Hi guys!
Makasih udah baca cerita ini :)
Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...
Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.
Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.
SELAMAT MEMBACA :)
_________Terdengar bunyi dering telpon dari kantong celana Ares. Ia merogoh kantong celananya untuk mengambil ponselnya.
Ribuan telpon tak terjawab dan chat yang masuk dari mama dan papanya. Ares mengerutkan keningnya, ia kebingungan tak biasanya kedua orang tua Ares menelpon dan ngechat sampai seperti ini. Ada apa?
Ares menghindari diri dari keramain yang ada di lapangan. Ia mencari tempat sepi untuk menelpon balik kedua orang tuanya. Ia berjalan menuju kelasnya, bisanya kalo ada acara seperti ini kelasnya lah tempat yang paling sepi.
"Hallo, kenapa?" tanya Ares pada Tiana.
Tiana adalah anak dari seorang mafia ternama sekaligus kejam di Amerika, dan ia juga mamanya Ares.
"Res.." panggil Tiana dibalik telpon tersebut.
"Apaan si?!" tanya Ares sedikit kesal. Ares paling tidak suka kalo Tiana telpon hanya untuk ngobrol hal yang tidak penting.
"Kakek..."
"Apa si mah? kakek kenapa? kakek mau ke Indonesia?" tanya Ares, yang semakin kesal.
"Kakek udah nggak ada"
DENG!
Ares terdiam mematung, lidahnya terasa sangat kelu saat mendengar kabar kalo kakek kesayangannya meninggalkan Ares untuk selama-lamanya.
Walaupun kakeknya seorang mafia yang kejam, tapi ia selalu baik dan lembut ketika bersama Ares. Setiap libur datang, Ares selalu pergi ke Amerika untuk mengunjungi kakeknya.
Ares telah kehilangan satu orang yang penting bagi hidupnya, orang yang selalu mengerti apa mau Ares dan sayang padanya. Kakeknya lah yang selalu sayang dan mengerti apa mau Ares. Sekarang ia telah pergi meninggalkan Ares tanpa pamit...
Perlahan-lahan air mata itu jatuh membasahi pipi Ares. Ares sangat tidak kuat untuk menahannya, badannya seketika mulai melemas.
Atena yang sedang berjalan menuju kelasnya, kaget ketika melihat Ares meneteskan air mata seraya berdiri diam kaku seperti patung dengan tatapan yang kosong.
Atena yang tadinya ingin masuk kedalam kelas, tidak jadi karna melihat cowo yang kuat, kasar, dan ditakutin satu sekolah itu menangis.
"Res.. kamu masih disana kan?" tanya Tiana.
"Mama bohong" lirih Ares.
"Untuk apa mama bohong masalah kaya gini? udah mama mau siap-siap, sejam lagi pesawat mama berangkat"
"10 menit, Ares. Akan sampe dirumah" ucap Ares seraya menghapus air mata yang jatuh.
"Kamu masih sekolah! mama nggak izinin kamu untuk ikut!" tegas Tiana.
"Nggak! Ares tetap akan ikut!" bantah Ares lalu mematikan telponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERES (Selesai)
Teen FictionDari ribuan cewe diluaran sana, matanya hanya tertuju dengan satu cewe yang sudah berjasa bagi hidupnya selama ini. Tak peduli kata orang, Ares akan melakukan apa pun demi orang tersebut. Dia bisa menjadi baik ke siapa pun, dan dia juga akan bisa me...