TANDA TANYA

60 42 40
                                    

Hi guys!

Makasih udah baca cerita ini :)

Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...

Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.

Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.

SELAMAT MEMBACA :)
_________

Daniel memberhentikan mobilnya didepan rumah Atena. Atena pun melepas seat belt.

“Atena tunggu. Lo serius?”

“Gue serius Niel. Tolong ya bantuin gue”

“Oke, kalo gitu. Ya udah gue langsung balik kerumah sakit ya”

“Iya” Atena membuka pintu mobil Daniel. Saat ingin menutup Atena kembali memastikan Daniel agar tidak memberi tahu siapa-siapa soal donor darah. “Niel, gue minta tolong lagi sama lo, tolong ya jangan kasih tahu siapa-siapa kalo gue yang donorin darah buat, Ares”

“Lho kenapa emang?”

“Nggak papa, lebih baik keluarga Ares dan teman-temannya nggak usah tahu”

“Oke kalo itu mau lo, gue nggak akan bilang ke siapa-siapa bahkan ke Q”

“Makasih ya, Niel” Atena menutup pintu itu. Daniel langsung menurunkan kaca mobilnya.

“Ya udah, Atena. Gue balik lagi kerumah sakit ya. Kalo ada apa-apa telpon aja gue”

“Iya. Hati-hati ya” Daniel pun jalan pergi.

.....

Dokter datang menghampiri Tia dan Lukman yang sedang duduk dibangku lorong itu dengan anak kompeni.

Senyum lebar dari wajah dokter itu. “Siang pak, ibu. Saya datang kesini untuk membawakan kabar gembira untuk bapak dan ibu”

“Kabar apa dok?” tanya Lukman.

“Alhamdulillah akhirnya anak ibu mendapatkan donor darah”

Tia terkejut mendengar itu, ia menutup mulutnya dengan satu tangannya. Tiba-tiba air matanya keluar. “Ini bener dok” tanya Tia memastikan.

“Iya ibu benar. Tadi pendonor itu memberikan darahnya untuk anak ibu dan bapak”

Tia, Lukman dan anak-anak kompeni yang mendengar itu langsung tersenyum lebar. Mereka berbahagia setelah mendengar kabar baik itu.

Daniel yang baru saja sampai di rumah sakit melihat lorong depan kamar Ares sudah ramai dengan anak kompeni dan kedua orang tua Ares.

Aga tiba-tiba memeluk Daniel membuat Daniel semakin bingung. “Ada apa si, Ga?” tanya Daniel.

“Ares, Ares udah dapet donor darah, Niel” jawab Aga dengan semangat.

“Oh, yah? selamat. Akhirnya di bisa kembali lagi sama kita” ucap Daniel lalu tersenyum tipis.

.....

Dikamarnya Daniel yang tengah main ps, terhenti karna memikirkan kata-kata Atena yang tadi siang, ia gelisah memikirkannya. “Apa iya Ares... ARGGH!” Daniel mengacak-ngacak rambutnya. “Tapi nggak mungkin” lanjutnya.

“Niel please gue nggak tahu harus minta tolong sama siapa lagi”

“Niel! Gue nggak bisa jelasin, ini menyangkut masa lalu gue! hmgue cuma minta tolong itu doang”

“Gue akan bantu, kalo lo kasih tahu gue alasannya”

Atena menghela napasnya. “Oke. Jadi 4 tahun yang lalu orang tua dan kembaran gue meninggal karna dibunuh. Selama 4 tahun itu gue mencari siapa pembunuhnya dan selama 4 tahun itu juga kenangan buruk itu menghantui gue. Sampai akhirnya gue ketemu, Ares. dia ngebuat gue bisa melupakan kenangan buruk itu” jelas Atena, tiba-tiba air matanya keluar. Atena menundukkan palanya seraya menyeka air mata.

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang