  𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Lalisa WirasmaAaraksha Joan


[23. Marah]

"Lo gak takut tinggal sendirian disini?" tanya Bima. Kalau dia pasti tidak akan bisa tidur nyenyak kalau tak ada siapapun di rumah kecuali dirinya. Cemen.

Joan menggeleng. "Lo gak takut semisal ada preman?"

Dan Bima mengaduh saat kakinya Alisa injak. "Ingat, omongan adalah do'a. Mau do'ain Joan kemasukan preman, hah?" todong Alisa marah. Bima meledek dengan bibir yang meniru ucapan Alisa.

"Kalau hantu, Joan takut."

Bima tertawa membaca itu. "Lo punya pacar kerabat setan gini masih takut hantu?" katanya, sambil tertawa.

Alisa tentunya tak tinggal diam, ia menampol Bima dengan buku pelajaran tebal milik Joan.

"Kebiasaan banget lo nabok gue! Dasar cewek!" geram Bima kesal. Tak bisa membayangkan kalau semisal ada yang menikahi Alisa, pasti jadi korban KDRT.

"Hati-hati kalo nikah sama dia. Nanti lo disiksa  kalo gak kerja nyari nafkah," bisik Bima. Joan hanya terkekeh tanpa suara. Bima mendengus. Bingung kalau sudah bucin begini.

"Gue pulang dulu deh, kayaknya Bima lupa minum obat. Makanya bacot terus." Alisa beranjak. Bima merengut kesal, tak terima Alisa katai  kurang waras.

Joan mengangguk dan mengantar Alisa ke luar.

"Kalau mau tidur, lampunya jangan di matiin. Kunci semua pintu. Jangan lupa."

Joan tersenyum. Mengusap puncak kepala Alisa lalu mencium dahinya. "Hati-hati."

Jantung Alisa berdegup hebat. Ia mengangguk. "Jangan nangis, oke? Dia bukan siapa-siapa," ujar Alisa. Joan mengacungkan jempol.

Alisa melambaikan tangan. Sedang Bima sudah misuh-misuh sebab lagi-lagi menjadi saksi dua sejoli itu. Menyebalkan. Bikin iri tahu tidak?!

Joan menutup pintu setelah Alisa pergi. Tak lupa menguncinya. Ia meletakkan makanan yang Alisa bawa kedalam kulkas. Lalu Joan menunduk, terisak tanpa suara sambil memukul dada. Sesak sekali.

Faktanya, bukan hanya karena cemburu Joan menangis. Melihat orang yang Alisa sebut sebagai kakaknya Meisya itu, membuka luka lama Joan yang berusaha ia lupakan mati-matian.

***

"Boyfie kenapa sih? Gak asik!" Alisa berseru marah.

"Kemana aja, tapi jangan ke pasar malam. Joan mohon?"

Silent BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang