14. Rumah Joan

12.4K 1.6K 68
                                    

Hey hey! Balik lagi nih!

Vote komen yess!


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


𝗦 𝗶 𝗹 𝗲 𝗻 𝘁 𝗕 𝗼 𝘆 𝗳 𝗿 𝗶 𝗲 𝗻 𝗱

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[14. Rumah Joan]

Diperjalanan, seisi mobil terasa bising sebab Meisya dan Bima yang selalu ribut. Alisa juga heran, kenapa Bima selalu mencari ribut dengan orang-orang disekitarnya. Sangat merepotkan, memang. Terlebih, ia selalu terbangun saat baru saja terlelap karena suara mereka yang begitu mengganggu.

Seperti saat ini, Bima melirik Meisya yang tengah memainkan ponselnya. Ia mendengus remeh.

"Cewek pas pacaran bio-nya, Jamal, samsudin, dikasih lope semua. Giliran putus, Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, sahabat nabi, I love my self, ginjalku, ususku, tetanggaku, ibuku, adik-adikku, ayahku," cibir Bima begitu melihat Meisya mengganti bio salah satu aplikasi.

Meisya melirik. "Pernah nggak sih lo lagi belanja atau duduk santai tiba-tiba lumpuh karena nyinyirin gue?"

Bima melotot ngeri. "Jahat banget lo, pantesan di selingkuhin."

Meisya mematikan ponsel. "Gue liat-liat, kelakuan lo makin sulit di cerna akal sehat, ya."

"Kayak yang akalnya sehat aja."

"Apa lo bilang?!"

"Kalian bisa gak diem sebentar aja?!" sambar Alisa kesal.

"Temen monyet lo bacot terus, tuh!"

"Mentang-mentang gue ganteng, lo nyalahin gue seenaknya!"

"Bacot, lo bau azab!"

"Diem!" Alhasil, Alisa memukul kepala mereka dan mengancam akan menurunkan keduanya jika masih saja ribut. Meisya dan Bima sontak terdiam seketika. Jika sedang serius, Alisa terlihat seperti nenek sihir.

"Lo berdua kalo sampe jadian awas aja." Alisa kembali duduk, mengambil camilan yang seharusnya untuk anak-anak nanti.

Meisya dan Bima mengucap amit-amit, berkali-kali.

Joan menggelengkan kepala, bibirnya menyunggingkan senyum seraya menarik dagu Alisa untuk membersihkan sisa remahan camilan disana. Wajah Alisa terasa panas dan langsung memalingkan wajahnya.

"Heh lo! Berduaan mulu, hati-hati yang ketiga biasanya setan." Bima menyela. Enak saja bermesraan begitu di depan muka.

"Si Alisa kan emang setan," sahut Meisya tenang sembari memejamkan mata, bersiap untuk tidur.

Silent BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang