Hi guys!
Makasih udah baca cerita ini :)
Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...
Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.
Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.
SELAMAT MEMBACA :)
_________Ares membawa Atena kesalah satu kafe yang lagi hits di Jakarta. Ia langsung melambaikan tangannya memanggil pelayan.
"Saya pesen nasi goreng gila, minumannya saya pesen... caramel macchiato" ucap Ares.
"Kalo mbaknya mau pesen apa?" tanya pelayan tersebut pada Atena.
"Umm... air pu-" Ares langsung memotong ucapan Atena.
"Samain aja" Atena langsung menatap Ares.
Pelayan tersebut langsung mencatat pesanan Ares dan Atena.
"Ya udah mas...mbak, tunggu sebentar ya" ucap pelayan itu lalu pergi.
Atena masih menatap Ares seraya menaikkan salah satu alisnya, melihat itu Ares menatap balik Atena dengan muka konyolnya. Atena langsung memutar bola matanya.
"Ngapain si lo ngajak gue kesini?" tanya Atena kesal.
"Ya mau kerja kelompok lah" jawab Ares santai.
"Kan tadi gue udah bilang, bisa sendirikan? kalo bisa sendiri, mendingan sendiri-sendiri aja. Nanti kaya waktu itu lagi"
"Ih lo mah aneh ya... gue nya mau kerja kelompok, lo nya nggak mau. Nanti kalo gue nggak mau kerja kelompok, lo nya mau. Gimana si?! aneh lo" Atena menyilangkan tangannya di atas dada seraya berdecak kesal lalu menyenderkan badannya dibangku.
Ares mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, sedangkan Atena mengeluarkan buku akuntansi. Tak lama dari Atena mengeluarkan buku paket, makanan yang mereka pesan akhirnya datang.
"Ett... nanti dulu ngerjain tugasnya, sekarang kita makan dulu, udah laper nih"
Atena semakain dibuat kesal dengan tingkah laku Ares. Tanganya menggepal keras seakan ia ingin menonjok muka cowo yang ada di hadapannya itu dengan kencang.
Ares sangat menikmati makanan yang telah ia pesan. Ia melirik ke Atena yang sama sekali belum menyolek makanannya.
"Weh makan, malah diem aja" Atena hanya memalingkan pandangannya.
Ketika Atena melihat sekitar, tiba-tiba ia seperti melihat kedua teman Ares dan mobil yang biasa Ares pakai.
Tapi ketika Atena melihatnya lebih jelas, mobil itu tidak mulus seperti biasanya. Ada goresan dikit dibagian ujung mobil tersebut.
Aryo dan Daniel panik, karna mereka telah menabrak mobil seseorang, dan juga mereka telah membuat lecet mobil Ares.
Pemilik mobil yang ditabrak itu turun, diikuti Aryo dan Daniel. Mereka bedua tampak panik, apa lagi Aryo.
Orang itu meminta Aryo dan Daniel untuk mengganti rugi, tapi Aryo malah menunjuk kearah Ares yang sedang asik makan bersama cewe. Entah siapa yang bersama Ares, mereka tidak tahu.
Orang itu lalu menghampiri Ares. Atena sudah tahu orang itu akan datang menghampiri mereka berdua hanya untuk minta ganti rugi. Ia langsung menyuruh Ares untuk meng-iya kan apa yang nanti Atena ucapkan.
"Res, apa yang gua ucapin nanti, lo harus bilang iya, oke" ucap Atena berbisik pada Ares.
Orang itu datang menghampiri Ares dengan kesal.
"Mas, Ares ya?" tanya orang itu dengan raut muka yang tidak enak dilihat.
"Iya. Siapa ya?" tanya balik Ares.
"Anda tidak perlu tahu siapa saya. Yang hanya perlu anda tahu, anda harus mengganti rugi, karna mobil anda telah menabrak mobil saya"
Ares mengernyitkan keningnya, ia bingung kapan ia menabrak mobil orang yang ada didepannya.
"Itu mobil anda kan? dan dua orang itu teman anda kan?" Ares dan Atena langsung menengok kearah yang ditunjuk oleh orang tersebut.
Atena sudah duga, memang benar Aryo dan Daniel telah memyuruh orang ini untuk minta ganti rugi ke Ares.
"Iya, pak. Mereka teman saya" Atena langsung menendang kaki Ares, hingga Ares meringis kesakitan.
"Bukan pak, mereka bukan teman kita. Memang benar kita lagi nungguin teman kita, tapi bukan mereka" ucap Atena.
Lalu Atena berbisik pada orang itu, membuat Ares mengernyitkan keningnya. "Temen saya emang rabun pak, jadi kalo ngeliat orang, dianggapnya sama semua" orang itu mengangguk mengerti.
"Kalian nggak coba ngebohongin saya kan?" tanya orang itu menurunkan nada bicaranya.
Dengan cepat, Atena langsung menggelengkan kepalanya.
"Tapi mereka bilang mas-nya namanya, Ares. Terus nunjuk kearah sini. Tadi saya tanya bener namanya Ares? iya katanya"
"Pak, gini ya.. yang namanya Ares itu banyak, bukan hanya teman saya doang. Ares yang bapak maksud siapa? dan lagi nama teman saya ini Ares Mahendra Zeus, yakan?!" tanya Atena, lalu menendang lagi kaki Ares.
"I-iya" jawab Ares meringis kesakitan.
"Ko bisa kebetulan gitu ya? kalian yakin kan nggak bohongin saya?"
"Yakin pak, kita nggak bohongi bapak"
"Ya udah maaf ya saya udah nuduh" ucap orang itu lalu pergi seraya menggaruk kepalanya.
Ares langsung menatap Atena dengan tatapan seram. Atena menatap balik Ares dengan muka yang datar.
"Makdud lo apa si tadi?! itu kan emang temen-temen gue! terus pake acara nendang segala lagi, sakit tahu" ucap Ares kesal.
"Kan tadi gue udah bilang, apa yang gue ucapin lo tinggal bilang iya doang. Apa susahnya si?! kalo lo tadi bilang iya, gue nggak akan nendang kaki lo!" balas Atena.
"Oh jadi maksud lo itu?! itu kan temen gue, ya kalo mereka lagi kesusahan ya gue bantu, begitu pun sebaliknya. Mereka selalu ada disetiap gue butuh, ketika gue bahagia mereka selalu ada, ketika gue sedih mereka juga selalu ada! lo cuma orang luar! nggak tahu apa-apa!"
"Lo bener, gue emang orang luar. Tapi gue nggak sebodoh lo! seharusnya lo tahu dong mana temen, mana yang manfaatin doang! lo salah mengartikan kata 'persabatan' atau 'pertemanan' atau sejenisnya itu" ucap Atena monoton.
Ares mengepalkan tangannya, ia bener-bener tidak suka dengan orang yang telah menjelekan kedua temannya.
"Kalo mereka beneran 'teman' lo, terus kemarin malam mereka kemana ketika lo ditonjokin orang yang nggak dikenal?" tanya Atena membuat Ares melemaskan kepalan tangan itu.
Manik matanya membulat penuh ketika ia baru menyadari ucapannya tadi.
"Atena.... bego banget si lo! kalo misalnya dia tahu yang nyelametin dia itu lo, mati lo, Atenaa.." ucap Atena dalam hati.
"Maksud lo?" tanya Ares penasaran.
Memang benar kemarin malam Ares habis ditonjok dengan orang yang tak dikenal, dan dia ditolong oleh seorang perempuan cantik yang sebelumnya ia pernah liat ditoko es krim.
Tapi Ares tidak tahu pasti siapa sebenernya yang telah menolongnya kemarin malam itu. Apa dia itu... Atena?
Atena menelan salivanya, ia kebingungan untuk menjawab pertanyaan dari Ares.
"Y-ya ya nggak maksud apa-apaan. Gini ya, Res. Gue tanya lagi sama lo, mereka beneran temen lo atau benalu?" tanya Atena sukses membuat Ares naik darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERES (Selesai)
Teen FictionDari ribuan cewe diluaran sana, matanya hanya tertuju dengan satu cewe yang sudah berjasa bagi hidupnya selama ini. Tak peduli kata orang, Ares akan melakukan apa pun demi orang tersebut. Dia bisa menjadi baik ke siapa pun, dan dia juga akan bisa me...