PENOLAKKAN SECARA HALUS

94 72 50
                                    

Hi guys!

Makasih udah baca cerita ini :)

Seperti biasa, kalo ada yang typo tulis dicomment ya...

Jangan lupa vote supaya aku makin semangat lagi buat bikin ceritanya.

Tungguin terus kelanjutan dari cerita ini.

SELAMAT MEMBACA :)
_________

Sepulang sekolah Ares dan Daniel langsung pergi mengambil barang-barang Ares dirumah nya. Setelah itu mereka pergi ketongkrongan anak Kompeni.

Ares mendatangi Aryo yang sedang duduk sambil merokok lalu ia duduk berhadap-hadapan dengan Aryo.

"Ey, Yo" panggil Ares seraya menepuk bahu Aryo. "Um, Yo. Kartu atm gue masih lo pegang kan?" Aryo mengangguk pelan seraya mengisap rokok.

"Umm, gini, Yo. Aduh gue jadi nggak enak nih ngomongnya, gimana ya?"

"Ngomong apaan si lo? ngomong aja elah" ucap Aryo.

Ares menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Gini, boleh nggak gue minta kartu atm gue balik?"

"Lah kan lo udah kasih gue"

"Ya kan waktu itu gue cuma bilang pengang doang, nggak ngomong itu buat lo"

"Hah, lo bercanda ya? kalo barang udah dikasih, nggak boleh dibaliki lagi. Namanya borok sikut"

"Y-ya tapi gue lagi butuh banget, Yo. gue-"

"Nggak! lo udah kasih gue, barang yang udah gue pegang nggak bisa dibalik lagi, mau gimana pun caranya" Aryo berdiri seraya mematikan rokoknya lalu pergi meninggalkan Ares. Ares mengacak-acak rambutnya.

......

Atena yang sedang duduk di taman belakang sekolahnya seorang diri, dikagetkan dengan kedatangan Ares yang membawakannya satu es krim.

"Nih buat lo, sebagai permintaan maaf gue karna udah marah-marah sama lo kemarin. Maafin yah" ucap Ares memberikan es krim itu.

Atena menganggukkan kepalanya seraya menerima es krim dari Ares.

"Tumben nggak ke perpus?" Atena hanya tersenyum seraya membuka bungkus es itu.

Ares merasa ada yang beda dengan Atena, setiap Ares tanya ia hanya tersenyum, mengangguk dan tak banyak bicara. Ya walaupun bisanya Atena seperti itu, tapi kali ini ada yang beda dengannya seperti ada sesuatu yang Atena tutupi.

"Napa lo? ko diem aja si?" tanya Ares penasaran.

"Yakan biasanya gue emang diem" jawab Atena seraya memakan es krim.

"Ya tapi kali ini beda aja"

Atena kembali diam, ia hanya menikmati es krim itu tanpa menatap Ares. Membuat Ares semakin penasaran.

Tiba-tiba Ares jadi teringat dengan kejadian kemarin yang di dalam mobil, entah mengapa pada saat itu Ares benar-benar tidak ingin Atena berpaling darinya.

Setiap Atena bersenang-senang dan berbagi tawa bersama cowo lain, Ares merasa tidak suka melihat itu. Ia hanya ingin Atena terus tertawa dan bersenang-senang dengannya, hanya dengan Ares.

"Atena, soal kemarin yang di mobil, gue...benaran cemburu. Gue nggak suka ketika lo deket-deket sama orang lain selain gue, dan gue nggak suka ketika lo seneng-seneng, ketawa-ketawa sama orang lain. Gue mau senangnya lo, ketawanya lo, dan sedihnya lo hanya untuk gue. Hanya gue yang bisa liat dan merasakan itu semua, bukan orang lain" ucapnya membuat Atena terhenti sekejap.

"Res, stop. Gue nggak mau mulai lagi, udah cukup kemarin aja"

"Nggak bisa, gue serius, gue serius soal ini, soal perasaan ini. Gue suka sama lo, Atena" ucapannya membuat Atena terlonjak kaget.

Ia hanya menatap lurus dan tak bergerak sedikit pun seperti mematung. Jantungnya berdegup kencang mendengar itu.

Apakah ini benar? Ares suka dengan Atena? atau ini hanya salah satu permainannya? Apakah Atena harus percaya dengannya?

Banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, Atena tidak tahu harus berbuat apa? ia bingung.

"Atena, what's wrong with you? ibu liat nilai kamu akhir-akhir ini menurun lho, ya walaupun nggak drastis, tapi ibu tetep aja takut. Kamu kan tahu kalo mau dapat jalur undangan nilainya harus bisa naik terus atau nggak stay aja disitu nggak berubah. Kalo misalnya turun, takutnya kamu nggak dapat sayang" jelas bu Wati serya berjalan menghampiri Atena yang duduk di sofanya.

"Iya bu saya tahu, saya akan lebih giat lagi bu untuk itu" jawab Atena lirih.

"Ya nggak papa kalo kamu istirahat dulu dari itu, hirup udara segara, refreshing. Jangan terus-terusan kamu paksakan, nanti yang ada kalo kamu paksakan terus-menerus, takutnya semuanya akan sia-sia" Atena menganggukkan kepalanya pelan.

"Ada apa si? ibu kan udah pernah bilang, kalo ada masalah cerita aja sama ibu, ibu siap mendengarkan. Apa ini ada hubungannya dengan Ares? Apa dia ganggu kamu?"

Ares memegang tangan Atena membuyarkan lamunannya. "So, lo mau kan jadi pacar gue?"

Atena menelan salivanya, pertama Atena masih nggak percaya akan secepat ini, kedua ia masih belom siap untuk berkomitmen dengan siapa pun. Ketiga Atena masih belom bisa mengatur waktu untuk kedua keduanya dan lagi akhir-akhir ini nilainya menurut.

Atena takut kalo ia menerima Ares sebagai pacarnya, kesempatan untuk mendapatkan jalur undangan akan hilang...

"Atena, lo mau kan?"

"Umm, sorry, Res. gue lupa kalo ada buku yang harus gue balikin ke perpus" ucap Atena yang langsung berdiri lalu pergi.

Saat Atena sedang berjalan menuju depan gerbang sekolah, ia dikejutkan dengan kedatangan Doni yang tiba-tiba.

Atena terkekeh saat melihat ekspresi muka Doni yang tengah menunggunya didepan gerbang diganggui sama cewe-cewe sekolahannya.

Atena tidak ingin mengganggu perkenalan Doni dengan cewe-cewe yang ada disana, ia langsung menghindarinya. Tapi saat Atena ingin menghindari itu, Doni langsung melihatnya dan pergi menghampiri Atena.

Melihat Atena pergi dengan cowo keren nan tampan itu, Ares mengepalkan tangannya dengan keras, ia kesal melihat itu. Apa Atena menoloknya karna sudah ada yang isi hatinya?

TERES (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang