Hi guys!
Makasih udah baca cerita ini :)
Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...
Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.
Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.
SELAMAT MEMBACA :)
_________“Jadi gitu ka. Ka V yang suruh untuk kakak ditempati diperlengkapan” ucap Qinthara seraya berjalan menuju aula.
“Aku jadi penasaran sebenernya siapa si, V?” Qinthara menaikkan bahunya membuka pintu ruang aula.
“Tapi ka orangnya ganteng, ya...sebelah dua belas lah gantengnya sama ka Ares” mereka pun memasuki ruang aula tersebut.
Aula tersebut sudah dipenuhi dengan para siswa yang ikut, Qinthara melihat lambaian tangan Daniel mereka berdua pun menghampirinya.
Atena sangat penasaran sekali dengan orang yang bernama V, tapi ia tidak bisa melihatnya dengan jelas karna jarak duduk antara mereka sangat jauh, ditambah banyak sekali orang yang lalu lalang di hadapannya. Dan juga Ares yang duduk disamping Atena membuatnya jadi tidak bisa fokus.
Rapat pun selesai semua orang langsung kuar dari ruangan tersebut.
......
Tidak terasa hari begitu cepat, esok adalah hari pembukaan J-Cup dan hari ini semua panitia inti dan tidak inti diharuskan untuk ikut rapat untuk persiapan besok.
“Yang kita bicara kan dari minggu-minggu kemarin akan segera dimulai besok, dan sekali lagi saya minta kerja samanya sama kalian. Acara ini akan sukses berkat kerja keras kita semua. Jadi saya memohon pada kalian untuk kerja sama timnya, jangan ada yang ngandel-ngandelin kita semua disini saling membatu. Oke” ucap V selaku ketua penyelenggaraan J-Cup. “Oke, kalo gue bilang J-Cup 2.0, kalian bilang sukses ya” lanjutnya.
“SIAP!” teriak semua panitia yang ada di ruangan itu.
“J-CUP 2.0!!”
“SUKSEEESS!!!” semua orang langsung bertepuk tangan dan bersorak.
......
Hari pertama J-Cup begitu lancar, semua terkendali dari upacara pembukaan, penyambutan sekolah-sekolah, hingga perlombaan semuanya terkendali.
Dari arah belakang Ares, terdapat dua cewe yang dari tadi memperhatikan Ares yang sedang mendokumentasikan perlombaan. Tak lama mereka berdua menghampiri Ares.
“Hai, Res. Kita boleh minta tolong nggak?” tanya cewe yang digerai. Ares hanya menatap mereka dengan muka yang datar.
“Tolong angkatin kardus minuman itu ya, berat banget nih, kita nggak kuat” ucap cewe cepol yang berada disebelahnya.
“Please....”ucap kedua cewe itu berbarengan seraya mengangkat kedua telapak tangannya saling menyatu.
Ares berdecak seraya memutar bola matanya lalu berjalan menuju kardus itu.
Saat Ares mengangkat kardus itu ia melihat Atena yang baru saja keluar dari aula dan mata mereka saling bertemu.
Melihat itu Ares langsung memberikan kardus itu pada kedua cewe yang ada disebelahnya lalu pergi menghampiri Atena.
“Hai. Sini gue bantu” ucap Ares tersenyum lebar seraya mengambil kardus itu, tapi Atena langsung menolaknya.
“Nggak usah. Mendingan lo bantuin aja dua cewe itu, mungkin mereka kesulitan buat angkat kardus” ucap Atena lalu pergi meninggalkan Ares.
Ares menghentakkan kakinya seraya mendengkus lalu kembali ketempat dua cewe itu. Akhirnya Ares membantu mereka.
Dihari itu banyak sekali cewe-cewe yang mendekat ke Ares, tak hanya mendekat tapi mereka juga memberi makanan dan meminta foto padanya.
Setiap Ares jalan pasti ada saja cewe yang mendekat dan mengikutinya. Ares muak, ia membalikkan badannya memberi tatapan tajam pada cewe-cewe itu.
“Bisa nggak lo semua nggak ikutin gue terus?!” semua cewe yang mengikuti Ares langsung terdiam dan menundukkan pandangannya.
Datang seseorang dari belakang yang langsung merangkulnya. “Jangan marah-marah dong, Res. Nanti mereka takut” ucap Tara seraya membelai Ares.
“Crk ah, lo lagi njing” ucap Ares seraya menyingkirkan tangan Tara dari bahunya. “Kenapa si harus dipertemukan sama kalian! gue tuh cuma mau-” potong Ares.
“Gue kan?” tanya Tara. Cewe-cewe yang ada di hadapan mereka langsung saling lirik-lirikkan menahan tawa.
Melihat cewe-cewe itu menertawainya, Tara langsung menatap mereka dengan tatapan sinis.
“Kenapa lo? iri?!” mereka menggelengkan kepalanya. “Res, seharusnya lo berterima kasih sama gue, karna gue akan menyingkirkan lo dari para hama ini” lanjut Tara.
“Tanpa lo dateng, gue juga bisa usir mereka” Ares langsung pergi meninggalkan para cewe itu.
Saat Ares sedang berjalan di koridor kelas 12, ia mendapati Atena yang tengah berada didalam kelasnya sedang menatap kearah luar jendela.
Ares berjalan menghampirinya pelan-pelan, ia berdiri tepat disamping Atena.
“Hai” Atena menengok menatap Ares.
“Gimana? udah berapa yang minta foto? dan cewe yang tadi, jadi dibantun?” tanya Atena yang kembali menatap kearah luar jendela.
“Kayanya udah ada seribu lebih deh” dengan cepat Atena mengok ke Ares. “Ya tapi kalo lo nggak mau gue dimintain foto sama cewe-cewe itu, terus bantuin mereka...gue nggak masalah ko” lanjut Ares, Atena kembali menatap jendela itu.
Ares tersenyum memandangi wajah Atena. Hanya memandanginya saja Ares udah dibuat senyum-senyum, apa lagi kalo Atena sudah menjadi milikinya, mungkin Ares bisa gila.
"Ehm, gue mau nanya dong” Atena bergumam. “Kenapa si lo suka banget duduk disamping jendela?" tanya Ares.
"Karna...adem" jawab Atena.
"Adem? karna adem doang?"
“Ya lagian lo random banget si, tiba-tiba nanyain gituan”
“Ya nggak papa, gue penasaran aja”
"Gue suka liat pemandangan dari ketinggian, jadi gue bisa liat semua orang dari atas sini. Gue juga suka ngeliat sma jaya bubaran sekolah sama jam istirahat. Seru liat mereka berkumpul ditempat yang sama tanpa tahu satu sama lain"
Ares menatap Atena seraya tersenyum tipis, ia mendengarkan semua ucapan yang keluar dari mulut Atena seolah ia sangat suka kalo Atena terus-menerus berbicara.
"Ketika lo berdiri disini, lo bisa liat berbagai macam orang yang berbeda-beda. Lo bisa liat orang tertawa, nangis, teriak-teriak. Lo bisa liat semuanya termasuk itu tuh, liat sepasang kekasih dibawa pohon deket lapangan. Gue yakin mereka lagi berantem dan bentar lagi cewe nya bakal nampar si cowo" jelas Atena lalu menatap Ares, Ares yang tadi sedang menatap Atena langsung memalingkan pandangannya kearah sepasang kekasih itu.
"Lah dugaan lo bener, tuh cewe nampar si cowo. HAHAH" ucap Ares seraya tertawa bahagia. "lo bener kita bisa liat apa aja dari sini" lanjutnya.
"Dan juga kita bisa merasa bahagia tanpa harus berada disana" ucap Atena seraya tersenyum menatap Ares.
Ares menatap kembali Atena, tatapan yang sama ketika Ares memberikan rompinya untuk Atena. Tempat yang sama dan suasana yang sama, entah apa maksud dari tatapan tersebut, apakah tatapan tersebut adalah tatapan cinta? apakah Atena sudah mulai menyukai Ares?
Lagi-lagi moment itu kembali hancur ketika Daniel datang.
"Woy! gue cariin kemana-mana ternyata kalian disini. Ayo cepet turun, 3 menit lagi perlombaan selanjutnya dimulai" ucap Daniel lalu pergi turun diikuti oleh Ares dan Atena.
KAMU SEDANG MEMBACA
TERES (Selesai)
Fiksi RemajaDari ribuan cewe diluaran sana, matanya hanya tertuju dengan satu cewe yang sudah berjasa bagi hidupnya selama ini. Tak peduli kata orang, Ares akan melakukan apa pun demi orang tersebut. Dia bisa menjadi baik ke siapa pun, dan dia juga akan bisa me...